Manusia diciptakan untuk menjadi kholifah di bumi dengan memakmurkan bumi ini...juga untuk beribadah agar kita dapatkan keridhan-NYA,,, Kita bisa mengetahui sesuatu itu diridhai atau tidak oleh Allah, Tolok ukur pertama adalah syariat atau aturan yang ditetapkan dalam agama kita,maka dari itu kita butuhkan khilafah ditegakan,,karena syariat tanpa khilafah bagaikan cai dalam ayakan ( air dalam tempayan)
Hidup indah dengan syariah...Hidup kokoh dengan khilafah...masalah terarah dengan Islam kaafah..
15/01/11
Kisah Sejarah” dalam Al-Qur’an
PERBEDAAN interpretasi dalam memaknai konteks ayat al-Qur’an merupakan bagian dari naluri kemanusiaan. Dalam segala hal, perbedaan jangan dianggap sebagai penghalang, yang memisahkan semangat manusiawi dengan ...kemampuan-kemampuan yang diberikan Allah untuk mengetahui kebenaran wahyu sepanjang ia berada di dalamnya.
Selama ini, para penafsir sering melakukan pengkajian kisah sejarah dalam al-Qur’an dianggap benar (pernah) terjadi. Padahal, sejarah bukanlah semata-mata tujuan utama al-Qur’an. Begitu pula dengan sebagian penafsir, interpretasi tentang kisah dalam al-Qur’an lebih terjebak pada pendekatan historis seperti halnya membaca teks-teks kitab sejarah.
Menurut Khalafullah, seorang Sarjana Doktoral Mesir di bidang Sastra Arab yang melakukan penelitian berjudul “al-Fann al-Qashashi fi al-Qur’an al-Karim, dengan pendekatan metodologi sastra dalam melihat kisah-kisah dalam al-Qur’an. Untuk menjelaskan nilai-nilai kisah dalam al-Qur’an sangat membutuhkan interpretasi dan metodologi sartra. Dalam tradisi barat, sastra adalah sebuah karya dan warisan sejarah memiliki kemampuan dalam mengekspresikan sisi logika, psikologis, dan seni dalam sebuah teks. Melalui pendekatan metodologis sastra semacam ini akan banyak terungkap dimensi seni dan sastra yang dimiliki al-Qur’an sebagai salah satu kemukjizatannya.
Penggunaan metodologis seperti ini masih tergolong baru dan belum pernah diterapkan. Karena itu, karya yang ditulis oleh Khalafullah sempat menjadi perdebatan dan polemik di kalangan ulama, politisi dan Guru Besar Mesir, terutama bagi anggota tim penguji yang sebelumnya menampakkan ketidaksetujuannya atas gagasan itu. Artinya, sebuah pemikiran baru dipandang berbahaya bagi agama dan merusak keimanan mereka yang melakukannya. Bahkan, polemik tersebut lebih bersifat politis ketimbang mendahulukan pertimbangan ilmiah dan kebenaran agama.
Seperti yang diungkap Khalafullah, bahwa pokok perbedaan yang sebenarnya disebabkan karena kelambanan dan kurangnya pemahaman saja. Penjelasan tentang ayat-ayat al-Qur’an yang selalu disebut al-Qur’an sebagai al-Haqq (kebenaran) bukanlah seperti yang dipercayai umat Islam umumnya. Karena kata al-Haqq sesungguhnya menjadi kontroversial karena kata tersebut diiringi dengan kata amtsâl (perumpamaan).
Begitu pula dengan pandangan tentang al-matsl juga ditujukan untuk al-qishshah (kisah), karena al-matsl sering dijadikan sebuah kisah, atau sebaliknya sebuah kisah sering dijadikan al-matsl (perumpamaan). Padahal dalam al-Qur’an, penggunaa al-matsl didahului al-dharb (membuat). Hal itu menunjukkan unsur kesengajaan atau frase yang digunakan untuk menceritakan peristiwa tertentu yang serupa dan sama dengan yang dialami.
Menurut hasil intrepretasi dan analisis teks selama ini, Khalafullah berkeyakinan bahwa sepanjang pengetahuannya para penafsir jarang yang mau menyentuh metode pendekatan sastra. Justru mereka mencari alternatif lain yang kurang tepat. Langkah-langkah penafsir dalam menyikapi unsur-unsur sejarah sebuah kisah ini mengakibatkan munculnya fenomena-fenomena penafsiran yang beragam dan menemukan kejanggalan-kejanggalan penafsiran.
Menyikapi hal itu, rekomendasi dari temuanya, Khalafullah menjelaskan tentang beberapa hal yang patut menjadi bahan pemikiran. Pertama, penafsir yang menjadikan sejarah sebagai pendekatan, sering berpanjang-lebar membahas persoalan-persoalan sejarah. Sehingga seolah-olah kisah al-Qur’an tersebut dijadikan tema pokok dan dibahas sebagaimana dilakukan dalam buku sejarah. Kedua, pendekatan yang diyakini penafsir sebagai sebuah cara yang tepat untuk menafsirkan kisah-kisah al-Qur’an membuat mereka fanatik. Dengan pendekatan semacam ini, mereka mengganggap metode pendekatan sastra sangat tidak relevan untuk diterapkan. Ketiga, ketergantungan penafsir kepada pengetahuan sejarah, israiliyat, dan perkiraan analisa, ternyata tidak dapat membantu mereka memecahkan misteri dan menyingkap tabir kisah.
Jika masih menggunakan pendekatan sejarah, maka dikhawatirkan materi kisah dan kebenarannya, seringkali justru membuat penafsir keliru dalam menyikapi kisah-kisah itu. Sebab, kebanyakan materi kisah atau peristiwa yang diceritakan tersebut tidak sesuai dengan apa yang mereka ketahui dari sejarah. Melalui nalar Islam, kisah-kisah sejarah tidak dapat dipahami sebagai sebuah realitas sejarah, kecuali dengan pelbagai macam takwil.
Barangkali pandangan dan pemikiran yang digagas oleh Khalafullah itu dapat menjadi diskusi lebih lanjut oleh para mufassir dan ahli sastra di perguruan tinggi. Untuk mengisi ruang kevakuman selama ini, ada baiknya jika gagasan tersebut mendapat perhatian dari kalangan yang mendalami ilmu tafsir. Dengan begitu diharapkan wacana dan hasil pemikiran semacan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi orang yang mendalami ilmu-ilmu al-Qur’an.
Cewek Modal Display, Nggak Level!!
By: Ria Fariana
Aha! Pasti udah tahu dong bahwa ada begitu banyak kontes umbar aurat bertebaran: ada Miss World, Miss International, Miss Campuss, Miss USA, Miss Indonesia, Puteri Indonesia, dan masih banyak lagi. Indonesia bahkan beberapa kali ikutan ngirimin cewek yang display-nya aduhai ke ajang Miss Universe. Latah banget ya? Duh, kok para perempuan itu begitu antusias mengikuti berbagai macam lomba sejenis yang intinya adalah ajang untuk memamerkan auratnya sebebas-bebasnya. Saya juga perempuan, tapi nggak mau tuh pamer aurat. Itu merendahkan harkat dan martabat wanita!
Oya, perempuan juga ada di iklan pun. Mulai dari produk permen hingga mobil, semua memakai tubuh perempuan sebagai upaya menarik konsumen dengan tujuan melariskan dagangannya. Rambut, kulit, gigi, pipi, mata, kaki, tumit, hingga ke ketiak, semua merupakan komoditi laris untuk ‘menjual’ perempuan.
Sebagai perempuan, pernahkah terbersit di benak kita “Mengapa perempuan itu begitu senang dan bangga ketika tubuhnya diekspos sedemikian rupa?” Fitrah pemalu yang ada pada diri perempuan seolah sirna ketika pandangan takjub audiens dan kilatan lampu blitz semakin menelanjangi tubuh mereka yang sudah setengah telanjang itu. Mengapa ini terjadi?
....Mengapa perempuan itu begitu senang dan bangga ketika tubuhnya diekspos sedemikian rupa?....
Kebodohan merajalela
Yupz, kebodohan merajalela di tubuh umat termasuk perempuan. Akibatnya jelas, perempuan menjadi mudah dibodohi dengan ‘iming-iming’ ketenaran semu dan kemewahan duniawi. Kemolekan tubuh perempuan dijadikan ajang eksploitasi. Celakanya, justru yang mengeruk keuntungan lebih besar dari semua itu adalah mereka yang memiliki modal. Perempuan hanya dijadikan ujung tombak yang mendapat rupiah tak seberapa. Karena faktor kebodohan, perempuan merasa bahwa ia dipuja dan dihargai.
Gimana tidak disebut bodoh, ketika dalam sebuah tayangan iklan, perempuan digambarkan kucel dan terbelakang dengan rambut panjang dan kacamata tebalnya. Lalu secara otomatis, perempuan ini bisa menjadi idola dengan memakai produk tertentu. Bukan produknya yang jadi masalah, namun penampilan perempuan tersebut yang ternyata berubah menjadi berambut pendek tanpa kacamata dan yang paling bikin jakun lawan jenis naik turun adalah gaya berpakaiannya. Perempuan ini memakai rok super pendek dan baju atas you can see (everything?) dan berjalan berlenggak-lenggok dengan ganjennya. Ckckck, untuk jadi popular harus bertingkah murahan seperti itu?
Kasihan perempuan. Jauh lebih kasihan lagi perempuan yang dipajang di display hanya sekadar sebagai pajangan untuk menarik minat pembeli. Mulai dari SPG (Sales Promotion Girl) yang syarat utama adalah penampilan menarik (baca: tidak memakai kerudung apalagi jilbab) hingga kontes Miss apa pun itu namanya.
Kontestan finalis lomba Miss atau Puteri-Puteri-an itu hanya dijadikan sebagai pelengkap penderita dalam setiap kesempatan. Dibawa ke ajang pariwisata, paling-paling tugasnya cuma menyambut dan mendampingi pejabat yang datang. Bilapun ada yang berdalih untuk menaikkan jumlah wisatawan yang hadir, jadi muncul pertanyaan, “Ini yang dijual Miss Pariwisatanya ataukah objek wisata yang ada?”
....Kasihan perempuan. Jauh lebih kasihan lagi perempuan yang dipajang di display hanya sekadar sebagai pajangan untuk menarik minat pembeli....
Rancu. Belum lagi para pemenang kontes umbar aurat itu selalu dijadikan ikon untuk misalnya peduli kanker, peduli AIDS, peduli lingkungan, dll. Padahal kontribusinya juga tak jelas pada semua gerakan tersebut. Belum lagi ketika ditanya tentang sesuatu agak mendetil yang membutuhkan luasnya wawasan dan kecerdasan, seringkali jawabannya tulalit. Inikah potret perempuan yang dikatakan mempunyai ‘brain, beauty dan behavior’ itu?
Perempuan, jangan mau jadi korban!
Dari berbagai gambaran di atas, jelas sekali kalau perempuan itu hanya dijadikan objek pelengkap penderita saja. Anehnya lagi, dari pihak perempuan sendiri merasa asik-asik saja diperlakukan demikian. Tapi sebetulnya, cuma perempuan bodoh dan mau dibodohi saja yang rela diperlakukan demikian. Perempuan smart atau cerdas pasti bakalan ogah memilih jalan hidup yang menghinakan seperti itu.
Bro en Sis, sebetulnya dalam hal ini, siapa atau pihak mana sih yang diuntungkan dengan adanya tren cewek modal display? Jelas banget kalo yang diuntungkan itu pastilah mereka orang-orang yang mendewakan materi sebagai tuhan dalam hidup ini. Mereka yang menganggap bahwa kebahagiaan terbesar adalah ketika kepuasan duniawi semisal duit dalam jumlah banyak plus perempuan bertubuh molek bertebaran di sekeliling untuk dilecehkan. Orang tipe ini yang ada di pikirannya hanyalah seputar perut dan apa yang di bawah perut (syahwat).
Mereka ini adalah pemodal alias orang yang mempunyai duit banyak. Dengan duit itu mereka seolah-olah mampu membeli perempuan untuk diperbudak semau mereka. Jadilah fenomena cewek modal display ini makin marak karena dari pihak cewek atau perempuan sendiri memang bangga bila sudah jadi budak materi. Klop!
Orang seperti ini dilindungi oleh sistem yang bernama kapitalisme. Karena memang dari namanya saja, sistem ini jelas menguntungkan mereka para pemilik modal. Jadi jangan heran bila akhirnya hukum rimba yang berlaku. Siapa yang kuat (duitnya banyak) dialah yang menang. Dalam hukum rimba seperti ini, hewan-hewan lain di sekeliling hanya ikut dan ho’oh saja karena takut dilahap si raja rimba.
....Perempuan bukan kumpulan hewan tak berdaya. Perempuan mempunyai akal yang bisa dimaksimalkan untuk menolak eskploitasi dirinya....
Masalahnya, perempuan bukan kumpulan hewan tak berdaya. Perempuan adalah manusia dengan segenap potensi yang diberikan Sang Pencipta padanya sebagaimana yang diberikan kepada laki-laki. Perempuan mempunyai akal yang bisa dimaksimalkan untuk menolak eskploitasi dirinya. Ditambah dengan keimanan yang mendalam, perempuan cerdas berani bertindak dan berkata TIDAK pada semua jenis pelecehan apa pun itu bentuknya.
Perempuan, bangkitlah!
Tak ada alasan bagi perempuan untuk berdiam diri menyaksikan kaumnya dilecehkan sedemikian rupa. Karena sungguh, Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mau berusaha mengubah nasibnya sendiri (coba deh, cek di Al-Quran surat Aar-Ra’d ayat 11). Begitu pula dengan perempuan.
Kapitalisme hadir untuk menghinakan perempuan dan harkat kemanusiaannya. Begitu juga isme lain yang sudah sekarat yaitu sosialisme (termasuk komunisme di dalamnya), sudah dicampakkan di banyak negeri karena bukannya menjunjung tinggi martabat manusia tetapi malah semakin merendahkanya. Hanya Islam saja yang telah terbukti selama lebih dari 14 abad memuliakan kehidupan, bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan.
Islam memuliakan perempuan dengan segenap keistimewaan yang ada pada dirinya. Sekuat apa pun laki-laki, ternyata surganya ada di bawah telapak kaki ibu. Sehebat apa pun seorang suami, ia bukan apa-apa tanpa perempuan shalihah di sisinya. Perempuan adalah tiang negara. Karena posisinya sebagai tiang inilah, kualitas dirinya harus benar-benar teruji sebagai penyangga sebuah peradaban.
....Islam memuliakan perempuan dengan segenap keistimewaan yang ada pada dirinya. Sekuat apa pun laki-laki, ternyata surganya ada di bawah telapak kaki ibu....
Kualitas bukanlah kuantitas. Kualitas mengacu pada nilai diri seseorang dalam hal ini adalah perempuan. Sedangkan kuantitas mengacu pada materi atau dalam hal ini bisa disebut secara fisik. Belum pernah ada kehebatan sebuah negara ditentukan seberapa cantik atau seberapa seksi perempuan yang jadi warga negaranya. Sebaliknya, negara yang menjadikan perempuan hanya sebagai display, maka siap-siap saja menunggu kehancurannya.
Perempuan memang cantik. Ini adalah sesuatu yang alami ada pada diri setiap perempuan. Karena kecantikan ini pula diberlakukan keistimewaan pada diri perempuan yang berbeda dengan laki-laki, semisal dalam hal berpakaian. Auratnya adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Aturan syariat ini ada karena Islam ingin menjaga perempuan agar tetap cantik karena tubuh dan kulitnya terlindung di balik kain yang lembut.
Begitu juga dalam hal mencari duit untuk nafkah keluarga. Perempuan tidak mempunyai kewajiban bekerja. Bilapun ada kondisi tertentu yang membuat perempuan ‘harus’ bekerja, maka itu pun harus tetap memperhatikan aturan syariat semisal dalam hal berbusana. Ia tetap harus bekerudung dan berjilbab ketika keluar rumah, tidak khalwat (berdua-duaan dengan laki-laki non mahrom), tidak ikhtilat (bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan tanpa ada alasan yang syar’i) dan sesuai dengan fitrahnya sebagai perempuan. Satu lagi yang penting, ia pun harus mendapatkan izin dari walinya, bisa suami atau ayahnya. Subhanallah, hebatnya Islam!
Keluarnya perempuan untuk bekerja, seyogyanya dalam rangka memaksimalkan potensi dirinya untuk kemaslahatan umat. Cewek modal display hanya mengandalkan sisi keperempuanan secara tubuh, seolah perempuan tak punya modal lain selain itu saja. Ih… merendahkan banget! Padahal bila mau, perempuan bisa sangat cerdas dan berkualitas. Inilah yang saat ini seharusnya dimaksimalkan oleh perempuan agar tak ada lagi pihak yang memperlakukan dirinya ‘habis manis sepah dibuang’. Cewek modal display bila sudah tak cantik lagi dan kulitnya mulai berkerut, siapa juga yang mau mempekerjakan dirinya? Beda dengan akal dan akhlak yang lifetime-nya hingga nyawa menjemput.
....Islam menjamin keberlangsungan perempuan dengan memaksimalkan potensi akal dan akhlaknya demi kebaikan perempuan itu sendiri....
So, Islam menjamin keberlangsungan perempuan dengan memaksimalkan potensi akal dan akhlaknya demi kebaikan perempuan itu sendiri. Hanya perempuan yang tak tahu berterima kasih saja yang enggan memakai Islam dalam segenap aspek kehidupannya. Jadi, kalo kamu termasuk perempuan yang tahu berterima kasih terhadap yang menciptakan dirimu, plus juga cerdas dan shalihah, pasti deh bakalan memilih hidup cara Islam dan mencampakkan pilihan hidup lain selain Islam. Abisnya, udah tahu nikmatnya Islam sih! Ok?
Jadi, profesi cewek modal display? Ih…nggak level! [voa-islam.com]
Aha! Pasti udah tahu dong bahwa ada begitu banyak kontes umbar aurat bertebaran: ada Miss World, Miss International, Miss Campuss, Miss USA, Miss Indonesia, Puteri Indonesia, dan masih banyak lagi. Indonesia bahkan beberapa kali ikutan ngirimin cewek yang display-nya aduhai ke ajang Miss Universe. Latah banget ya? Duh, kok para perempuan itu begitu antusias mengikuti berbagai macam lomba sejenis yang intinya adalah ajang untuk memamerkan auratnya sebebas-bebasnya. Saya juga perempuan, tapi nggak mau tuh pamer aurat. Itu merendahkan harkat dan martabat wanita!
Oya, perempuan juga ada di iklan pun. Mulai dari produk permen hingga mobil, semua memakai tubuh perempuan sebagai upaya menarik konsumen dengan tujuan melariskan dagangannya. Rambut, kulit, gigi, pipi, mata, kaki, tumit, hingga ke ketiak, semua merupakan komoditi laris untuk ‘menjual’ perempuan.
Sebagai perempuan, pernahkah terbersit di benak kita “Mengapa perempuan itu begitu senang dan bangga ketika tubuhnya diekspos sedemikian rupa?” Fitrah pemalu yang ada pada diri perempuan seolah sirna ketika pandangan takjub audiens dan kilatan lampu blitz semakin menelanjangi tubuh mereka yang sudah setengah telanjang itu. Mengapa ini terjadi?
....Mengapa perempuan itu begitu senang dan bangga ketika tubuhnya diekspos sedemikian rupa?....
Kebodohan merajalela
Yupz, kebodohan merajalela di tubuh umat termasuk perempuan. Akibatnya jelas, perempuan menjadi mudah dibodohi dengan ‘iming-iming’ ketenaran semu dan kemewahan duniawi. Kemolekan tubuh perempuan dijadikan ajang eksploitasi. Celakanya, justru yang mengeruk keuntungan lebih besar dari semua itu adalah mereka yang memiliki modal. Perempuan hanya dijadikan ujung tombak yang mendapat rupiah tak seberapa. Karena faktor kebodohan, perempuan merasa bahwa ia dipuja dan dihargai.
Gimana tidak disebut bodoh, ketika dalam sebuah tayangan iklan, perempuan digambarkan kucel dan terbelakang dengan rambut panjang dan kacamata tebalnya. Lalu secara otomatis, perempuan ini bisa menjadi idola dengan memakai produk tertentu. Bukan produknya yang jadi masalah, namun penampilan perempuan tersebut yang ternyata berubah menjadi berambut pendek tanpa kacamata dan yang paling bikin jakun lawan jenis naik turun adalah gaya berpakaiannya. Perempuan ini memakai rok super pendek dan baju atas you can see (everything?) dan berjalan berlenggak-lenggok dengan ganjennya. Ckckck, untuk jadi popular harus bertingkah murahan seperti itu?
Kasihan perempuan. Jauh lebih kasihan lagi perempuan yang dipajang di display hanya sekadar sebagai pajangan untuk menarik minat pembeli. Mulai dari SPG (Sales Promotion Girl) yang syarat utama adalah penampilan menarik (baca: tidak memakai kerudung apalagi jilbab) hingga kontes Miss apa pun itu namanya.
Kontestan finalis lomba Miss atau Puteri-Puteri-an itu hanya dijadikan sebagai pelengkap penderita dalam setiap kesempatan. Dibawa ke ajang pariwisata, paling-paling tugasnya cuma menyambut dan mendampingi pejabat yang datang. Bilapun ada yang berdalih untuk menaikkan jumlah wisatawan yang hadir, jadi muncul pertanyaan, “Ini yang dijual Miss Pariwisatanya ataukah objek wisata yang ada?”
....Kasihan perempuan. Jauh lebih kasihan lagi perempuan yang dipajang di display hanya sekadar sebagai pajangan untuk menarik minat pembeli....
Rancu. Belum lagi para pemenang kontes umbar aurat itu selalu dijadikan ikon untuk misalnya peduli kanker, peduli AIDS, peduli lingkungan, dll. Padahal kontribusinya juga tak jelas pada semua gerakan tersebut. Belum lagi ketika ditanya tentang sesuatu agak mendetil yang membutuhkan luasnya wawasan dan kecerdasan, seringkali jawabannya tulalit. Inikah potret perempuan yang dikatakan mempunyai ‘brain, beauty dan behavior’ itu?
Perempuan, jangan mau jadi korban!
Dari berbagai gambaran di atas, jelas sekali kalau perempuan itu hanya dijadikan objek pelengkap penderita saja. Anehnya lagi, dari pihak perempuan sendiri merasa asik-asik saja diperlakukan demikian. Tapi sebetulnya, cuma perempuan bodoh dan mau dibodohi saja yang rela diperlakukan demikian. Perempuan smart atau cerdas pasti bakalan ogah memilih jalan hidup yang menghinakan seperti itu.
Bro en Sis, sebetulnya dalam hal ini, siapa atau pihak mana sih yang diuntungkan dengan adanya tren cewek modal display? Jelas banget kalo yang diuntungkan itu pastilah mereka orang-orang yang mendewakan materi sebagai tuhan dalam hidup ini. Mereka yang menganggap bahwa kebahagiaan terbesar adalah ketika kepuasan duniawi semisal duit dalam jumlah banyak plus perempuan bertubuh molek bertebaran di sekeliling untuk dilecehkan. Orang tipe ini yang ada di pikirannya hanyalah seputar perut dan apa yang di bawah perut (syahwat).
Mereka ini adalah pemodal alias orang yang mempunyai duit banyak. Dengan duit itu mereka seolah-olah mampu membeli perempuan untuk diperbudak semau mereka. Jadilah fenomena cewek modal display ini makin marak karena dari pihak cewek atau perempuan sendiri memang bangga bila sudah jadi budak materi. Klop!
Orang seperti ini dilindungi oleh sistem yang bernama kapitalisme. Karena memang dari namanya saja, sistem ini jelas menguntungkan mereka para pemilik modal. Jadi jangan heran bila akhirnya hukum rimba yang berlaku. Siapa yang kuat (duitnya banyak) dialah yang menang. Dalam hukum rimba seperti ini, hewan-hewan lain di sekeliling hanya ikut dan ho’oh saja karena takut dilahap si raja rimba.
....Perempuan bukan kumpulan hewan tak berdaya. Perempuan mempunyai akal yang bisa dimaksimalkan untuk menolak eskploitasi dirinya....
Masalahnya, perempuan bukan kumpulan hewan tak berdaya. Perempuan adalah manusia dengan segenap potensi yang diberikan Sang Pencipta padanya sebagaimana yang diberikan kepada laki-laki. Perempuan mempunyai akal yang bisa dimaksimalkan untuk menolak eskploitasi dirinya. Ditambah dengan keimanan yang mendalam, perempuan cerdas berani bertindak dan berkata TIDAK pada semua jenis pelecehan apa pun itu bentuknya.
Perempuan, bangkitlah!
Tak ada alasan bagi perempuan untuk berdiam diri menyaksikan kaumnya dilecehkan sedemikian rupa. Karena sungguh, Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu mau berusaha mengubah nasibnya sendiri (coba deh, cek di Al-Quran surat Aar-Ra’d ayat 11). Begitu pula dengan perempuan.
Kapitalisme hadir untuk menghinakan perempuan dan harkat kemanusiaannya. Begitu juga isme lain yang sudah sekarat yaitu sosialisme (termasuk komunisme di dalamnya), sudah dicampakkan di banyak negeri karena bukannya menjunjung tinggi martabat manusia tetapi malah semakin merendahkanya. Hanya Islam saja yang telah terbukti selama lebih dari 14 abad memuliakan kehidupan, bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan.
Islam memuliakan perempuan dengan segenap keistimewaan yang ada pada dirinya. Sekuat apa pun laki-laki, ternyata surganya ada di bawah telapak kaki ibu. Sehebat apa pun seorang suami, ia bukan apa-apa tanpa perempuan shalihah di sisinya. Perempuan adalah tiang negara. Karena posisinya sebagai tiang inilah, kualitas dirinya harus benar-benar teruji sebagai penyangga sebuah peradaban.
....Islam memuliakan perempuan dengan segenap keistimewaan yang ada pada dirinya. Sekuat apa pun laki-laki, ternyata surganya ada di bawah telapak kaki ibu....
Kualitas bukanlah kuantitas. Kualitas mengacu pada nilai diri seseorang dalam hal ini adalah perempuan. Sedangkan kuantitas mengacu pada materi atau dalam hal ini bisa disebut secara fisik. Belum pernah ada kehebatan sebuah negara ditentukan seberapa cantik atau seberapa seksi perempuan yang jadi warga negaranya. Sebaliknya, negara yang menjadikan perempuan hanya sebagai display, maka siap-siap saja menunggu kehancurannya.
Perempuan memang cantik. Ini adalah sesuatu yang alami ada pada diri setiap perempuan. Karena kecantikan ini pula diberlakukan keistimewaan pada diri perempuan yang berbeda dengan laki-laki, semisal dalam hal berpakaian. Auratnya adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Aturan syariat ini ada karena Islam ingin menjaga perempuan agar tetap cantik karena tubuh dan kulitnya terlindung di balik kain yang lembut.
Begitu juga dalam hal mencari duit untuk nafkah keluarga. Perempuan tidak mempunyai kewajiban bekerja. Bilapun ada kondisi tertentu yang membuat perempuan ‘harus’ bekerja, maka itu pun harus tetap memperhatikan aturan syariat semisal dalam hal berbusana. Ia tetap harus bekerudung dan berjilbab ketika keluar rumah, tidak khalwat (berdua-duaan dengan laki-laki non mahrom), tidak ikhtilat (bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan tanpa ada alasan yang syar’i) dan sesuai dengan fitrahnya sebagai perempuan. Satu lagi yang penting, ia pun harus mendapatkan izin dari walinya, bisa suami atau ayahnya. Subhanallah, hebatnya Islam!
Keluarnya perempuan untuk bekerja, seyogyanya dalam rangka memaksimalkan potensi dirinya untuk kemaslahatan umat. Cewek modal display hanya mengandalkan sisi keperempuanan secara tubuh, seolah perempuan tak punya modal lain selain itu saja. Ih… merendahkan banget! Padahal bila mau, perempuan bisa sangat cerdas dan berkualitas. Inilah yang saat ini seharusnya dimaksimalkan oleh perempuan agar tak ada lagi pihak yang memperlakukan dirinya ‘habis manis sepah dibuang’. Cewek modal display bila sudah tak cantik lagi dan kulitnya mulai berkerut, siapa juga yang mau mempekerjakan dirinya? Beda dengan akal dan akhlak yang lifetime-nya hingga nyawa menjemput.
....Islam menjamin keberlangsungan perempuan dengan memaksimalkan potensi akal dan akhlaknya demi kebaikan perempuan itu sendiri....
So, Islam menjamin keberlangsungan perempuan dengan memaksimalkan potensi akal dan akhlaknya demi kebaikan perempuan itu sendiri. Hanya perempuan yang tak tahu berterima kasih saja yang enggan memakai Islam dalam segenap aspek kehidupannya. Jadi, kalo kamu termasuk perempuan yang tahu berterima kasih terhadap yang menciptakan dirimu, plus juga cerdas dan shalihah, pasti deh bakalan memilih hidup cara Islam dan mencampakkan pilihan hidup lain selain Islam. Abisnya, udah tahu nikmatnya Islam sih! Ok?
Jadi, profesi cewek modal display? Ih…nggak level! [voa-islam.com]
10 Kesalahan yang Akan Merusak Peluang Anda
10 Kesalahan yang akan merusak peluang Anda menjadi pengusaha sukses:
Membiarkan ketakutan menahan Anda. Kami yakin isu nomor 1 yang mempengaruhi keberhasilan bisnis baru adalah takut gagal, takut sukses, takut kritikan, takut tidak dihargai dan takut memikirkan orang tidak akan menyukai produk atau jasa Anda. Memahami ketakutan tersebut bisa menghalangi Anda. Belajar untuk mengenalinya dan berhubungan dengannya.
Gagal mengembangkan hubungan yang sesungguhnya. Tidak ada yang terjadi sampai terjalin hubungan. Tidak ada pertemuan, tidak ada peluang penjualan, tidak ada bisnis. Luangkan waktu untuk membangun hubungan, dan kemudian Anda siap menjual.
Gagal merespon dengan cepat. Semakin cepat Anda merespon, semakin responsif Anda. Tidak membalas e-mail selama berhari-hari, pesan suara yang diabaikan, dan proposal atau perjanjian sales yang ditunda menunjukkan Anda tidak peduli dengan bisnis prospek. Lupakan nasehat yang absurd dimana respon yang cepat membuat Anda nampak ingin atau putus asa melakukan bisnis. Ini membuat Anda nampak responsif.
Menjadi pemaksa. Tidak seorangpun yang menyukai pemaksa. Jadi saat pembeli Anda mengatakan "ya" - stop menjual. Dan jangan menjual, dimana mendapatkan pembeli untuk membeli lebih banyak dibandingkan yang mereka butuhkan. Ini baik untuk keuntungan jangka pendek dan buruk bagi hubungan jangka panjang.
Berhenti saat ada penolakan. Tidak seorangpun yang mau menerima penolakan, tapi terkadang kita melihatnya saat tidak nampak. Penolakan adalah respon awal pada seseorang yang tidak dikenalnya, bukan sebuah kesimpulan. Atau bisa saja berasal dari penjaga gerbang yang tugasnya menolak.
Terjebak dalam kesempurnaan. Tidak ada yang namanya proposal yang sempurna, surat dan response yang sempurna. Baik biasanya cukup baik kecuali berkaitan dengan situasi hidup dan mati, yang kebanyakan dari kita tidak demikian. Tambahan 20 persen yang Anda tempatkan pada produk, jasa, respon tidak diakui maupun dihargai oleh penerima. Tapi fakta dimana Anda terlalu lama merespon dikenali dan tidak dengan cara yang baik.
Menggunakan keyakinan personal Anda. Tidak seorangpun yang peduli dengan pendapat Anda saat Anda dalam situasi menjual. Pandangan politik, sosial, dan olah raga hanya untuk diri Anda.
Kurang fokus. Saat Anda tidak fokus dengan karyawan, klien dan prospek seolah Anda tidak berminat atau Anda terlalu berlebihan. Saat Anda tidak fokus dengan organisasi Anda, ini seperti versi terbaru kekacauan organisasi yang akan merusak moral staff yang berusaha menghadapi perubahan prioritas dan inisiatif baru.
Tidak ada kehadiran eksekutif. Kehadiran eksekutif tidak semata-mata melihat bagian tersebut. Ini mengenai mengelola citra Anda dengan penuh pertimbangan dan tidak dibuat-buat. Suka atau tidak, lelah, banyak beban, berantakan dan orang yang ceroboh adalah mereka yang tidak menyadari kejadian yang sedang terjadi dan tidak membaca buku sejak sekolah menengah atau kuliah adalah gambaran yang sangat berbeda dibandingkan orang yang merawar dirinya dan secara intelektual ingin tahu.
Tidak menunjukkan terimakasih. Sukses dalam bisnis tidak terjadi begitu saja. Disepanjang perjalanan ada banyak orang yang berbagi masukan, membantu Anda melalui saat yang berat, yang mungkin saja memberikan Anda gambaran. Jangan melupakan mereka saat Anda sukses. Selalu ada balasan dari rasa terima kasih.
Perkonomian saat ini dalam kondisi sulit. Memulai usaha baru bisa jadi melelahkan dan memberikan kepuasan – secara personal dan profesional. Tentu, Anda membutuhkan rencana bisnis, keuangan yang solid dengan produk atau jasa yang bisa dijual dengan proposisi nilai yang kuat. Tapi Anda membutuhkan lebih. Dan Anda harus mulai menghilangkan perilaku sabotase yang akan menganggu transisi Anda dari seorang eksekutif menjadi pengusaha.
Oleh: Tony Kubica. Pakar di bidang konsultan manajemen dan peningkatakn kinerja bisnis, Tony Kubica dan Sara Laforest memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun dalam membantu pengusaha untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis mereka.
Sumber: www.articlebase.com
Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com
Artikel: www.pengusahamuslim.com
Membiarkan ketakutan menahan Anda. Kami yakin isu nomor 1 yang mempengaruhi keberhasilan bisnis baru adalah takut gagal, takut sukses, takut kritikan, takut tidak dihargai dan takut memikirkan orang tidak akan menyukai produk atau jasa Anda. Memahami ketakutan tersebut bisa menghalangi Anda. Belajar untuk mengenalinya dan berhubungan dengannya.
Gagal mengembangkan hubungan yang sesungguhnya. Tidak ada yang terjadi sampai terjalin hubungan. Tidak ada pertemuan, tidak ada peluang penjualan, tidak ada bisnis. Luangkan waktu untuk membangun hubungan, dan kemudian Anda siap menjual.
Gagal merespon dengan cepat. Semakin cepat Anda merespon, semakin responsif Anda. Tidak membalas e-mail selama berhari-hari, pesan suara yang diabaikan, dan proposal atau perjanjian sales yang ditunda menunjukkan Anda tidak peduli dengan bisnis prospek. Lupakan nasehat yang absurd dimana respon yang cepat membuat Anda nampak ingin atau putus asa melakukan bisnis. Ini membuat Anda nampak responsif.
Menjadi pemaksa. Tidak seorangpun yang menyukai pemaksa. Jadi saat pembeli Anda mengatakan "ya" - stop menjual. Dan jangan menjual, dimana mendapatkan pembeli untuk membeli lebih banyak dibandingkan yang mereka butuhkan. Ini baik untuk keuntungan jangka pendek dan buruk bagi hubungan jangka panjang.
Berhenti saat ada penolakan. Tidak seorangpun yang mau menerima penolakan, tapi terkadang kita melihatnya saat tidak nampak. Penolakan adalah respon awal pada seseorang yang tidak dikenalnya, bukan sebuah kesimpulan. Atau bisa saja berasal dari penjaga gerbang yang tugasnya menolak.
Terjebak dalam kesempurnaan. Tidak ada yang namanya proposal yang sempurna, surat dan response yang sempurna. Baik biasanya cukup baik kecuali berkaitan dengan situasi hidup dan mati, yang kebanyakan dari kita tidak demikian. Tambahan 20 persen yang Anda tempatkan pada produk, jasa, respon tidak diakui maupun dihargai oleh penerima. Tapi fakta dimana Anda terlalu lama merespon dikenali dan tidak dengan cara yang baik.
Menggunakan keyakinan personal Anda. Tidak seorangpun yang peduli dengan pendapat Anda saat Anda dalam situasi menjual. Pandangan politik, sosial, dan olah raga hanya untuk diri Anda.
Kurang fokus. Saat Anda tidak fokus dengan karyawan, klien dan prospek seolah Anda tidak berminat atau Anda terlalu berlebihan. Saat Anda tidak fokus dengan organisasi Anda, ini seperti versi terbaru kekacauan organisasi yang akan merusak moral staff yang berusaha menghadapi perubahan prioritas dan inisiatif baru.
Tidak ada kehadiran eksekutif. Kehadiran eksekutif tidak semata-mata melihat bagian tersebut. Ini mengenai mengelola citra Anda dengan penuh pertimbangan dan tidak dibuat-buat. Suka atau tidak, lelah, banyak beban, berantakan dan orang yang ceroboh adalah mereka yang tidak menyadari kejadian yang sedang terjadi dan tidak membaca buku sejak sekolah menengah atau kuliah adalah gambaran yang sangat berbeda dibandingkan orang yang merawar dirinya dan secara intelektual ingin tahu.
Tidak menunjukkan terimakasih. Sukses dalam bisnis tidak terjadi begitu saja. Disepanjang perjalanan ada banyak orang yang berbagi masukan, membantu Anda melalui saat yang berat, yang mungkin saja memberikan Anda gambaran. Jangan melupakan mereka saat Anda sukses. Selalu ada balasan dari rasa terima kasih.
Perkonomian saat ini dalam kondisi sulit. Memulai usaha baru bisa jadi melelahkan dan memberikan kepuasan – secara personal dan profesional. Tentu, Anda membutuhkan rencana bisnis, keuangan yang solid dengan produk atau jasa yang bisa dijual dengan proposisi nilai yang kuat. Tapi Anda membutuhkan lebih. Dan Anda harus mulai menghilangkan perilaku sabotase yang akan menganggu transisi Anda dari seorang eksekutif menjadi pengusaha.
Oleh: Tony Kubica. Pakar di bidang konsultan manajemen dan peningkatakn kinerja bisnis, Tony Kubica dan Sara Laforest memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun dalam membantu pengusaha untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis mereka.
Sumber: www.articlebase.com
Diterjemahkan oleh: Iin – Tim Pengusahamuslim.com
Artikel: www.pengusahamuslim.com
Tanggapan Terhadap Artikel di Koran Ar-Riyadh
Kantor Penerangan Pusat Hizbut Tahrir
No : 9/1432 H
Selasa, 29 Muharam 1432 H/04 Januari 2011 M
Yth: Pemimpin Redaksi Surat Kabar ar-Riyadh
Surat kabar ar-Riyadh Saudi pada tanggal 25/12/2010 nomor 15524 menurunkan artikel yang ditulis oleh Yusuf (Abu al-Khayl) dengan judul “Al-Ghidzamiy dan Liberalisme yang Dicaci (al-Ghidzâmî wa al-lîbirâliyah al-mawsyûmah). Ia membela mati-matian liberalisme barat di negeri barat dan di negeri-negeri kaum muslim, lebih dari pembelaan orang-orang liberal sendiri! Hal itu dia lakukan dalam paparan bantahannya terhadap ceramah Dr. Abdullah al-Ghidzami yang mengkritik liberalisme dan para propagandisnya di Saudi.
Dalam pembelaannya yang luar biasa terhadap liberalisme barat, penulis tersebut (Abu al-Khayl) mengemukakan informasi keliru tentang aktivitas Hizbut Tahrir di Inggris -disamping beberapa kerancuan lain yang akan disebutkan- untuk membuktikan bahwa liberalisme (kebebasan) tidak merosot di tempat kelahirannya! baik di Inggris, Prancis atau Amerika. Peristiwa yang ia sebutkan bahwa di depan arak-arakan Ratu Inggris, Hizbut Tahrir mengusung spanduk bertuliskan “Masuk Islamlah maka Anda akan selamat dan Allah akan memberi Anda pahala dua kali, sebaliknya jika Anda berpaling maka Anda akan memikul dosa orang-orang Inggris” adalah tidak benar, akan tetapi dibuat oleh penulis tanpa rasa malu dan kesopanan! Apakah ia melihat spanduk itu ditandatangani oleh Hizbut Tahrir? Adapun jika ada penutup di depan mata penulis itu, maka yang utama baginya adalah melakukan verfikasi dan pendalaman, dari sisi menjaga integritas dan obyektvitas, atau setidaknya menghormati pembaca. Terutama karena penulis sendiri (Abu al-Khayl) menyayangkan Dr al-Ghidzami yang menurutnya kehilangan obyektivitas dalam kritiknya atas liberalisme barat! Masalahnya tidak berhenti di situ. Bahkan penulis (Abu al-Khayl) melontarkan fitnah bahwa Hizb ingin menegakkan Daulah Islam di Inggris dan mengibarkan benderanya di atas istana Buckingham. Kemudian penulis menjadikan tindakan dan ucapan-ucapan itu sebagai dalil bahwa liberalisme Inggris belum jatuh, di mana Undang-undang liberal Inggris tidak menindak semua itu!
Kami menegaskan kepada penulis satu perkara yang sudah terkenal, baik ia lupa atau pura-pura lupa, yaitu bahwa Hizb berpandangan bahwa dakwah kepada para raja dan kepala negara kepada Islam dilakukan oleh Daulah Islam ketika sudah berdiri dalam waktu dekat atas izin Allah. Dakwah itu tidak dilakukan oleh individu atau kelompok. Hal itu karena meneladani Rasul saw di mana Rasul mensyariatkan dakwah kepada para raja, kaisar dan kepala negara kepada Islam hanya ketika Beliau menjadi kepala negara Daulah Islamiyah pertama di Madinah Munawarah. Itu setelah kaum Anshar dari Aus dan Khazraj membaiat Beliau dalam urusan pemerintahan. Dan berdasarkan baiat itu Beliau berhijrah ke Madinah dan menerima tampuk pemerintahan di sana. Setelah Rasul saw mendirikan daulah dan menerapkan hukum-hukum Islam di Madinah, beliau mulai menyeru negara-negara lain kepada Islam sesuai hukum-hukum syara’.
Kami juga menegaskan kepada penulis (Abu al-Khayl) perkara lain, baik ia lupa atau berpura-pura lupa, bahwa Hizb berjuang untuk menegakkan Khilafah di negeri-negeri kaum muslim yang merupakan wilayah pokok perjuangannya. Ini merupakan perkara yang sudah diketahui oleh orang yang memiliki akal, bisa mendengar dan melihat.
Dengan kembali kepada liberalisme Inggris seolah-olah penulis (Abu al-Khayl) tidak pernah mendengar penangkapan orang-orang tak bersalah di Inggris, penyiksaan orang-orang yang ditangkap, langkah-langkah rigid untuk mengawasi kaum muslim, mematai-matai mereka, bukan hanya terhadap individu saja tetapi juga terhadap lingkungan mereka secara total, masjid-masjid dan berbagai Islamic Center, selain rasisme yang didukung secara politik dan media terhadap warga Asia dan Afrika. Hingga sebagian dari kaum muslim ditangkap, dituduh dan dipanjara bukan disebabkan “menerjemahkan kata ke dalam tindakan nyata” seperti yang disebutkan oleh penulis, tetapi hanya karena asumsi terhadap niat mereka dan bersandar pada keadaan mereka yang mengusung “ide-ide ekstremisme” menurut undang-undang liberal Inggris, khususnya undang-undang kontra terorisme! Ekstremisme menurut doktrin Tony Blair yang pada masanya ditetapkan undang-undang tersebut, adalah sikap penolakan terhadap eksistensi “Israel”! dan kritik atas intervensi imperialis negara-negara barat di negeri-negeri Islam, khususnya tindakan-tindakan jahat militer pendudukan Amerika dan Inggris di Irak dan Afganistan. Karena suatu sebab, penulis telah berpura-pura lupa secara jelas terhadap masalah tersebut. Padahal ia mengutip serangan Dr. al-Ghidzami terhadap liberalisme barat karena keberadaannya sebagai “Anak tiri imperialisme barat dan sebagai kuda troya untuk menghisap potensi bangsa-bangsa yang lemah”! Lalu kenapa penulis tersebut membela mati-matian liberalisme barat di negeri-negerinya (di barat) dan sebaliknya diam terang-terangan atas tindakan-tindakan liberalisme barat di negeri-negeri kaum muslim selama lebih dari dua abad: sejak dimulainya serangan Napoleon yang demokratis ke Mesir tahun 1797 hingga usaha barat memecah belah Sudan pada tahun 2011? Kami katakan, kenapa?!
Utsman Bakhash
Direktur Kantor Penerangan Pusat Hizbut Tahrir
No : 9/1432 H
Selasa, 29 Muharam 1432 H/04 Januari 2011 M
Yth: Pemimpin Redaksi Surat Kabar ar-Riyadh
Surat kabar ar-Riyadh Saudi pada tanggal 25/12/2010 nomor 15524 menurunkan artikel yang ditulis oleh Yusuf (Abu al-Khayl) dengan judul “Al-Ghidzamiy dan Liberalisme yang Dicaci (al-Ghidzâmî wa al-lîbirâliyah al-mawsyûmah). Ia membela mati-matian liberalisme barat di negeri barat dan di negeri-negeri kaum muslim, lebih dari pembelaan orang-orang liberal sendiri! Hal itu dia lakukan dalam paparan bantahannya terhadap ceramah Dr. Abdullah al-Ghidzami yang mengkritik liberalisme dan para propagandisnya di Saudi.
Dalam pembelaannya yang luar biasa terhadap liberalisme barat, penulis tersebut (Abu al-Khayl) mengemukakan informasi keliru tentang aktivitas Hizbut Tahrir di Inggris -disamping beberapa kerancuan lain yang akan disebutkan- untuk membuktikan bahwa liberalisme (kebebasan) tidak merosot di tempat kelahirannya! baik di Inggris, Prancis atau Amerika. Peristiwa yang ia sebutkan bahwa di depan arak-arakan Ratu Inggris, Hizbut Tahrir mengusung spanduk bertuliskan “Masuk Islamlah maka Anda akan selamat dan Allah akan memberi Anda pahala dua kali, sebaliknya jika Anda berpaling maka Anda akan memikul dosa orang-orang Inggris” adalah tidak benar, akan tetapi dibuat oleh penulis tanpa rasa malu dan kesopanan! Apakah ia melihat spanduk itu ditandatangani oleh Hizbut Tahrir? Adapun jika ada penutup di depan mata penulis itu, maka yang utama baginya adalah melakukan verfikasi dan pendalaman, dari sisi menjaga integritas dan obyektvitas, atau setidaknya menghormati pembaca. Terutama karena penulis sendiri (Abu al-Khayl) menyayangkan Dr al-Ghidzami yang menurutnya kehilangan obyektivitas dalam kritiknya atas liberalisme barat! Masalahnya tidak berhenti di situ. Bahkan penulis (Abu al-Khayl) melontarkan fitnah bahwa Hizb ingin menegakkan Daulah Islam di Inggris dan mengibarkan benderanya di atas istana Buckingham. Kemudian penulis menjadikan tindakan dan ucapan-ucapan itu sebagai dalil bahwa liberalisme Inggris belum jatuh, di mana Undang-undang liberal Inggris tidak menindak semua itu!
Kami menegaskan kepada penulis satu perkara yang sudah terkenal, baik ia lupa atau pura-pura lupa, yaitu bahwa Hizb berpandangan bahwa dakwah kepada para raja dan kepala negara kepada Islam dilakukan oleh Daulah Islam ketika sudah berdiri dalam waktu dekat atas izin Allah. Dakwah itu tidak dilakukan oleh individu atau kelompok. Hal itu karena meneladani Rasul saw di mana Rasul mensyariatkan dakwah kepada para raja, kaisar dan kepala negara kepada Islam hanya ketika Beliau menjadi kepala negara Daulah Islamiyah pertama di Madinah Munawarah. Itu setelah kaum Anshar dari Aus dan Khazraj membaiat Beliau dalam urusan pemerintahan. Dan berdasarkan baiat itu Beliau berhijrah ke Madinah dan menerima tampuk pemerintahan di sana. Setelah Rasul saw mendirikan daulah dan menerapkan hukum-hukum Islam di Madinah, beliau mulai menyeru negara-negara lain kepada Islam sesuai hukum-hukum syara’.
Kami juga menegaskan kepada penulis (Abu al-Khayl) perkara lain, baik ia lupa atau berpura-pura lupa, bahwa Hizb berjuang untuk menegakkan Khilafah di negeri-negeri kaum muslim yang merupakan wilayah pokok perjuangannya. Ini merupakan perkara yang sudah diketahui oleh orang yang memiliki akal, bisa mendengar dan melihat.
Dengan kembali kepada liberalisme Inggris seolah-olah penulis (Abu al-Khayl) tidak pernah mendengar penangkapan orang-orang tak bersalah di Inggris, penyiksaan orang-orang yang ditangkap, langkah-langkah rigid untuk mengawasi kaum muslim, mematai-matai mereka, bukan hanya terhadap individu saja tetapi juga terhadap lingkungan mereka secara total, masjid-masjid dan berbagai Islamic Center, selain rasisme yang didukung secara politik dan media terhadap warga Asia dan Afrika. Hingga sebagian dari kaum muslim ditangkap, dituduh dan dipanjara bukan disebabkan “menerjemahkan kata ke dalam tindakan nyata” seperti yang disebutkan oleh penulis, tetapi hanya karena asumsi terhadap niat mereka dan bersandar pada keadaan mereka yang mengusung “ide-ide ekstremisme” menurut undang-undang liberal Inggris, khususnya undang-undang kontra terorisme! Ekstremisme menurut doktrin Tony Blair yang pada masanya ditetapkan undang-undang tersebut, adalah sikap penolakan terhadap eksistensi “Israel”! dan kritik atas intervensi imperialis negara-negara barat di negeri-negeri Islam, khususnya tindakan-tindakan jahat militer pendudukan Amerika dan Inggris di Irak dan Afganistan. Karena suatu sebab, penulis telah berpura-pura lupa secara jelas terhadap masalah tersebut. Padahal ia mengutip serangan Dr. al-Ghidzami terhadap liberalisme barat karena keberadaannya sebagai “Anak tiri imperialisme barat dan sebagai kuda troya untuk menghisap potensi bangsa-bangsa yang lemah”! Lalu kenapa penulis tersebut membela mati-matian liberalisme barat di negeri-negerinya (di barat) dan sebaliknya diam terang-terangan atas tindakan-tindakan liberalisme barat di negeri-negeri kaum muslim selama lebih dari dua abad: sejak dimulainya serangan Napoleon yang demokratis ke Mesir tahun 1797 hingga usaha barat memecah belah Sudan pada tahun 2011? Kami katakan, kenapa?!
Utsman Bakhash
Direktur Kantor Penerangan Pusat Hizbut Tahrir
Latar Belakang Munculnya Strategi Deradikalisasi
ilustrasiLatar Belakang Munculnya Strategi Deradikalisasi (Menguak Target dan Tujuan Yang Sebenarnya)
Oleh Harits Abu Ulya (Pemerhati Kontra-Terorisme & Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI)
***
Dalam sebuah dialog (tertutup) antara ketua Tim Perburuan (Densus88) “Teroris” di Aceh beberapa bulan yang lalu (2010) dengan seorang koleganya (Mayor Laut (P) Salim, Anggota Dewan Penasehat Harian TANDEF), terdiskripsi jawaban apa yang bisa mencegah berkembangnya teroris di Indonesia. Ketua Tim dengan tegas menjawab; Program deradikalisasi itu yang perlu diteruskan oleh Pemerintah. Baca bukunya Kombes. Pol. Dr. Drs. Petrus Golose, MM. tentang deradikalisasi dan bukunya Kombes. Pol. Tito Karnavian MM. tentang Poso di situ tergambar jelas dan gamblang tentang terorisme di Indonesia dan upaya-upaya penanggulangannya. Ketika pertanyaan dilanjutkan, apakah kita harus memiliki semacam kebijakan politik yang bersifat Counter Terrorism itu? Mendapatkan jawaban; Counter terrorism itu hanya di gunakan untuk unit-unit taktikal, tidak tepat kalau digunakan untuk kebijakan politik. Kemudian ditimpali soal, lalu apa dong istilahnya untuk kebijakan politik? Jawabnya; Menangkal terorisme dengan soft approach. (tandef.net)
Latar belakang munculnya strategi deradikalisasi
Maka saya rasa penting untuk memahami peta yang sesungguhnya dari stretegi yang akhir-akhir ini secara sistemik di operasikan oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), apa yang menjadi latar belakang dari strategi deradikalisasi dan apa yang sebenarnya menjadi target dari strategi ini. Sejauh kajian saya; Deradikalisasi adalah bagian dari strategi kontra terorisme. Pendekatan hard measure, belum dianggap bisa mereduksi dan menghabisi seluruh potensi yang mengarah ke tindakan ”terorisme”. Bahkan dianggap belum efektif menyentuh akar persoalan terorisme secara komprehensif. Begitu juga ketika strategi Law Enforcement dirasa kurang memberikan efek jera dan belum bisa menjangkau ke akar radikalisme. Sekalipun diakui cukup efektif untuk “disruption” tapi tidak efektif untuk pencegahan dan rehabilitasi sehingga masalah terorisme terus berlanjut dan berkembang. Deradikalisasi dan kontra-radikalisasi yang integratif pada konteks ini adalah sebagai upaya baik dalam bentuk langkah strategis maupun taktis untuk memotong seluruh variabel yang dipandang sebagai stimulan lahirnya tindakan ”terorisme” baik pra maupun pasca (terkait pembinaan terhadap narapidana dan mantan combatan). Maka program ini lebih banyak berbentuk ”soft approach”, baik kepada masyarakat secara luas, kelompok tertentu maupun kepada individu-individu tertentu yang masuk dalam jejaring kelompok yang dicap ”radikal”, ”teroris” dan semacamnya. Dan langkah ini diupayakan mendapat pijakan hukum dengan mempropagandakan ini bagian dari WOT (War On Terrorism).
Dan catatan penting yang tidak boleh dilupakan; sebagian orang tidak sadar telah bersikap apologis terhadap istilah dan terminologi ”terorisme” yang dijajakan Barat di dunia Islam dan di ekspos secara masif oleh media. Sebuah istilah yang menjadikan Islam Ideologi dan pemeluknya sebagai ”tersangka” atas tindakan beberapa individu atau sebagian orang yang menggunakan jalan kekerasan untuk meraih kepentinganya. Tanpa lagi mengkritisi kemungkinan drama ”terorisme” adalah pabrikasi dengan melibatkan intelijen asing. Di sini terlihat ada usaha pengalihan perhatian umat terhadap AS sebagai biang kerok lahirnya instabilitas sosial politik ekonomi didunia Islam termasuk Indonesia. Kemudian secara manipulatif AS memaksa kepada para penguasa dunia Islam untuk memberangus setiap potensi yang dapat mengancam dan membongkar kedok imperialisme-nya. Maka yang dimaksud deradikalisasi di Indonesia jika melihat obyek sasaranya, jelas telah menempatkan gerakan-gerakan Islam yang menginginkan tegaknya syariat Islam secara kafah dalam bingkai negara sebagai bidikan. Awalnya pendekatan pisik semata (hard power) di fokuskan kepada kelompok-kelompok Jihadis, tapi dianggap tidak menyelesaikan suatu gerakan ideologis.
Dan pengemban strategi ini telah belajar dari pengalaman Indonesia selama lebih dari 50 tahun menangani DI/NII telah membuktikan bahwa hard power approach bukan jawaban tepat. Asumsinya selama idologi radikal mereka tidak bisa dinetralisir, selama itu pula mereka terus melakukan aksi. Diambillah kasus situasi di Afghanistan dan Irak, oleh karena itu dalam deradikalisasi ada upaya menggeser kepada obyek sasaran lebih luas,yaitu kepada pihak yang dianggap pengusung ideologi radikal-fundamentalis. Yang diposisikan sebagai eksploitator terhadap faktor dan realitas ketimpangan sosial politik dalam konteks global maupun lokal Indonesia. Maka tampak, yang diinginkan dari proyek deradikalisasi adalah menyumbat pertumbuhan Islam ideologi yang dipandang membahayakan status quo yang sekuler.
Indonesia dan GWOT (Global War On Terrorism)
Padahal ada hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa drama War on Terrorism dan semua derivat strateginya di Indonesia tidak terjadi secara masif kecuali pasca peristiwa WTC (World Trade Center) 9/11/2001. Dari beberapa dokumen, terungkap dukungan dana mengucur deras ratusan juta dolar dan lebih dari 500 juta euro untuk proyek long term dari negara Eropa (Australia, Denmark, Belanda, dll) diberikan kepada kepolisian RI (Densus88), dan langkah peningkatan capacity building terhadap aparat kepolisian dan Intelijen Indonesia juga berjalan secara simultan. AS sendiri melalui Obama menyiapkan lebih dari 5 miliar dolar, untuk membuat program kerjasama keamanan bersama untuk menempa badan intelijen internasional dan infrastruktur penyelenggaraan hukum demi melumpuhkan jaringan teroris dari pulau-pulau terpencil di Indonesia, hingga ke kota-kota yang membujur di Afrika. Bocoran wikileaks mengkonfirmasi bagaimana hubungan AS dan sekutunya dengan pemerintah Indonesia dalam isu terorisme. Bocoran dokumen oleh Wikileaks yang dimuat di harian Australia The Age (17/12/2010), para diplomat Amerika di Jakarta meminta keinginan pemerintahan SBY dikabulkan oleh Washington. Mereka yakin bila hubungan dengan Kopassus telah baik dan pelatihan dimulai kembali maka pemerintahan SBY dan militer akan melindungi kepentingan Amerika Serikat di kawasan, termasuk kerjasama memerangi terorisme.
Bahkan, Australia memberikan dukungan kepada SBY di Pilpres 2009. SBY didukung karena dinilai sukses dalam kerjasama antiterorisme. Di salah satu bocoran WikiLeaks yang dimuat oleh harian Sydney Morning Herald, 15/12/2010.Pejabat Kementerian Luar Negeri Australia untuk Urusan Asia Tenggara, Peter Woolcott, mengatakan; Yudhoyono telah memberikan kerjasama kelas satu dalam anti terorisme.
Bahkan, Indonesia secara intens juga segaris dengan kebijakan PBB dalam proyek kontra terorisme sejak awal. Seperti yang diungkap melalui Deplu-RI; Di tingkat multilateral, Indonesia terus meningkatkan kerjasama di bawah kerangka PBB, khususnya dengan TPB-UNODC dan UN-Counter-Terrorism Committee Executive Directorate (UNCTED) dalam mencegah dan memberantas terorisme, antara lain dalam bentuk penyelenggaraan lokakarya, intelligence sharing, capacity building, pengiriman pakar dan pemberian advis, termasuk dalam rangka persiapan ratifikasi konvensi-konvensi internasional dan penyusunan legislasi nasional terkait pencegahan dan pemberantasan terorisme. Bantuan yang diberikan PBB diberikan dalam rangka implementasi ketentuan mengenai masalah pendanaan terorisme dalam resolusi DK PBB no. 1267 dan no. 1373. Indonesia terus memanfaatkan peluang kerjasama dibawah kerangka UN Global Counter-Terrorism Strategy (UNGCTS) melalui kerjasama dengan UN Counter Terrorism Implementation Task Force (CTITF). Pemerintah memandang pentingnya untuk memberikan perhatian pada implementasi UNGCTS mengingat strategi sudah merupakan kesepakatan bersama seluruh negara anggota PBB, dan strategi memuat komitmen seluruh negara untuk memerangi terorisme secara efektif, tidak hanya dengan langkah-langkah politik, operasional, dan hukum tetapi juga langkah-langkah untuk mengatasi kondisi-kondisi yang bisa menumbuhkan terorisme. Dalam rangka implementasi strategi global, Pemerintah telah mendukung berbagai upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap UNGCTS, termasuk melalui penyelenggaraan beberapa kegiatan.
Indonesia menunjukkan komitmen melaksanakan ketentuan hukum internasional mengenai pemberantasan terorisme dan sejauh ini telah meratifikasi 7 dari 16 instrumen internasional terkait terorisme. Langkah Indonesia untuk menandatangani dan meratifikasi beberapa konvensi internasional tersebut juga merupakan bagian dari tindak lanjut implementasi Resolusi DK-PBB 1373, yang antara lain meminta seluruh negara anggota PBB untuk menandatangani dan meratifikasi konvensi-konvensi internasional mengenai pemberantasan terorisme. Dari 16 instrumen international terkait penanggulangan terorisme, Indonesia merupakan pihak pada 7 instrumen, sebagai berikut:
1963 Convention on Offences and Certain other Act Committed on Board Aircraft;
1970 Convention for the Suppression of Unlawful Seizure of Aircraft;
1971 Convention for the Suppression of Unlawful Acts against Safety of Civil Aviation;
1980 Convention on the Physical Protection of Nuclear Material;
1999 International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism;
1997 International Convention for the Suppression of Terrorist Bombings;
Amendment to the Convention on the Physical Protection of Nuclear Material (CPPNM).
Indonesia telah menandatangani 1988 Protocol for the Suppression of Unlawful Acts of Violence at Airports Serving International Aviation (1988).
Terkait dengan kewajiban menyerahkan laporan mengenai langkah-langkah pemberantasan terorisme sesuai amanat Resolusi DK PBB 1373, Indonesia telah memberikan kepada Counter Terrorism Committee (CTC) laporan I (21 Desember 2001), laporan II (21 Juni 2002), laporan III (30 Januari 2003), Laporan IV (12 Januari 2004), dan Laporan V (5 Mei 2006). Selain Resolusi 1373, Indonesia telah melakukan upaya-upaya untuk memenuhi amanat Resolusi 1267 terkait Consolidated List, yaitu meliputi pembekuan aset, larangan menerima kedatangan dan embargo senjata terhadap individu-individu, entitas dan organisasi yang memiliki hubungan dengan kelompok Taliban, Osama bin Laden atau jaringan teroris Al-Qaida.
So, wabil khusus bagi AS sendiri tidak menginginkan tumbuh suburnya kelompok yang dianggap radikal, terungkap dalam laporan terbaru yang berjudul "Sharia a Danger to US, Security Pros Say", sebuah panel ahli keamanan nasional Amerika Serikat memberikan rekomendasi radikal kepada pemerintahan Obama bahwa syariah Islam adalah ancaman bagi negara tersebut. Dan sangat pentingnya keamanan AS dan peradaban Barat untuk mendukung tokoh dan kelompok Islam moderat. Intinya AS harus mendukung dan menumbuhkan moderatisasi dalam kehidupan muslim Indonesia. Dan menolak tegaknya Syariat Islam dalam bingkai State.
Ini indikasi dan benang merah yang cukup untuk menjelaskan bahwa proyek deradikalisasi dan kontra radikalisasi adalah bagian dari strategi WOT di mana arahan dan paradigma Barat (AS) menjadi basis implementasinya. Dan ini klop dengan sistem sekuler yang dijaga siang dan malam keberlangsungannya oleh para penguasa yang mengekor kepada kepentingan Barat, dengan mendapat imbalan pujian dan kemaslahatan sesaat.
Siapa Yang terlibat dalam strategi ini?
Sebenarnya kalangan akademisi, aktifis mahasiswa dan komponen lain juga dilibatkan. Tapi saat ini mereka melihat betapa strategisnya peran Ulama (contoh agenda yang menjadi kerja bareng BNPT dengan MUI: Halqoh Nasional Penanggulangan Terorisme, di 6 kota Indonesia) dan masalah ini kata kuncinya adalah; ideologi radikal dianggap sumber terorisme dan kekerasan. Dan cara untuk melenyapkan ideologi radikal, status quo menggunakan pola orde baru. Penguasa mengkooptasi para ulama melalui multi pendekatan, setelah satu arus dengan paradigma penguasa maka berikutnya para ulama bisa menjadi khutoba’ (penyeru/corong) kepentingan penguasa. Masyarakat Indonesia mayoritas karakteristiknya paternalistik, maka pendekatan dengan melibatkan para ulama dirasa paling efektif untuk mengintroduksikan mafhum ala status quo kepada masyarakat luas. Yang diharapkan adalah munculnya imunitas pada diri masyarakat terhadap pemahaman-pemahaman yang di anggap radikal-fundamentalis. Pada akhirnya masyarakat bisa sedemikian kuat bersikap resisten dan mengalenasi pemahaman dan kelompok ”radikal”. Sekalipun para ulama yang include dengan ”proyek” seperti ini tidak selalu mendapat tempat dihati masyarakat apalagi dikalangan aktifis gerakan Islam. Tapi dengan dibantu ”mindsite control” melalui media massa dan elektronik oleh pihak penguasa maka impactnya akan cukup besar. Bisa jadi akhirnya umat dalam posisi terbelah dan berhadap-hadapan secara diametrikal, antara bersama arus sekulerisme yang dibungkus dengan bahasa-bahasa efuisme kekufuran oleh para khutoba’ dengan pemahaman yang lurus terhadap Islam yang diusung oleh umat yang ideologis.
Target Lebih dari Deradikalisasi
Jika pelibatan ulama berhasil meraih targetnya, bisa jadi akan di manej oleh status quo untuk masuk di plan berikutnya. Diraihnya ”stempel” atau ”dukungan” dari masyarakat yang dimediasi oleh para ”khutoba” akan melegitimasi tindakan yang berpotensi lebih represif, baik dengan atau tanpa regulasi (UU) yang memayunginya. Keberhasilan dalam pengarusutamaan Islam moderat akan menempatkan Islam ideologi pada kutub yang berlawanan, lebih tepatnya sebagai musuh. Tentu dalam kontek dakwah, perjuangan penegakkan syariah akan sedikit menempuh jalan terjal, penuh onak dan duri. Tapi sikon seperti itu pula yang akan mengkritalkan perjuangan menuju titik kulminasi kemenangan dan dukungan dari orang-orang mukhlis yang memiliki power. Jangan lupa, laju dakwah dan perjuangan tidak pernah berhenti karena konspirasi dari orang-orang munafik yang menjadi kaki tangan kafir Barat. Karena mereka itu ibarat batu yang salah tempat, seharusnya dia menjadi bagian dari bahan-bahan benteng yang melindungi dan membela Islam dan kaum muslimin bukan menjadi batu sandungan bagi penegakkan Islam.
Potensi Pelanggaran dari dua macam strategi kontra terorisme
Sejauh catatan saya, pelanggaran itu banyak terjadi di langkah hard power dari proyek kontra-terorisme. Tercatat sejak tahun 2002-2010 aparat menembak tewas lebih dari 40 orang dan menangkap lebih dari 564 orang dihimpun dari berbagai operasi: Palu 2003, Semarang 2003, Malang 2005, Sukoharjo dan Yogyakarta 2007, Palembang 2008, Cilacap dan Jatiasih 2009, Aceh, Medan dan Solo 2010, dan melahirkan ratusan ”janda” (suami tewas/tahanan). Seperti juga yang di ungkap Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia) dalam laporan akhir tahunan (2010), adanya fakta pelanggaran serius seperti: extra judicial killing, penetapan DPO tanpa prosedur pengadilan, salah tangkap, salah grebek, dan penyiksaan ketika introgasi, dan salah opini. Bahkan kekerasan/terorisme simbolis terjadi terhadap keluarga korban (tersangka), asas praduga tidak bersalah juga dilanggar. Saya punya catatan (data) tentang hal tersebut berangkat dari investigasi kasus Medan dan interview lainya. Tapi anehnya Barat membisu, para penggiat HAM terlihat watak aslinya; bosa-basi menyikapi hal tersebut. HRW (Human Right Wacth) di Washington pernah kontak saya untuk mencoba menggali pelanggaran-pelanggaran HAM serius oleh aparat Densus88, tapi juga belum ada tindak lanjut yang signifikan. Malah mempersoalkan Perda (Qonun) yang ada di Aceh, yang dianggap bertentangan dengan HAM karena menerapkan hukum syariah.
Sementara dalam deradikalisasi, ada potensi penyimpangan dan tafsiran-tafsiran yang menyesatkan terhadap nash-nash syara’. Membangun pemahaman yang tidak kokoh konstruksi dalil dan argumentasi (hujah)-nya.Upaya menselaraskan nash-nash syara’ terhadap realitas sekuler, dan memaksakan dalil mengikuti konteks aktualnya. Contoh upaya tahrif (penyimpangan) pada makna jihad, toleransi, syuro dan demokrasi, hijrah, thagut, muslim dan kafir, ummatan washat, klaim kebenaran, doktrin konspirasi (QS. Al Baqarah [2] : 217) dan upaya mengkriminalisasi istilah ”daulah Islam”, Khilafah.
Seharusnya Yang kita lakukan?
Dan sikap kongkrit kita adalah berusaha berbicara baik-baik kepada pihak pemangku kebijakan dalam persoalan ini. Untuk amar makruf nahi munkar, jika mereka membuka diri tentu kita dengan senang hati mendialogkan duduk persoalan dari drama ”WOT” ini. Agar para penguasa negeri Islam termasuk Indonesia tidak menjadi follower dari kebijakan radikal dan ektrimis negara Amerika dengan bendera GWOT menebar kedzaliman. Disamping itu langkah penting lainya adalah membongkar persekongkolan jahat dalam isu ini di hadapan umat secara masif, agar mereka sadar dan tidak terseret arus mainstream Barat.
Akankah proyek deradikalisasi sukses?
Ini tergantung daya dorong mereka para pengusung proyek tersebut, dan juga kondisi aktual umat Islam yang menjadi obyek dari proyek ini. Sekalipun ada anggaran unlimitide serta banyak person, institusi dan kelompok opurtunis bisa dibeli untuk proyek ini, saya rasa akan tetap menghadapi kendala serius. Karena drama kontra-terorisme terlanjur menjatuhkan kepercayaan umat kepada pihak penguasa dan aparat penegak hukumnya pada titik nadzir. Teori konspirasi banyak menemukan relefansinya, dan umat mulai cerdas mengeja itu semua. Ketidakadilan dan ketimpangan hukum juga terjadi bagi orang-orang yang disangka teroris, ini berbeda perlakuan jika berhadapan dengan para bajingan dan perampok uang rakyat (koruptor). Tanpa sadar, penguasa telah menggali kuburnya sendiri melalui aparatnya dan menjadi pemicu serta sumber siklus ”kekerasan” yang tak berujung. Mereka seharusnya sadar diri, tidak ambigu berkedok dengan demokrasinya tapi solusi-solusi yang ditempuh sama sekali tidak demokratis; main bunuh, main tangkap, main grebek, dan main opini seenak perutnya.
Catatan khotimah
Respon terhadap perkara ini harus menjadi bagian (bukan segalanya) dari agenda dakwah kita semua dalam fase sekarang. Karena ini moment bagus untuk menjelaskan peta hubungan Barat-Dunia Islam, AS-Indonesia, dan membuka kedok kejahatan AS atas dunia Islam yang difasilitasi oleh para penguasa komprador. Dan perkara ini juga harus menjadi pendorong agar para pengusung Islam Ideologi lebih semangat pantang menyerah, dan menjadikan konspirasi-konspirasi jahat tidak lebih sebagai batu sandungan yang akan mengkristalkan iman dan kemenangan.
Karena sesungguhnya jika ada pihak yang takut terhadap perjuangan syariat Islam dan Daulah Islam (Khilafah al minhaj an nubuwah) itu tidak beralasan. Syariat mungkin benar berbahaya, tapi berbahaya itu bagi negara Imperialis karena seluruh kejahatan dan penjajahanya akan dibungkam dengan tegaknya Khilafah yang menegakkan syariah kaffah. Berbahaya itu bagi para penguasa negeri Islam yang menghamba kepada thagut sekulerisme dan penguasa Barat, ketika syariat tegak seluruh kepentingan dan kemaslahatan pribadinya akan musnah. Intinya yang merasa syariah dan Khilafah berbahaya adalah para penjahat dengan segala jenis dan bentuknya. Islam itu ketika tegak, bukan hukum rimba yang berlaku. Tapi hukum Allah SWT yang bisa menjamin keadilan bagi siapapun sekalipun orang-orang kafir selama mereka bernaung dibawah Khilafah Islamiyah.
Yang berbahaya adalah imperialisme Barat di negeri Indonesia atas nama GWOT, HAM, Demokrasi, Pasar bebas, dan perubahan iklim. Dan yang berbahaya saat ini juga adalah tegaknya tatanan sistem sekuler dan demokrasinya serta tidak ditegakkannya sistem Islam. Bahaya yang ditimbulkan adalah dunia akhirat. Dengan demokrasi dan sekulerisme menghantarkan ummat Islam dalam kehidupan yang sempit dalam seluruh aspeknya. Jauh dari kebahagiaan lahir batin, dan jatuh dalam peradaban materialisme dan kerusakan moral yang luar biasa. Dan yang paling dasyat adalah kembali di hadapan Allah SWT termasuk golongan orang-orang yang merugi. Wallahu a’lam bisshowab.
http://globalmuslimcommunity.blogspot.com/2011/01/latar-belakang-munculnya-strategi.html
Oleh Harits Abu Ulya (Pemerhati Kontra-Terorisme & Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI)
***
Dalam sebuah dialog (tertutup) antara ketua Tim Perburuan (Densus88) “Teroris” di Aceh beberapa bulan yang lalu (2010) dengan seorang koleganya (Mayor Laut (P) Salim, Anggota Dewan Penasehat Harian TANDEF), terdiskripsi jawaban apa yang bisa mencegah berkembangnya teroris di Indonesia. Ketua Tim dengan tegas menjawab; Program deradikalisasi itu yang perlu diteruskan oleh Pemerintah. Baca bukunya Kombes. Pol. Dr. Drs. Petrus Golose, MM. tentang deradikalisasi dan bukunya Kombes. Pol. Tito Karnavian MM. tentang Poso di situ tergambar jelas dan gamblang tentang terorisme di Indonesia dan upaya-upaya penanggulangannya. Ketika pertanyaan dilanjutkan, apakah kita harus memiliki semacam kebijakan politik yang bersifat Counter Terrorism itu? Mendapatkan jawaban; Counter terrorism itu hanya di gunakan untuk unit-unit taktikal, tidak tepat kalau digunakan untuk kebijakan politik. Kemudian ditimpali soal, lalu apa dong istilahnya untuk kebijakan politik? Jawabnya; Menangkal terorisme dengan soft approach. (tandef.net)
Latar belakang munculnya strategi deradikalisasi
Maka saya rasa penting untuk memahami peta yang sesungguhnya dari stretegi yang akhir-akhir ini secara sistemik di operasikan oleh BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), apa yang menjadi latar belakang dari strategi deradikalisasi dan apa yang sebenarnya menjadi target dari strategi ini. Sejauh kajian saya; Deradikalisasi adalah bagian dari strategi kontra terorisme. Pendekatan hard measure, belum dianggap bisa mereduksi dan menghabisi seluruh potensi yang mengarah ke tindakan ”terorisme”. Bahkan dianggap belum efektif menyentuh akar persoalan terorisme secara komprehensif. Begitu juga ketika strategi Law Enforcement dirasa kurang memberikan efek jera dan belum bisa menjangkau ke akar radikalisme. Sekalipun diakui cukup efektif untuk “disruption” tapi tidak efektif untuk pencegahan dan rehabilitasi sehingga masalah terorisme terus berlanjut dan berkembang. Deradikalisasi dan kontra-radikalisasi yang integratif pada konteks ini adalah sebagai upaya baik dalam bentuk langkah strategis maupun taktis untuk memotong seluruh variabel yang dipandang sebagai stimulan lahirnya tindakan ”terorisme” baik pra maupun pasca (terkait pembinaan terhadap narapidana dan mantan combatan). Maka program ini lebih banyak berbentuk ”soft approach”, baik kepada masyarakat secara luas, kelompok tertentu maupun kepada individu-individu tertentu yang masuk dalam jejaring kelompok yang dicap ”radikal”, ”teroris” dan semacamnya. Dan langkah ini diupayakan mendapat pijakan hukum dengan mempropagandakan ini bagian dari WOT (War On Terrorism).
Dan catatan penting yang tidak boleh dilupakan; sebagian orang tidak sadar telah bersikap apologis terhadap istilah dan terminologi ”terorisme” yang dijajakan Barat di dunia Islam dan di ekspos secara masif oleh media. Sebuah istilah yang menjadikan Islam Ideologi dan pemeluknya sebagai ”tersangka” atas tindakan beberapa individu atau sebagian orang yang menggunakan jalan kekerasan untuk meraih kepentinganya. Tanpa lagi mengkritisi kemungkinan drama ”terorisme” adalah pabrikasi dengan melibatkan intelijen asing. Di sini terlihat ada usaha pengalihan perhatian umat terhadap AS sebagai biang kerok lahirnya instabilitas sosial politik ekonomi didunia Islam termasuk Indonesia. Kemudian secara manipulatif AS memaksa kepada para penguasa dunia Islam untuk memberangus setiap potensi yang dapat mengancam dan membongkar kedok imperialisme-nya. Maka yang dimaksud deradikalisasi di Indonesia jika melihat obyek sasaranya, jelas telah menempatkan gerakan-gerakan Islam yang menginginkan tegaknya syariat Islam secara kafah dalam bingkai negara sebagai bidikan. Awalnya pendekatan pisik semata (hard power) di fokuskan kepada kelompok-kelompok Jihadis, tapi dianggap tidak menyelesaikan suatu gerakan ideologis.
Dan pengemban strategi ini telah belajar dari pengalaman Indonesia selama lebih dari 50 tahun menangani DI/NII telah membuktikan bahwa hard power approach bukan jawaban tepat. Asumsinya selama idologi radikal mereka tidak bisa dinetralisir, selama itu pula mereka terus melakukan aksi. Diambillah kasus situasi di Afghanistan dan Irak, oleh karena itu dalam deradikalisasi ada upaya menggeser kepada obyek sasaran lebih luas,yaitu kepada pihak yang dianggap pengusung ideologi radikal-fundamentalis. Yang diposisikan sebagai eksploitator terhadap faktor dan realitas ketimpangan sosial politik dalam konteks global maupun lokal Indonesia. Maka tampak, yang diinginkan dari proyek deradikalisasi adalah menyumbat pertumbuhan Islam ideologi yang dipandang membahayakan status quo yang sekuler.
Indonesia dan GWOT (Global War On Terrorism)
Padahal ada hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa drama War on Terrorism dan semua derivat strateginya di Indonesia tidak terjadi secara masif kecuali pasca peristiwa WTC (World Trade Center) 9/11/2001. Dari beberapa dokumen, terungkap dukungan dana mengucur deras ratusan juta dolar dan lebih dari 500 juta euro untuk proyek long term dari negara Eropa (Australia, Denmark, Belanda, dll) diberikan kepada kepolisian RI (Densus88), dan langkah peningkatan capacity building terhadap aparat kepolisian dan Intelijen Indonesia juga berjalan secara simultan. AS sendiri melalui Obama menyiapkan lebih dari 5 miliar dolar, untuk membuat program kerjasama keamanan bersama untuk menempa badan intelijen internasional dan infrastruktur penyelenggaraan hukum demi melumpuhkan jaringan teroris dari pulau-pulau terpencil di Indonesia, hingga ke kota-kota yang membujur di Afrika. Bocoran wikileaks mengkonfirmasi bagaimana hubungan AS dan sekutunya dengan pemerintah Indonesia dalam isu terorisme. Bocoran dokumen oleh Wikileaks yang dimuat di harian Australia The Age (17/12/2010), para diplomat Amerika di Jakarta meminta keinginan pemerintahan SBY dikabulkan oleh Washington. Mereka yakin bila hubungan dengan Kopassus telah baik dan pelatihan dimulai kembali maka pemerintahan SBY dan militer akan melindungi kepentingan Amerika Serikat di kawasan, termasuk kerjasama memerangi terorisme.
Bahkan, Australia memberikan dukungan kepada SBY di Pilpres 2009. SBY didukung karena dinilai sukses dalam kerjasama antiterorisme. Di salah satu bocoran WikiLeaks yang dimuat oleh harian Sydney Morning Herald, 15/12/2010.Pejabat Kementerian Luar Negeri Australia untuk Urusan Asia Tenggara, Peter Woolcott, mengatakan; Yudhoyono telah memberikan kerjasama kelas satu dalam anti terorisme.
Bahkan, Indonesia secara intens juga segaris dengan kebijakan PBB dalam proyek kontra terorisme sejak awal. Seperti yang diungkap melalui Deplu-RI; Di tingkat multilateral, Indonesia terus meningkatkan kerjasama di bawah kerangka PBB, khususnya dengan TPB-UNODC dan UN-Counter-Terrorism Committee Executive Directorate (UNCTED) dalam mencegah dan memberantas terorisme, antara lain dalam bentuk penyelenggaraan lokakarya, intelligence sharing, capacity building, pengiriman pakar dan pemberian advis, termasuk dalam rangka persiapan ratifikasi konvensi-konvensi internasional dan penyusunan legislasi nasional terkait pencegahan dan pemberantasan terorisme. Bantuan yang diberikan PBB diberikan dalam rangka implementasi ketentuan mengenai masalah pendanaan terorisme dalam resolusi DK PBB no. 1267 dan no. 1373. Indonesia terus memanfaatkan peluang kerjasama dibawah kerangka UN Global Counter-Terrorism Strategy (UNGCTS) melalui kerjasama dengan UN Counter Terrorism Implementation Task Force (CTITF). Pemerintah memandang pentingnya untuk memberikan perhatian pada implementasi UNGCTS mengingat strategi sudah merupakan kesepakatan bersama seluruh negara anggota PBB, dan strategi memuat komitmen seluruh negara untuk memerangi terorisme secara efektif, tidak hanya dengan langkah-langkah politik, operasional, dan hukum tetapi juga langkah-langkah untuk mengatasi kondisi-kondisi yang bisa menumbuhkan terorisme. Dalam rangka implementasi strategi global, Pemerintah telah mendukung berbagai upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap UNGCTS, termasuk melalui penyelenggaraan beberapa kegiatan.
Indonesia menunjukkan komitmen melaksanakan ketentuan hukum internasional mengenai pemberantasan terorisme dan sejauh ini telah meratifikasi 7 dari 16 instrumen internasional terkait terorisme. Langkah Indonesia untuk menandatangani dan meratifikasi beberapa konvensi internasional tersebut juga merupakan bagian dari tindak lanjut implementasi Resolusi DK-PBB 1373, yang antara lain meminta seluruh negara anggota PBB untuk menandatangani dan meratifikasi konvensi-konvensi internasional mengenai pemberantasan terorisme. Dari 16 instrumen international terkait penanggulangan terorisme, Indonesia merupakan pihak pada 7 instrumen, sebagai berikut:
1963 Convention on Offences and Certain other Act Committed on Board Aircraft;
1970 Convention for the Suppression of Unlawful Seizure of Aircraft;
1971 Convention for the Suppression of Unlawful Acts against Safety of Civil Aviation;
1980 Convention on the Physical Protection of Nuclear Material;
1999 International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism;
1997 International Convention for the Suppression of Terrorist Bombings;
Amendment to the Convention on the Physical Protection of Nuclear Material (CPPNM).
Indonesia telah menandatangani 1988 Protocol for the Suppression of Unlawful Acts of Violence at Airports Serving International Aviation (1988).
Terkait dengan kewajiban menyerahkan laporan mengenai langkah-langkah pemberantasan terorisme sesuai amanat Resolusi DK PBB 1373, Indonesia telah memberikan kepada Counter Terrorism Committee (CTC) laporan I (21 Desember 2001), laporan II (21 Juni 2002), laporan III (30 Januari 2003), Laporan IV (12 Januari 2004), dan Laporan V (5 Mei 2006). Selain Resolusi 1373, Indonesia telah melakukan upaya-upaya untuk memenuhi amanat Resolusi 1267 terkait Consolidated List, yaitu meliputi pembekuan aset, larangan menerima kedatangan dan embargo senjata terhadap individu-individu, entitas dan organisasi yang memiliki hubungan dengan kelompok Taliban, Osama bin Laden atau jaringan teroris Al-Qaida.
So, wabil khusus bagi AS sendiri tidak menginginkan tumbuh suburnya kelompok yang dianggap radikal, terungkap dalam laporan terbaru yang berjudul "Sharia a Danger to US, Security Pros Say", sebuah panel ahli keamanan nasional Amerika Serikat memberikan rekomendasi radikal kepada pemerintahan Obama bahwa syariah Islam adalah ancaman bagi negara tersebut. Dan sangat pentingnya keamanan AS dan peradaban Barat untuk mendukung tokoh dan kelompok Islam moderat. Intinya AS harus mendukung dan menumbuhkan moderatisasi dalam kehidupan muslim Indonesia. Dan menolak tegaknya Syariat Islam dalam bingkai State.
Ini indikasi dan benang merah yang cukup untuk menjelaskan bahwa proyek deradikalisasi dan kontra radikalisasi adalah bagian dari strategi WOT di mana arahan dan paradigma Barat (AS) menjadi basis implementasinya. Dan ini klop dengan sistem sekuler yang dijaga siang dan malam keberlangsungannya oleh para penguasa yang mengekor kepada kepentingan Barat, dengan mendapat imbalan pujian dan kemaslahatan sesaat.
Siapa Yang terlibat dalam strategi ini?
Sebenarnya kalangan akademisi, aktifis mahasiswa dan komponen lain juga dilibatkan. Tapi saat ini mereka melihat betapa strategisnya peran Ulama (contoh agenda yang menjadi kerja bareng BNPT dengan MUI: Halqoh Nasional Penanggulangan Terorisme, di 6 kota Indonesia) dan masalah ini kata kuncinya adalah; ideologi radikal dianggap sumber terorisme dan kekerasan. Dan cara untuk melenyapkan ideologi radikal, status quo menggunakan pola orde baru. Penguasa mengkooptasi para ulama melalui multi pendekatan, setelah satu arus dengan paradigma penguasa maka berikutnya para ulama bisa menjadi khutoba’ (penyeru/corong) kepentingan penguasa. Masyarakat Indonesia mayoritas karakteristiknya paternalistik, maka pendekatan dengan melibatkan para ulama dirasa paling efektif untuk mengintroduksikan mafhum ala status quo kepada masyarakat luas. Yang diharapkan adalah munculnya imunitas pada diri masyarakat terhadap pemahaman-pemahaman yang di anggap radikal-fundamentalis. Pada akhirnya masyarakat bisa sedemikian kuat bersikap resisten dan mengalenasi pemahaman dan kelompok ”radikal”. Sekalipun para ulama yang include dengan ”proyek” seperti ini tidak selalu mendapat tempat dihati masyarakat apalagi dikalangan aktifis gerakan Islam. Tapi dengan dibantu ”mindsite control” melalui media massa dan elektronik oleh pihak penguasa maka impactnya akan cukup besar. Bisa jadi akhirnya umat dalam posisi terbelah dan berhadap-hadapan secara diametrikal, antara bersama arus sekulerisme yang dibungkus dengan bahasa-bahasa efuisme kekufuran oleh para khutoba’ dengan pemahaman yang lurus terhadap Islam yang diusung oleh umat yang ideologis.
Target Lebih dari Deradikalisasi
Jika pelibatan ulama berhasil meraih targetnya, bisa jadi akan di manej oleh status quo untuk masuk di plan berikutnya. Diraihnya ”stempel” atau ”dukungan” dari masyarakat yang dimediasi oleh para ”khutoba” akan melegitimasi tindakan yang berpotensi lebih represif, baik dengan atau tanpa regulasi (UU) yang memayunginya. Keberhasilan dalam pengarusutamaan Islam moderat akan menempatkan Islam ideologi pada kutub yang berlawanan, lebih tepatnya sebagai musuh. Tentu dalam kontek dakwah, perjuangan penegakkan syariah akan sedikit menempuh jalan terjal, penuh onak dan duri. Tapi sikon seperti itu pula yang akan mengkritalkan perjuangan menuju titik kulminasi kemenangan dan dukungan dari orang-orang mukhlis yang memiliki power. Jangan lupa, laju dakwah dan perjuangan tidak pernah berhenti karena konspirasi dari orang-orang munafik yang menjadi kaki tangan kafir Barat. Karena mereka itu ibarat batu yang salah tempat, seharusnya dia menjadi bagian dari bahan-bahan benteng yang melindungi dan membela Islam dan kaum muslimin bukan menjadi batu sandungan bagi penegakkan Islam.
Potensi Pelanggaran dari dua macam strategi kontra terorisme
Sejauh catatan saya, pelanggaran itu banyak terjadi di langkah hard power dari proyek kontra-terorisme. Tercatat sejak tahun 2002-2010 aparat menembak tewas lebih dari 40 orang dan menangkap lebih dari 564 orang dihimpun dari berbagai operasi: Palu 2003, Semarang 2003, Malang 2005, Sukoharjo dan Yogyakarta 2007, Palembang 2008, Cilacap dan Jatiasih 2009, Aceh, Medan dan Solo 2010, dan melahirkan ratusan ”janda” (suami tewas/tahanan). Seperti juga yang di ungkap Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia) dalam laporan akhir tahunan (2010), adanya fakta pelanggaran serius seperti: extra judicial killing, penetapan DPO tanpa prosedur pengadilan, salah tangkap, salah grebek, dan penyiksaan ketika introgasi, dan salah opini. Bahkan kekerasan/terorisme simbolis terjadi terhadap keluarga korban (tersangka), asas praduga tidak bersalah juga dilanggar. Saya punya catatan (data) tentang hal tersebut berangkat dari investigasi kasus Medan dan interview lainya. Tapi anehnya Barat membisu, para penggiat HAM terlihat watak aslinya; bosa-basi menyikapi hal tersebut. HRW (Human Right Wacth) di Washington pernah kontak saya untuk mencoba menggali pelanggaran-pelanggaran HAM serius oleh aparat Densus88, tapi juga belum ada tindak lanjut yang signifikan. Malah mempersoalkan Perda (Qonun) yang ada di Aceh, yang dianggap bertentangan dengan HAM karena menerapkan hukum syariah.
Sementara dalam deradikalisasi, ada potensi penyimpangan dan tafsiran-tafsiran yang menyesatkan terhadap nash-nash syara’. Membangun pemahaman yang tidak kokoh konstruksi dalil dan argumentasi (hujah)-nya.Upaya menselaraskan nash-nash syara’ terhadap realitas sekuler, dan memaksakan dalil mengikuti konteks aktualnya. Contoh upaya tahrif (penyimpangan) pada makna jihad, toleransi, syuro dan demokrasi, hijrah, thagut, muslim dan kafir, ummatan washat, klaim kebenaran, doktrin konspirasi (QS. Al Baqarah [2] : 217) dan upaya mengkriminalisasi istilah ”daulah Islam”, Khilafah.
Seharusnya Yang kita lakukan?
Dan sikap kongkrit kita adalah berusaha berbicara baik-baik kepada pihak pemangku kebijakan dalam persoalan ini. Untuk amar makruf nahi munkar, jika mereka membuka diri tentu kita dengan senang hati mendialogkan duduk persoalan dari drama ”WOT” ini. Agar para penguasa negeri Islam termasuk Indonesia tidak menjadi follower dari kebijakan radikal dan ektrimis negara Amerika dengan bendera GWOT menebar kedzaliman. Disamping itu langkah penting lainya adalah membongkar persekongkolan jahat dalam isu ini di hadapan umat secara masif, agar mereka sadar dan tidak terseret arus mainstream Barat.
Akankah proyek deradikalisasi sukses?
Ini tergantung daya dorong mereka para pengusung proyek tersebut, dan juga kondisi aktual umat Islam yang menjadi obyek dari proyek ini. Sekalipun ada anggaran unlimitide serta banyak person, institusi dan kelompok opurtunis bisa dibeli untuk proyek ini, saya rasa akan tetap menghadapi kendala serius. Karena drama kontra-terorisme terlanjur menjatuhkan kepercayaan umat kepada pihak penguasa dan aparat penegak hukumnya pada titik nadzir. Teori konspirasi banyak menemukan relefansinya, dan umat mulai cerdas mengeja itu semua. Ketidakadilan dan ketimpangan hukum juga terjadi bagi orang-orang yang disangka teroris, ini berbeda perlakuan jika berhadapan dengan para bajingan dan perampok uang rakyat (koruptor). Tanpa sadar, penguasa telah menggali kuburnya sendiri melalui aparatnya dan menjadi pemicu serta sumber siklus ”kekerasan” yang tak berujung. Mereka seharusnya sadar diri, tidak ambigu berkedok dengan demokrasinya tapi solusi-solusi yang ditempuh sama sekali tidak demokratis; main bunuh, main tangkap, main grebek, dan main opini seenak perutnya.
Catatan khotimah
Respon terhadap perkara ini harus menjadi bagian (bukan segalanya) dari agenda dakwah kita semua dalam fase sekarang. Karena ini moment bagus untuk menjelaskan peta hubungan Barat-Dunia Islam, AS-Indonesia, dan membuka kedok kejahatan AS atas dunia Islam yang difasilitasi oleh para penguasa komprador. Dan perkara ini juga harus menjadi pendorong agar para pengusung Islam Ideologi lebih semangat pantang menyerah, dan menjadikan konspirasi-konspirasi jahat tidak lebih sebagai batu sandungan yang akan mengkristalkan iman dan kemenangan.
Karena sesungguhnya jika ada pihak yang takut terhadap perjuangan syariat Islam dan Daulah Islam (Khilafah al minhaj an nubuwah) itu tidak beralasan. Syariat mungkin benar berbahaya, tapi berbahaya itu bagi negara Imperialis karena seluruh kejahatan dan penjajahanya akan dibungkam dengan tegaknya Khilafah yang menegakkan syariah kaffah. Berbahaya itu bagi para penguasa negeri Islam yang menghamba kepada thagut sekulerisme dan penguasa Barat, ketika syariat tegak seluruh kepentingan dan kemaslahatan pribadinya akan musnah. Intinya yang merasa syariah dan Khilafah berbahaya adalah para penjahat dengan segala jenis dan bentuknya. Islam itu ketika tegak, bukan hukum rimba yang berlaku. Tapi hukum Allah SWT yang bisa menjamin keadilan bagi siapapun sekalipun orang-orang kafir selama mereka bernaung dibawah Khilafah Islamiyah.
Yang berbahaya adalah imperialisme Barat di negeri Indonesia atas nama GWOT, HAM, Demokrasi, Pasar bebas, dan perubahan iklim. Dan yang berbahaya saat ini juga adalah tegaknya tatanan sistem sekuler dan demokrasinya serta tidak ditegakkannya sistem Islam. Bahaya yang ditimbulkan adalah dunia akhirat. Dengan demokrasi dan sekulerisme menghantarkan ummat Islam dalam kehidupan yang sempit dalam seluruh aspeknya. Jauh dari kebahagiaan lahir batin, dan jatuh dalam peradaban materialisme dan kerusakan moral yang luar biasa. Dan yang paling dasyat adalah kembali di hadapan Allah SWT termasuk golongan orang-orang yang merugi. Wallahu a’lam bisshowab.
http://globalmuslimcommunity.blogspot.com/2011/01/latar-belakang-munculnya-strategi.html
Kenapa Yahudi Pintar (Sangat Bijak Apabila Anda meluangkan waktu Membaca Catatan ini)
Kenapa Yahudi Pintar (Sangat Bijak Apabila Anda meluangkan waktu Membaca Catatan ini)
Sekedar Bacaan...No sara....
Lumayan Panjang...silahkan di baca waktu senggang...
Bangsa Yahudi adalah salah satu bangsa yang menguasai dunia karena kecerdasan dan kelicikannya baik dari segi sains, bisnis, maupun teknologi.
Allah Ta'ala memang telah men...ganugrahkan kepada bangsa Yahudi suatu kelebihan berupa otak yang cemerlang. Dan sungguh sangat menarik mengetahui kenapa orang Yahudi begitu pintar dan mempunyai kelebihan dibanding bangsa-bangsa lain di atas dunia ini. Tentu saja dalam hal ini hanyalah sebatas kelebihan dalam hal urusan keduniawian...
"dan Facebook yang sedang kita gunakan ini pun adalah hasil karya mereka"...
Berikut ini sebuah artikel yang akan memaparkan sedikit sebab dari fenomena kelebihan mereka ini.
Marilah kita simak dengan seksama artikel di bawah ini, kemudian membahasnya bersama di kolom komentar dan jangan lupa mari kita SHARE / BAGIKAN agar saudara-saudara kita juga mempunyai kesempatan membaca artikel berharga ini.
Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"
Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?
Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.
Persiapan Melahirkan
Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.
Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.
Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?"
Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."
Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.
Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.
Cara Makan
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, "Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),"
ungkapnya.
Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.
Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
ROKOK
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.
Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.
Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.
Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
1 - 6 SD
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, "Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !" katanya.
Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.
Sekolah Menengah - Perguruan Tinggi
Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!
Anda terperanjat?
Itulah kenyataannya.
Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan.. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?
PENDIDIKAN ANAK DI PALESTINA
Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.
Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.
Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.
Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.
Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.
Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.
Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "Goblok!" kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
"Lihat saja Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
"Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?"
Majalah Sabili
Dicopy dari :
Postingan Indah novianti di :
pencerahanhati.com
Tambahan :
* Jika ada buah, mendahulukan makan buah sebelum makan berat adalah sesuai dengan sunnah/cara makan Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam.
* Memanah, berkuda, dan berenang adalah olahraga yang paling dianjurkan oleh Rasulullah Sallalahu 'alaqihi wasallam kepada ummatnya.
* Untuk ibu yang sedang mengandung, sangat dianjurkan untuk sering membaca atau mendengarkan Al-Qur'an.
Yahudi dan Babi
Ternyata orang yahudi juga sama dengan orang Islam, yaitu tidak memakan Babi
Yahudi dan ROKOK
Sebagaimana kita telah baca dalam artikel diatas, rokok adalah barang yang tabu bagi mereka. Akan tetapi tahukah anda Philip Morris adalah seorang Yahudi, adalah pemilik perusahaan rokok yang telah menguasai 50% pasar rokok di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, HM Sampoerna adalah termasuk milik Philip Morris.
Jadi apa yang bisa anda banggakan wahai perokok??? Bertaubatlah
Sekedar Bacaan...No sara....
Lumayan Panjang...silahkan di baca waktu senggang...
Bangsa Yahudi adalah salah satu bangsa yang menguasai dunia karena kecerdasan dan kelicikannya baik dari segi sains, bisnis, maupun teknologi.
Allah Ta'ala memang telah men...ganugrahkan kepada bangsa Yahudi suatu kelebihan berupa otak yang cemerlang. Dan sungguh sangat menarik mengetahui kenapa orang Yahudi begitu pintar dan mempunyai kelebihan dibanding bangsa-bangsa lain di atas dunia ini. Tentu saja dalam hal ini hanyalah sebatas kelebihan dalam hal urusan keduniawian...
"dan Facebook yang sedang kita gunakan ini pun adalah hasil karya mereka"...
Berikut ini sebuah artikel yang akan memaparkan sedikit sebab dari fenomena kelebihan mereka ini.
Marilah kita simak dengan seksama artikel di bawah ini, kemudian membahasnya bersama di kolom komentar dan jangan lupa mari kita SHARE / BAGIKAN agar saudara-saudara kita juga mempunyai kesempatan membaca artikel berharga ini.
Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"
Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?
Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.
Persiapan Melahirkan
Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.
Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.
Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?"
Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."
Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.
Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.
Cara Makan
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, "Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),"
ungkapnya.
Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.
Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
ROKOK
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.
Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.
Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.
Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
1 - 6 SD
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, "Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !" katanya.
Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.
Sekolah Menengah - Perguruan Tinggi
Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!
Anda terperanjat?
Itulah kenyataannya.
Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan.. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?
PENDIDIKAN ANAK DI PALESTINA
Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.
Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.
Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.
Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.
Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.
Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.
Benarkah merokok dapat melahirkan generasi "Goblok!" kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
"Lihat saja Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
"Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?"
Majalah Sabili
Dicopy dari :
Postingan Indah novianti di :
pencerahanhati.com
Tambahan :
* Jika ada buah, mendahulukan makan buah sebelum makan berat adalah sesuai dengan sunnah/cara makan Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam.
* Memanah, berkuda, dan berenang adalah olahraga yang paling dianjurkan oleh Rasulullah Sallalahu 'alaqihi wasallam kepada ummatnya.
* Untuk ibu yang sedang mengandung, sangat dianjurkan untuk sering membaca atau mendengarkan Al-Qur'an.
Yahudi dan Babi
Ternyata orang yahudi juga sama dengan orang Islam, yaitu tidak memakan Babi
Yahudi dan ROKOK
Sebagaimana kita telah baca dalam artikel diatas, rokok adalah barang yang tabu bagi mereka. Akan tetapi tahukah anda Philip Morris adalah seorang Yahudi, adalah pemilik perusahaan rokok yang telah menguasai 50% pasar rokok di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, HM Sampoerna adalah termasuk milik Philip Morris.
Jadi apa yang bisa anda banggakan wahai perokok??? Bertaubatlah
14/01/11
rahasia Mark Zuckerberg
Singkap rahasia jaket Bos Facebook | Facebook Hoodie Mark Zuckerberg
Singkap rahasia jaket Bos Facebook | Facebook Hoodie Mark Zuckerberg Awal minggu lalu saat Konfrensi D8 diadakan di California, Mark Zuckerberg, yang diwawancarai oleh Kara Swisher dan Walt Mossberg, dengan terpaksa menyingkap sedikit rahasia Hoodie nya ( Jaket Bertudung). Saat itu dia sedang dicecar tentang kehidupan pribadinya, dan keringat yang mengucur, memaksanya untuk membuka Facebook Hoodie nya.
Jaket tersebut langsung menarik perhatian dari Kara Swisher, karena dibagian dalam Hoodie Mark terdapat logo atau symbol simbol bergambar lingkaran beserta anak panah yang menuju ke enam penjuru arah mata angin. Di titik pusat keenam anak panah itu, terbentuk lambang bintang daud.
“Apa ini, apakah kamu ikut semacam pemujaan setan,” kata Kara Swisher sambil melihat jaket milik Zuckerberg, dikutip dari situs SFWeekly.
Singkap rahasia jaket Bos Facebook | Facebook Hoodie Mark Zuckerberg Swisher juga menambahkan bahwa gambar di jaket itu mengingatkan dia pada simbol illuminati. Sementara Gawker.com menambahkan bahwa simbol itu juga mempresentasikan wajah iblis Beelzebub pada mitologi Yahudi.
Zuckerberg sendiri sudah banyak diketahui sebagai anak keturunan dari pasangan keluarga Yahudi-Amerika, Edward dan Karen Zuckerberg.
Saat kuliah di Di Harvard, pria yang kini berusia 26 tahun itu, juga bergabung dengan Alpha Epsilon Pi, sebuah organisasi persaudaraan Yahudi.
Namun, menurut sumber SF Weekly, belum ada bukti-bukti yang cukup kuat bahwa terdapat ritual-ritual rahasia semacam yang dilakukan oleh kelompok illuminati, di Facebook.
Fcebook Hoodie dilelang di ebay
Wawancara tersebut banyak menarik perhatian orang, dan seorang yang memiliki Jaket yang sama, langsung melelang Jaket tersebut die bay :
Singkap rahasia jaket Bos Facebook | Facebook Hoodie Mark Zuckerberg “This is a limited edition, employee only, Facebook hoodie. The same exact one worn by Mark Zuckerberg at the D8 Conference. I was gifted this hoodie by a current employee at Facebook, but now it can be yours”
“Ini adalah jaket edisi terbatas, yang dibuat khusus untuk karyawan facebook. Facebook Hoodie, sama persis dengan yang digunakan oleh Mark Zuckerberg pada konfrensi D8, Facebook Hoodi ini diberikan oleh seorang karyawan Facebook pada saya, dan bisa menjadi milik anda”
Facebook Hoodie warna hitam berukuran XL ini sampai tulisan ini dibuat sudah di tawar oleh 44 orang dengan harga terakhir US $2,550.00
Via: SF Weekly/TechCrunch/Vivanews
Alpha Epsilon Pi adalah seperti perkumpulan mahasiswa Yahudi di amerika utara, yang mempunyai misi sebagai berikut,
Alpha Epsilon Pi, the Jewish Fraternity of North America, was founded to provide opportunities for Jewish men seeking the best possible college and fraternity experience. We have maintained the integrity of our purpose by strengthening our ties to the Jewish community and serving as a link between high school and career. Alpha Epsilon Pi develops leadership for the North American Jewish community at a critical time in a young man’s life. Alpha Epsilon Pi’s role is to encourage the Jewish student to remain dedicated to Jewish ideals, values, and ethics and to prepare the student to be one of tomorrow’s leaders so that he may help himself, his family, his community, and his people.
Yang intinya adalah sebagai tempat pengkaderan dan tempat mencari pemimpin baru bagi kaumnya, yaitu Yahudi.
sumber : http://amirkovic.wordpress.com/2009/01/09/facebook-membiayai-perang-di-gaza/
sumber : http://sabili.co.id/index.php/20090121744/Berita-Anda/Situs-Yahudi-di-Sekitar-Kita.htm
http://www.inminds.co.uk/boycott-brands.html
http://globalvoicesonline.org/2009/01/05/is-facebook-censoring-information-on-israel-and-palestine/
http://en.wikipedia.org/wiki/Mark_Zuckerberg
http://www.aepi.org/site/pp.asp?c=geJQIUOwErH&b=2116949
http://en.wikipedia.org/wiki/Alpha_Epsilon_P
http://en.wikipedia.org/wiki/Alpha_Epsilon_P
http://www.aepi.org/site/pp.asp?c=geJQIUOwErH&b=2116949
http://www.wakeupfromyourslumber.com/node/5510http://www.mediapost.com/publications/?fa=Articles.showArticleHomePage&art_aid=97567http://globalvoicesonline.org/2009/01/05/is-facebook-censoring-information-on-israel-and-palestine/
Singkap rahasia jaket Bos Facebook | Facebook Hoodie Mark Zuckerberg Awal minggu lalu saat Konfrensi D8 diadakan di California, Mark Zuckerberg, yang diwawancarai oleh Kara Swisher dan Walt Mossberg, dengan terpaksa menyingkap sedikit rahasia Hoodie nya ( Jaket Bertudung). Saat itu dia sedang dicecar tentang kehidupan pribadinya, dan keringat yang mengucur, memaksanya untuk membuka Facebook Hoodie nya.
Jaket tersebut langsung menarik perhatian dari Kara Swisher, karena dibagian dalam Hoodie Mark terdapat logo atau symbol simbol bergambar lingkaran beserta anak panah yang menuju ke enam penjuru arah mata angin. Di titik pusat keenam anak panah itu, terbentuk lambang bintang daud.
“Apa ini, apakah kamu ikut semacam pemujaan setan,” kata Kara Swisher sambil melihat jaket milik Zuckerberg, dikutip dari situs SFWeekly.
Singkap rahasia jaket Bos Facebook | Facebook Hoodie Mark Zuckerberg Swisher juga menambahkan bahwa gambar di jaket itu mengingatkan dia pada simbol illuminati. Sementara Gawker.com menambahkan bahwa simbol itu juga mempresentasikan wajah iblis Beelzebub pada mitologi Yahudi.
Zuckerberg sendiri sudah banyak diketahui sebagai anak keturunan dari pasangan keluarga Yahudi-Amerika, Edward dan Karen Zuckerberg.
Saat kuliah di Di Harvard, pria yang kini berusia 26 tahun itu, juga bergabung dengan Alpha Epsilon Pi, sebuah organisasi persaudaraan Yahudi.
Namun, menurut sumber SF Weekly, belum ada bukti-bukti yang cukup kuat bahwa terdapat ritual-ritual rahasia semacam yang dilakukan oleh kelompok illuminati, di Facebook.
Fcebook Hoodie dilelang di ebay
Wawancara tersebut banyak menarik perhatian orang, dan seorang yang memiliki Jaket yang sama, langsung melelang Jaket tersebut die bay :
Singkap rahasia jaket Bos Facebook | Facebook Hoodie Mark Zuckerberg “This is a limited edition, employee only, Facebook hoodie. The same exact one worn by Mark Zuckerberg at the D8 Conference. I was gifted this hoodie by a current employee at Facebook, but now it can be yours”
“Ini adalah jaket edisi terbatas, yang dibuat khusus untuk karyawan facebook. Facebook Hoodie, sama persis dengan yang digunakan oleh Mark Zuckerberg pada konfrensi D8, Facebook Hoodi ini diberikan oleh seorang karyawan Facebook pada saya, dan bisa menjadi milik anda”
Facebook Hoodie warna hitam berukuran XL ini sampai tulisan ini dibuat sudah di tawar oleh 44 orang dengan harga terakhir US $2,550.00
Via: SF Weekly/TechCrunch/Vivanews
Alpha Epsilon Pi adalah seperti perkumpulan mahasiswa Yahudi di amerika utara, yang mempunyai misi sebagai berikut,
Alpha Epsilon Pi, the Jewish Fraternity of North America, was founded to provide opportunities for Jewish men seeking the best possible college and fraternity experience. We have maintained the integrity of our purpose by strengthening our ties to the Jewish community and serving as a link between high school and career. Alpha Epsilon Pi develops leadership for the North American Jewish community at a critical time in a young man’s life. Alpha Epsilon Pi’s role is to encourage the Jewish student to remain dedicated to Jewish ideals, values, and ethics and to prepare the student to be one of tomorrow’s leaders so that he may help himself, his family, his community, and his people.
Yang intinya adalah sebagai tempat pengkaderan dan tempat mencari pemimpin baru bagi kaumnya, yaitu Yahudi.
sumber : http://amirkovic.wordpress.com/2009/01/09/facebook-membiayai-perang-di-gaza/
sumber : http://sabili.co.id/index.php/20090121744/Berita-Anda/Situs-Yahudi-di-Sekitar-Kita.htm
http://www.inminds.co.uk/boycott-brands.html
http://globalvoicesonline.org/2009/01/05/is-facebook-censoring-information-on-israel-and-palestine/
http://en.wikipedia.org/wiki/Mark_Zuckerberg
http://www.aepi.org/site/pp.asp?c=geJQIUOwErH&b=2116949
http://en.wikipedia.org/wiki/Alpha_Epsilon_P
http://en.wikipedia.org/wiki/Alpha_Epsilon_P
http://www.aepi.org/site/pp.asp?c=geJQIUOwErH&b=2116949
http://www.wakeupfromyourslumber.com/node/5510http://www.mediapost.com/publications/?fa=Articles.showArticleHomePage&art_aid=97567http://globalvoicesonline.org/2009/01/05/is-facebook-censoring-information-on-israel-and-palestine/
A lesson is repeated until learned.
Pembelajaran akan terus berlangsung sampai kita dapat memetik hikmahnya."
...Setiap saat dan setiap kejadian sarat dengan pelajaran hidup. Beberapa di antara kita mungkin sudah cukup memahami pelajaran hidup itu sejak awal dan menjadikannya pedoman untuk melangkah lebih baik, sementara yang lain masih mengabaikannya. Kepandaian kita mencari hikmah diantara proses kehidupan yang sulit atau senang tentu akan membawa kita pada tingkat kualitas personal dan kehidupan yang lebih baik pula.
"
Contohnya, kota Kobe di Jepang yang kini telah menjelma menjadi kota modern dan maju, dilengkapi oleh gedung-gedung yang kokoh. Keadaan tersebut tak lepas dari gempa dahsyat yang pernah melanda kota tersebut, yaitu Great Kanto Earthquake (tahun 1923) dan dan gempa bumi berkekuatan 7,5 Scala Richter yang terjadi pada tanggal 17 Januari 1995. Sejarah Kota Kobe tidaklah manis, karena kedua gempa itu masing-masing menelan 143.000 korban jiwa dan 6.434 korban jiwa.
Saat berkunjung ke Kobe Earthquake Museum bersama puluhan orang mitra bisnis KK Indonesia pada bulan Maret lalu, kami mendengar tak kurang dari 300.000 orang kehilangan tempat tinggal, 200.000 gedung hancur, dan 120 dermaga di Kobe musnah. Diceritakan pula bahwa kota Kobe dilanda kebakaran hebat selama 24-48 jam setelah diguncang gempa. Jumlah kerugian diperkirakan 10 triliun yen atau 102,5 miliar dollar AS. Kota Kobe saat itu benar-benar hancur dan mengalami sejarah kelam.
Salah satu hikmah dari gempa tersebut adalah bangkitnya empati bangsa Jepang terhadap sesama. Hal itu ditandai oleh terbentuknya sebuah organisasi solidaritas sosial pada tahun yang sama. Yang lebih mengharukan, dalam 3 bulan saja organisasi tersebut sudah beranggotakan 1,2 juta sukarelawan.
Gempa Kobe 1995 menjadi pengalaman pahit, namun dari sanalah timbul keinginan dan usaha yang lebih serius dari pemerintah untuk melakukan pencegahan timbulnya lebih banyak korban bila terjadi bencana. Salah satu langkah mereka yaitu mengatur jarak antar bangunan dan tata kota sedemikian rupa agar gempa tidak menimbulkan efek domino. Pemerintah Jepang juga mengoperasikan The Ground Self-Defense Force sehingga setiap getaran gempa pada frekuensi tertentu dapat segera terdeteksi agar dapat dilakukan langkah preventif dengan cepat.
Bencana mengerikan itu ternyata juga mengilhami pemerintah Jepang untuk mendirikan Kobe Earthquake Memorial Museum pada tahun 2002. Selain menjadi daya tarik wisata, museum tersebut juga dijadikan sarana pendidikan untuk para generasi muda tentang bagaimana melakukan penanganan dini bila terjadi gempa hebat. Kekuatan dan bentuk bangunan museum dirancang khusus sebagai gedung percontohan yang tahan gempa vertikal maupun horinsontal.
Di dalam museum terdapat juga ruang teater, di mana pengunjung dapat menyaksikan video yang berisi suara-suara dan keadaan, serta bagaimana upaya masyarakat kembali bangkit dan membangun kehidupan mereka kembali pasca gempa. Suara dan gambar dalam video tersebut benar-benar nyata, sehingga tak sedikit di antara kami larut dalam suasana haru dan meneteskan airmata.
Di area museum kami juga bertemu dengan para korban bencana yang selamat. Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka tidak senang meminta belas kasihan. Mereka hidup mandiri dengan menjual produk-produk kerajinan tangan di museum tersebut.
Pengalaman pahit akibat gempa dahsyat di kota Kobe tidak membuat masyarakat terus menyalahkan keadaan. Sebaliknya mereka segera bangkit, dan berusaha membenahi kehidupan terutama dalam hal ekonomi, teknologi, maupun kekuatan mental. Pemerintah Jepang juga segera melakukan langkah-langkah nyata untuk masyarakat. Boleh dikata hikmah di balik bencana gempa dahsyat tersebut adalah terciptanya solidaritas masyarakat lebih besar, perhatian pemerintah yang lebih besar, sehingga kini Kobe menjelma menjadi lebih modern dan rapi.
Saya teringat bencana gempa dan tsunami dahsyat yang terjadi di Aceh, 26 Desember 2004. Kemajuan fisik berupa bangunan dan geliat ekonomi di sana memang berkembang pesat. Tetapi apakah kondisi mental para korban yang selamat juga sudah benar-benar sudah pulih? Saya juga belum mengetahui apakah masyarakat di sana juga semakin tanggap dan terlatih jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam?
Seminggu kemudian, setiba di Jakarta dari Jepang, saya mendengar berita tentang jebolnya tanggul Situ Gintung di Cirendeu, Tangerang Selatan. Bencana tersebut telah merenggut 100 korban meninggal dunia dan lebih dari 100 lainnya hilang. Tsunami kecil itu menyisakan kesedihan mendalam dan trauma pada korban selamat maupun keluarga korban.
Bila kita berkaca pada Kobe, seharusnya bencana tersebut menjadi pembelajaran yang sangat mahal nilainya. Seperti halnya masyarakat kota Kobe, seharusnya kita semua berbesar hati menerima kenyataan meskipun itu pahit dan menjadikannya sebagai titik tolak untuk bersikap lebih waspada, memiliki kepedulian yang lebih besar terhadap kelestarian ekosistim, serta semakin meningkatkan solidaritas sosial. Terlebih jumlah tanggul di Jabodetabek jumlahnya sangat banyak.
Sejarah dan pengalaman buruk berwujud aneka rupa, misalnya gempa, tsunami, banjir, kegagalan, putus cinta dan lain sebagainya. Di masa datang kita mungkin akan menghadapi berbagai bentuk kenyataan pahit dan nampak begitu menakutkan. Tetapi jika kita berusaha keras keluar dari masalah, maka suatu saat tanpa disadari kenyataan pahit itu justru menjadi titik tolak bagi perubahan. Sejarah dan pengalaman pahit tak pernah kita inginkan, tetapi semua itu kita perlukan agar kita sadar untuk segera melakukan perubahan dan menjadi jauh lebih baik dengan segala potensi yang kita miliki.
Oleh : Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best
seller.
Sumber : http://www.esyariah.com/motivasi%20:%20belajar_dari_pengalaman.php
Lihat Selengkapnya
...Setiap saat dan setiap kejadian sarat dengan pelajaran hidup. Beberapa di antara kita mungkin sudah cukup memahami pelajaran hidup itu sejak awal dan menjadikannya pedoman untuk melangkah lebih baik, sementara yang lain masih mengabaikannya. Kepandaian kita mencari hikmah diantara proses kehidupan yang sulit atau senang tentu akan membawa kita pada tingkat kualitas personal dan kehidupan yang lebih baik pula.
"
Contohnya, kota Kobe di Jepang yang kini telah menjelma menjadi kota modern dan maju, dilengkapi oleh gedung-gedung yang kokoh. Keadaan tersebut tak lepas dari gempa dahsyat yang pernah melanda kota tersebut, yaitu Great Kanto Earthquake (tahun 1923) dan dan gempa bumi berkekuatan 7,5 Scala Richter yang terjadi pada tanggal 17 Januari 1995. Sejarah Kota Kobe tidaklah manis, karena kedua gempa itu masing-masing menelan 143.000 korban jiwa dan 6.434 korban jiwa.
Saat berkunjung ke Kobe Earthquake Museum bersama puluhan orang mitra bisnis KK Indonesia pada bulan Maret lalu, kami mendengar tak kurang dari 300.000 orang kehilangan tempat tinggal, 200.000 gedung hancur, dan 120 dermaga di Kobe musnah. Diceritakan pula bahwa kota Kobe dilanda kebakaran hebat selama 24-48 jam setelah diguncang gempa. Jumlah kerugian diperkirakan 10 triliun yen atau 102,5 miliar dollar AS. Kota Kobe saat itu benar-benar hancur dan mengalami sejarah kelam.
Salah satu hikmah dari gempa tersebut adalah bangkitnya empati bangsa Jepang terhadap sesama. Hal itu ditandai oleh terbentuknya sebuah organisasi solidaritas sosial pada tahun yang sama. Yang lebih mengharukan, dalam 3 bulan saja organisasi tersebut sudah beranggotakan 1,2 juta sukarelawan.
Gempa Kobe 1995 menjadi pengalaman pahit, namun dari sanalah timbul keinginan dan usaha yang lebih serius dari pemerintah untuk melakukan pencegahan timbulnya lebih banyak korban bila terjadi bencana. Salah satu langkah mereka yaitu mengatur jarak antar bangunan dan tata kota sedemikian rupa agar gempa tidak menimbulkan efek domino. Pemerintah Jepang juga mengoperasikan The Ground Self-Defense Force sehingga setiap getaran gempa pada frekuensi tertentu dapat segera terdeteksi agar dapat dilakukan langkah preventif dengan cepat.
Bencana mengerikan itu ternyata juga mengilhami pemerintah Jepang untuk mendirikan Kobe Earthquake Memorial Museum pada tahun 2002. Selain menjadi daya tarik wisata, museum tersebut juga dijadikan sarana pendidikan untuk para generasi muda tentang bagaimana melakukan penanganan dini bila terjadi gempa hebat. Kekuatan dan bentuk bangunan museum dirancang khusus sebagai gedung percontohan yang tahan gempa vertikal maupun horinsontal.
Di dalam museum terdapat juga ruang teater, di mana pengunjung dapat menyaksikan video yang berisi suara-suara dan keadaan, serta bagaimana upaya masyarakat kembali bangkit dan membangun kehidupan mereka kembali pasca gempa. Suara dan gambar dalam video tersebut benar-benar nyata, sehingga tak sedikit di antara kami larut dalam suasana haru dan meneteskan airmata.
Di area museum kami juga bertemu dengan para korban bencana yang selamat. Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka tidak senang meminta belas kasihan. Mereka hidup mandiri dengan menjual produk-produk kerajinan tangan di museum tersebut.
Pengalaman pahit akibat gempa dahsyat di kota Kobe tidak membuat masyarakat terus menyalahkan keadaan. Sebaliknya mereka segera bangkit, dan berusaha membenahi kehidupan terutama dalam hal ekonomi, teknologi, maupun kekuatan mental. Pemerintah Jepang juga segera melakukan langkah-langkah nyata untuk masyarakat. Boleh dikata hikmah di balik bencana gempa dahsyat tersebut adalah terciptanya solidaritas masyarakat lebih besar, perhatian pemerintah yang lebih besar, sehingga kini Kobe menjelma menjadi lebih modern dan rapi.
Saya teringat bencana gempa dan tsunami dahsyat yang terjadi di Aceh, 26 Desember 2004. Kemajuan fisik berupa bangunan dan geliat ekonomi di sana memang berkembang pesat. Tetapi apakah kondisi mental para korban yang selamat juga sudah benar-benar sudah pulih? Saya juga belum mengetahui apakah masyarakat di sana juga semakin tanggap dan terlatih jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam?
Seminggu kemudian, setiba di Jakarta dari Jepang, saya mendengar berita tentang jebolnya tanggul Situ Gintung di Cirendeu, Tangerang Selatan. Bencana tersebut telah merenggut 100 korban meninggal dunia dan lebih dari 100 lainnya hilang. Tsunami kecil itu menyisakan kesedihan mendalam dan trauma pada korban selamat maupun keluarga korban.
Bila kita berkaca pada Kobe, seharusnya bencana tersebut menjadi pembelajaran yang sangat mahal nilainya. Seperti halnya masyarakat kota Kobe, seharusnya kita semua berbesar hati menerima kenyataan meskipun itu pahit dan menjadikannya sebagai titik tolak untuk bersikap lebih waspada, memiliki kepedulian yang lebih besar terhadap kelestarian ekosistim, serta semakin meningkatkan solidaritas sosial. Terlebih jumlah tanggul di Jabodetabek jumlahnya sangat banyak.
Sejarah dan pengalaman buruk berwujud aneka rupa, misalnya gempa, tsunami, banjir, kegagalan, putus cinta dan lain sebagainya. Di masa datang kita mungkin akan menghadapi berbagai bentuk kenyataan pahit dan nampak begitu menakutkan. Tetapi jika kita berusaha keras keluar dari masalah, maka suatu saat tanpa disadari kenyataan pahit itu justru menjadi titik tolak bagi perubahan. Sejarah dan pengalaman pahit tak pernah kita inginkan, tetapi semua itu kita perlukan agar kita sadar untuk segera melakukan perubahan dan menjadi jauh lebih baik dengan segala potensi yang kita miliki.
Oleh : Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best
seller.
Sumber : http://www.esyariah.com/motivasi%20:%20belajar_dari_pengalaman.php
Lihat Selengkapnya
♣═══¤۩۞۩ஜILMUWAN ISLAMஜ۩۞۩¤═══♣
BISMILLAHIRROHMAANIRROHIM
Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan penyakit jiwa. Tak cuma itu, Barat juga menyatakan rumah sakit jiwa (RSJ) pertama di dunia adalah Vienna's Narrenturm yang dibangun pada tahun 1784. Benarkah klaim peradaban Barat itu?
Klaim itu tentu sangat tak berdasar. Sebab, jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad ke-8 M di Kota Baghdad. Menurut Syed Ibrahim B. Ph.D dalam bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times", mengatakan, rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya.
Hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800 M. Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki rumah sakit jiwa.
Mari kita bandingkan dengan Inggris. Negara terkemuka di Eropa itu baru membuka rumah sakit jiwa pada t1831 M. Rumah sakit jiwa pertama di negeri Ratu Elizabeth itu adalah Middlesex County Asylum yang terletak di Hanwell sebelah barat London. Pemerintah Inggris membuka rumah sakit jiwa setelah mendapat desakan dari Middlesex County Court Judges. Setelah itu Inggris mengeluarkan Madhouse Act 1828 M.
Lalu bagaimana peradaban Islam mulai mengembangkan pengobatan kesehatan jiwa? Menurut Syed Ibrahim, berbeda dengan para dokter Kristen di abad pertengahan yang mendasarkan sakit jiwa pada penjelasan yang takhayul, dokter Muslim justru lebih bersifat rasional.
Para dokter Muslim mengkaji justru melakukan kajian klinis terhadap pasien-pasien yang menderita sakit jiwa. Tak heran jika para dokter Muslim berhasil mencapai kemajuan yang signifikan dalam bidang ini. Mereka berhasil menemukan psikiatri dan pengobatannya berupa psikoterapi dan pembinaa moral bagi penderita sakit jiwa.
''Selain itu, para dokter dan psikolog Muslim juga mampu menemukan bentuk pengobatan modern bagi penderita sakit jiwa seperti, mandi pengbatan dengan obat, musik terapi dan terapi jabatan,'' papar Syed Ibrahim.
Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan keseharan spritual dan kesehatan psikologi.
Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb al-Qalb . Ia pun sangat terkenal dengan teori yang dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang berhubungan dengan tubuh. Menurut dia, gangguan atau penyakit pikiran sangat berhubungan dengan kesehatan badan. Jika jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan penyakit kejiwaan, tutur al-Balkhi.
Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan, kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan kejiwaan lainnya.
Dia juga mengungkapkan dua macam penyebab depresi. Menurut dia, depresi bisa disebabkan alasan yang diketahui, seperti mengalami kegagalan atau kehilangan. Ini bisa disembuhkan secara psikologis. Kedua, depresi bisa terjadi oleh alasan-alasan yang tak diketahui, kemukinan disebabkan alasan psikologis. Tipe kedua ini bisa disembuhkan melalui pemeriksaan ilmu kedokteran.
Selain al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari. Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke-9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Al-Tabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.
Menurut dia, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi. Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui ''konseling bijak''. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya.
Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi , dokter Muslim legendaris al-Razi juga telah berhasil mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.
Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang psikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad. Pemikir Muslim lainnya di masa keemasan Islam yang turut menyumbangkan pemikirannya untuk pengobatan penyakit kejiwaan adalah Al-Farabi. Ilmuwan termasyhur ini secara khusus menulis risalah terkait psikologi sosial dan berhubungan dengan studi kesadaran.
Selain itu, Ibnu Zuhr, alias Avenzoar juga telah berhasil mengungkap penyakit syaraf secara akurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi neuropharmakology modern. Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd atau Averroes ilmuwan Muslim termasyhur - telah mencetuskan adanya penyakit Parkinson’s.
Sejarawan Francis Bacon menyebut Al-Haitham sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar-dasar psychophysics dan psikologi eksperimental. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukannya, Bacon merasa yakin bahwa Al-Haitham adalah sarjana pertama yang berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi, dibandingkan Fechner yang baru menulis Elements of Psychophysics pada tahun 1860 M. Begitulah, kedokteran dan psikologi Islam mengembangkan pengobatan penyakit jiwa. heri ruslan
Utang Budi Kedokteran Modern
Kontribusi umat Islam bagi peradaban manusia adalah fakta yang tak terbantahkan. Para sejarawan sains Barat dalam sebuah konferensi mengakui bahwa dunia kedokteran modern berutang begitu banyak terhadap para ilmuwan Muslim di era keemasan Islam. Betapa tidak, dokter Muslim di era kekhalifahan merupakan perintis diagnosis dan penyembuhan beragam penyakit.
Dr Emilie Savage-Smith dari St Cross College di Oxford mengungkapkan, Islam adalah peradaban pertama yang memiliki rumah sakit. Menurut dia, rumah sakit pertama di dunia dibangun Kekhalifahan Abbasiyah di kota Baghdad, Irak sekitar tahun 800 M. ''Rumah sakit yang berdiri di Baghdad itu lebih mutakhir dibandingkan rumah sakit di Eropa Barat yang dibangun beberapa abad setelahnya,'' papar Savage-Smith seperti dikutip Independent.
Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit (RS) Islam terbesar di zaman keemasan dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke-12 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah menerapkan sistem perawatan pasien berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage-Smith, pembangunan sebuah sistem rumah sakit yang begitu luas merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam peradaban Islam pada abad pertengahan.
''Peradaban Islam pada abad ke-10 M untuk pertama kalinya memperkenalkan sistem pendidikan kedokteran secara langsung di rumah sakit,'' papar Savage-Smith. Ia pun mengagumi Islam yang mengajarkan umatnya untuk merawat seluruh jenis penyakit tanpa memandang status ekonomi pasiennya.
Menurut dia, rumah sakit Islam pada era kejayaannya terbuka bagi semua; laki-laki, perempuan, warga sipil, militer, kaya, miskin, Muslim dan non-Muslim. Pada masa itu, kata Savage-Smith, rumah sakit memiliki beragam fungsi yakni sebagai; pusat perawatan kesehatan, rumah penyembuhan bagi pasien yang sedang dalam tahap pemulihan dari sakit atau kecelakaan.
Selain itu, ungkap Savage-Smith, peradaban Islam juga sudah memiliki rumah sakit jiwa atau insane asylum. Menurut dia, masyarakat Muslim juga tercacat sebagai yang pertama mendirikan dan memiliki rumah sakit jiwa. Rumah sakit pada era keemasan Islam juga berfungsi sebagai tempat perawatan para manusia lanjut usia (manula) yang keluarganya kurang beruntung.
Smith-Savage menuturkan, para dokter Muslim menguasai dunia kedokteran berkat upaya penerjemahan terhadap karya-karya kedokteran Yunani klasik. Tak cuma menerjemahkan, namun para dokter Muslim pun mengembangkan, menemukan serta menulis buku-buku kedokteran.
Para dokter Muslim pun berhasil menemukan sejumlah penyakit, cara pengobatan hingga penyembuhannya. Menurut Smith-Savage, dokter Muslim telah mampu menjelaskan beragam jenis penyakit infeksi seperti cacar air. Selain itu, kedokteran Islam juga menemukan penyakit yang sebelumnya tak diketahui manusia, seperti kataraks. Bahkan, kedokteran Islam juga telah berhasil melakukan operasi atau bedah.
Peradaban Barat pun belajar dan mengembangkan hasil penemuan dan penelitian di bidang kedokteran. Tanpa kontribusi kedokteran Islam, boleh jadi dunia Barat tak akan menguasai ilmu kedokteran seperti saat ini.(rpb)
Sumber:
http://www.suaramedia.com/sejarah-islam/ilmuan-islam-sebelum-datangnya-barat.html
Peradaban Barat kerap mengklaim bahwa Philipe Pinel (1793) merupakan orang pertama yang memperkenalkan metode penyembuhan penyakit jiwa. Tak cuma itu, Barat juga menyatakan rumah sakit jiwa (RSJ) pertama di dunia adalah Vienna's Narrenturm yang dibangun pada tahun 1784. Benarkah klaim peradaban Barat itu?
Klaim itu tentu sangat tak berdasar. Sebab, jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad ke-8 M di Kota Baghdad. Menurut Syed Ibrahim B. Ph.D dalam bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times", mengatakan, rumah sakit jiwa atau insane asylums telah didirikan para dokter dan psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban Barat menemukannya.
Hampir semua kota besar di dunia Islam pada era keemasan telah memiliki rumah sakit jiwa. Selain di Baghdad ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah insane asylum juga terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu, rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo, Mesir pada tahun 800 M. Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan Aleppo juga telah memiliki rumah sakit jiwa.
Mari kita bandingkan dengan Inggris. Negara terkemuka di Eropa itu baru membuka rumah sakit jiwa pada t1831 M. Rumah sakit jiwa pertama di negeri Ratu Elizabeth itu adalah Middlesex County Asylum yang terletak di Hanwell sebelah barat London. Pemerintah Inggris membuka rumah sakit jiwa setelah mendapat desakan dari Middlesex County Court Judges. Setelah itu Inggris mengeluarkan Madhouse Act 1828 M.
Lalu bagaimana peradaban Islam mulai mengembangkan pengobatan kesehatan jiwa? Menurut Syed Ibrahim, berbeda dengan para dokter Kristen di abad pertengahan yang mendasarkan sakit jiwa pada penjelasan yang takhayul, dokter Muslim justru lebih bersifat rasional.
Para dokter Muslim mengkaji justru melakukan kajian klinis terhadap pasien-pasien yang menderita sakit jiwa. Tak heran jika para dokter Muslim berhasil mencapai kemajuan yang signifikan dalam bidang ini. Mereka berhasil menemukan psikiatri dan pengobatannya berupa psikoterapi dan pembinaa moral bagi penderita sakit jiwa.
''Selain itu, para dokter dan psikolog Muslim juga mampu menemukan bentuk pengobatan modern bagi penderita sakit jiwa seperti, mandi pengbatan dengan obat, musik terapi dan terapi jabatan,'' papar Syed Ibrahim.
Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus (Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan keseharan spritual dan kesehatan psikologi.
Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb al-Qalb . Ia pun sangat terkenal dengan teori yang dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang berhubungan dengan tubuh. Menurut dia, gangguan atau penyakit pikiran sangat berhubungan dengan kesehatan badan. Jika jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan penyakit kejiwaan, tutur al-Balkhi.
Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan, kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan kejiwaan lainnya.
Dia juga mengungkapkan dua macam penyebab depresi. Menurut dia, depresi bisa disebabkan alasan yang diketahui, seperti mengalami kegagalan atau kehilangan. Ini bisa disembuhkan secara psikologis. Kedua, depresi bisa terjadi oleh alasan-alasan yang tak diketahui, kemukinan disebabkan alasan psikologis. Tipe kedua ini bisa disembuhkan melalui pemeriksaan ilmu kedokteran.
Selain al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari. Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada abad ke-9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Al-Tabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran.
Menurut dia, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan psikoterapi. Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat dilakukan melalui ''konseling bijak''. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya.
Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi , dokter Muslim legendaris al-Razi juga telah berhasil mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan mental.
Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang psikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad. Pemikir Muslim lainnya di masa keemasan Islam yang turut menyumbangkan pemikirannya untuk pengobatan penyakit kejiwaan adalah Al-Farabi. Ilmuwan termasyhur ini secara khusus menulis risalah terkait psikologi sosial dan berhubungan dengan studi kesadaran.
Selain itu, Ibnu Zuhr, alias Avenzoar juga telah berhasil mengungkap penyakit syaraf secara akurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi neuropharmakology modern. Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd atau Averroes ilmuwan Muslim termasyhur - telah mencetuskan adanya penyakit Parkinson’s.
Sejarawan Francis Bacon menyebut Al-Haitham sebagai ilmuwan yang meletakkan dasar-dasar psychophysics dan psikologi eksperimental. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukannya, Bacon merasa yakin bahwa Al-Haitham adalah sarjana pertama yang berhasil menggabungkan fisika dengan psikologi, dibandingkan Fechner yang baru menulis Elements of Psychophysics pada tahun 1860 M. Begitulah, kedokteran dan psikologi Islam mengembangkan pengobatan penyakit jiwa. heri ruslan
Utang Budi Kedokteran Modern
Kontribusi umat Islam bagi peradaban manusia adalah fakta yang tak terbantahkan. Para sejarawan sains Barat dalam sebuah konferensi mengakui bahwa dunia kedokteran modern berutang begitu banyak terhadap para ilmuwan Muslim di era keemasan Islam. Betapa tidak, dokter Muslim di era kekhalifahan merupakan perintis diagnosis dan penyembuhan beragam penyakit.
Dr Emilie Savage-Smith dari St Cross College di Oxford mengungkapkan, Islam adalah peradaban pertama yang memiliki rumah sakit. Menurut dia, rumah sakit pertama di dunia dibangun Kekhalifahan Abbasiyah di kota Baghdad, Irak sekitar tahun 800 M. ''Rumah sakit yang berdiri di Baghdad itu lebih mutakhir dibandingkan rumah sakit di Eropa Barat yang dibangun beberapa abad setelahnya,'' papar Savage-Smith seperti dikutip Independent.
Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit (RS) Islam terbesar di zaman keemasan dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke-12 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah menerapkan sistem perawatan pasien berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage-Smith, pembangunan sebuah sistem rumah sakit yang begitu luas merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam peradaban Islam pada abad pertengahan.
''Peradaban Islam pada abad ke-10 M untuk pertama kalinya memperkenalkan sistem pendidikan kedokteran secara langsung di rumah sakit,'' papar Savage-Smith. Ia pun mengagumi Islam yang mengajarkan umatnya untuk merawat seluruh jenis penyakit tanpa memandang status ekonomi pasiennya.
Menurut dia, rumah sakit Islam pada era kejayaannya terbuka bagi semua; laki-laki, perempuan, warga sipil, militer, kaya, miskin, Muslim dan non-Muslim. Pada masa itu, kata Savage-Smith, rumah sakit memiliki beragam fungsi yakni sebagai; pusat perawatan kesehatan, rumah penyembuhan bagi pasien yang sedang dalam tahap pemulihan dari sakit atau kecelakaan.
Selain itu, ungkap Savage-Smith, peradaban Islam juga sudah memiliki rumah sakit jiwa atau insane asylum. Menurut dia, masyarakat Muslim juga tercacat sebagai yang pertama mendirikan dan memiliki rumah sakit jiwa. Rumah sakit pada era keemasan Islam juga berfungsi sebagai tempat perawatan para manusia lanjut usia (manula) yang keluarganya kurang beruntung.
Smith-Savage menuturkan, para dokter Muslim menguasai dunia kedokteran berkat upaya penerjemahan terhadap karya-karya kedokteran Yunani klasik. Tak cuma menerjemahkan, namun para dokter Muslim pun mengembangkan, menemukan serta menulis buku-buku kedokteran.
Para dokter Muslim pun berhasil menemukan sejumlah penyakit, cara pengobatan hingga penyembuhannya. Menurut Smith-Savage, dokter Muslim telah mampu menjelaskan beragam jenis penyakit infeksi seperti cacar air. Selain itu, kedokteran Islam juga menemukan penyakit yang sebelumnya tak diketahui manusia, seperti kataraks. Bahkan, kedokteran Islam juga telah berhasil melakukan operasi atau bedah.
Peradaban Barat pun belajar dan mengembangkan hasil penemuan dan penelitian di bidang kedokteran. Tanpa kontribusi kedokteran Islam, boleh jadi dunia Barat tak akan menguasai ilmu kedokteran seperti saat ini.(rpb)
Sumber:
http://www.suaramedia.com/sejarah-islam/ilmuan-islam-sebelum-datangnya-barat.html
13/01/11
Demokrasi Melahirkan Banyak Pejabat ‘Kriminal’
[Al Islam 539]
“Demokrasi ternyata gagal menghasilkan kepala daerah yang jujur, bersih, dan tahu malu.” Demikian kutipan dari editorial sebuah media harian nasional (MI, 10/1/2011). Ini adalah sebuah ungkapan jujur tentang demokrasi. Sekalipun bukan hal baru, ungkapan tersebut mengingatkan kembali umat Islam tentang hakikat dan fakta dari sistem demokrasi yang diadopsi oleh negeri ini.
Dalam berbagai forum, Indonesia mendapat pujian sebagai negara demokratis. Namun, apakah dengan status demokratisnya negeri ini telah mampu melahirkan kepemimpinan yang amanah? Apakah demokrasi bisa mewujudkan kesejahteraan dan keadilan dalam seluruh aspek kehidupan warga negaranya?
Tentu, kita merasa miris kalau melihat fakta aktual: sepanjang tahun 2010 tercatat 148 dari 244 kepala daerah menjadi tersangka. Kebanyakan tersangkut kasus korupsi. Bahkan sebagian dari pemenang Pilkada 2010 berstatus tersangka dan meringkuk di penjara. Contoh nyata, Jefferson Soleiman Montesqiu Rumajar terpilih menjadi Walikota Tomohon-Sulut periode 2010-2015 dan dilantik oleh Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang, pada rapat paripurna istimewa DPRD Tomohon, di Jakarta, Jumat (7/1). Padahal Jefferson sedang duduk di kursi pesakitan; ia dijadikan tersangka oleh KPK karena tindak pidana Korupsi. Yang lebih menggelikan, Jeferson lalu dengan gagah perkasa melantik sejumlah pejabat Kota Tomohon di LP Cipinang. Baik yang melantik dan yang dilantik seolah sudah putus urat nadi rasa malunya. Jajaran pejabat yang akan mengurus rakyat dilantik oleh seorang terdakwa yang tersandung kasus ketika mengelola uang rakyat.
Jadi, rasanya omong-kosong kita berharap bahwa sistem demokrasi bisa melahirkan para pemimpin yang amanah. Begitu juga terkait kesejahteraan. Pasalnya, demokrasi hanya menjadi tempat bagi orang-orang dan kelompok oportunis untuk mentransaksikan kepentingan-kepentingan perut dan nafsunya.
Biaya Mahal, Hasilnya Nol
Selama tahun 2010, tercatat sebanyak 244 Pilkada dilangsungkan dengan menelan biaya lebih dari Rp 4,2 triliun. Perlu dicatat, beberapa Pilkada akhirnya juga mengalami pengulangan pada tahun 2011 seperti kasus di Tangerang Selatan, setelah MK menerima gugatan ihwal banyaknya kecurangan dalam pelaksanaannya. Biaya ini jauh lebih besar daripada Pilkada tahun sebelumnya. Pilkada Tahun 2007 yang berlangsung di 226 daerah saja, yakni di 11 provinsi dan 215 kabupaten/kota, menelan dana sekitar Rp 1,25 triliun. Penghamburan uang rakyat itu terjadi di tengah-tengah kondisi yang sangat memilukan; pada tahun 2010 tercatat lebih dari 31 juta (13,3%) dari 237 juta penduduk Indonesia dalam kondisi miskin luar biasa. Dalam hal ini, hasil Pilkada tak pernah mengubah nasib rakyat. Yang berubah nasibnya hanyalah para penguasa dan kroni-kroninya saja.
Pilkada yang bertujuan menyertakan rakyat secara langsung untuk menentukan pemimpinnya sendiri di tingkat lokal/daerah pada faktanya juga telah melahirkan dampak negatif. Masyarakat, misalnya, menjadi terkotak-kotak bahkan saling berhadap-hadapan. Hubungan sosial menjadi renggang. Tak jarang proses Pilkada ini melahirkan bentrokan yang mengarah pada tindakan kekerasan.
Semua itu niscaya terjadi karena banyak faktor. Pertama: Banyak aturan Pilkada yang tumpang-tindih. Hal ini akibat terlalu besarnya dominasi partai politik dalam Pilkada. Kedua: Masih lemahnya pendidikan politik untuk masyarakat. Lemahnya pemahaman politik masyarakat ini ditunjukkan dengan masih banyaknya incumbent (pejabat lama) yang terpilih kembali. Padahal incumbent ini telah gagal dalam mensejaherakan rakyatnya. Ketiga: terjadi kecurangan dalam proses pemilihan tanpa penyelesaian hukum yang adil, misalnya, menggunakan politik uang. Hal ini jelas menimbulkan kecemburuan di kalangan calon yang “miskin”. Faktanya, banyak Pilkada berakhir di pengadilan.
Demokrasi: Akar Masalah
Secara sederhana, politik saat ini diartikan sebagai proses interaksi pemerintah dengan masyarakat untuk menentukan kebijakan publik (public policy) demi kebaikan bersama. Sistem politik yang dianut Indonesia adalah demokrasi. Demokrasi kini telah menjelma menjadi sebuah paham, bahkan semacam ‘agama’ yang menglobal, yang nyaris tanpa koreksi. Gagasan dasar demokrasi adalah kedaulatan rakyat. Intinya, kewenangan membuat hukum ada di tangan manusia. Demokrasi selalu dianggap sebagai tatanan atau sistem politik yang paling ideal. Dalam sistem demokrasi, rakyat diasumsikan akan benar-benar berdaulat dan mendapatkan seluruh aspirasinya. Dari sana, melalui proses politik yang demokratis, lantas dibayangkan bakal tercipta sebuah kehidupan masyarakat yang ideal: adil, damai, tenteram dan sejahtera.
Namun, semua itu hanyalah bayangan, bahkan tipuan. Dalam tataran praktik gagasan ideal itu tak pernah terwujud. Dalam negara demokrasi, yang sering berlaku adalah hukum besi oligarki, yakni sekelompok penguasa (dan pengusaha) saling bekerjasama untuk menentukan kebijakan politik, sosial dan ekonomi negara tanpa harus menanyakan bagaimana aspirasi rakyat yang sebenarnya. Partai politik dan wakilnya di Parlemen bekerja lebih untuk memenuhi aspirasinya sendiri.
Maka dari itu, tidak ada yang namanya masyarakat yang adil, damai, tenteram dan sejahtera dalam sistem demokrasi. Yang ada justru ketidakadilan yang makin menganga. Kesejahteraan memang ada, tetapi hanya untuk segelintir elit yang berkuasa. Sebaliknya, kebanyakan rakyat sengsara dan menderita; jauh dari gambaran ideal yang diharapkan.
Bagaimana bisa diharap ada keadilan bila sistem demokrasi malah melahirkan banyak pejabat dan penguasa yang lebih pantas disebut penjahat. Mereka adalah para tersangka berbagai kasus tindak pidana (terutama korupsi). Ini karena banyak dari proses politik berlangsung secara transaksional. Pragmatisme politik baik demi kekuasaan ataupun uang lebih banyak berperan. Kekuasaan diperlukan untuk mendapatkan uang. Uang diperlukan untuk mendapatkan kekuasaan atau kekuasaan yang lebih besar lagi. Kekuasaan dan uang juga diperlukan untuk menutup seluruh kebusukan yang telah dilakukan selama berkuasa.
Dalam kondisi demikian, kepentingan rakyat dengan mudah terabaikan. Bagi penguasa, rakyat hanyalah alat untuk meraih kuasa. Akhirnya, bukan kedaulatan rakyat yang menjadi ‘ruh’ dari sistem demokrasi, melainkan kedaulatan kapital dari para pemilik modal atau penguasa yang didukung oleh para pemodal. Inilah kenyataan umum di negara-negara penganut demokrasi, tanpa kecuali, termasuk di AS dan Eropa sebagai kampiun demokrasi.
Oleh karena itu, pujian terhadap Indonesia yang dianggap sebagai ‘jawara demokrasi’ dengan julukan “Indonesia’s Shining Muslim Democrazy” (Demokrasi Muslim Bersinar di Indonesia) hanya karena dianggap sukses menyelenggarakan Pileg dan Pilpres tahun 2004 dan 2009 secara damai perlu dipertanyakan. Sebab faktanya, keberhasilan itu tidak selaras dengan perbaikan hidup rakyat. Justru melalui pintu demokratisasilah liberalisasi di semua sektor kehidupan terjadi, dengan segala implikasi buruknya yang makin sulit dikendalikan.
Tak aneh bila kemudian banyak orang melihat demokrasi sesungguhnya adalah sistem politik yang bermasalah. Tokoh Barat sendiri, Winston Churchil, menyatakan, “Democracy is worst possible form of government (Demokrasi adalah kemungkinan terburuk dari sebuah bentuk pemerintahan).”
Benjamin Constan juga berkata, “Demokrasi membawa kita menuju jalan yang menakutkan, yaitu kediktatoran parlemen.”
Jadi, benar bahwa problem politik, bahkan juga problem ekonomi, problem sosial dan budaya (perilaku amoral) berawal dari demokrasi, yang tragisnya justru dianggap sebagai sistem politik yang paling baik. Na’udzu billah.
Saatnya Kembali ke Sistem Islam
Dasar politik yang diterapkan di Indonesia adalah sekularisme, paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Hukum bersumber dari akal dan hawa nafsu manusia melalui proses demokrasi. Hukum dibuat oleh segelintir orang yang tidak lepas dari kepentingan, baik kepentingan uang ataupun kekuasaan.
Selama sekularisme dengan demokrasinya yang diterapkan, selama itu pula yang terjadi adalah kerusakan dan keterpurukan. Hanya syariah Islam yang bisa menjamin keadilan karena ia berasal dari Zat Yang Mahaadil. Tetap menerapkan sekularisme dengan demokrasinya berarti meninggalkan hukum terbaik, yakni hukum Allah SWT, sebagaimana al-Quran menegaskan:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki. (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS al-Maidah [5]: 50).
Untuk itu, negeri ini harus segera mengubur sekularisme, lalu menggantinya dengan akidah dan syariah Islam. Segera tinggalkan demokrasi dengan kedaulatan rakyatnya, lalu ubah dengan sistem Khilafah dengan kedaulatan hukum syariahnya. Inilah yang akan menjamin kesejahteran, keadilan dan keberkahan di dunia serta kebahagiaan abadi di akhirat kelak. Wallahu a’lam. []
KOMENTAR AL-ISLAM
Kesenjangan pendapatan di antara kelompok masyarakat di Indonesia terus melebar. Ini terjadi lantaran belum ada keseriusan Pemerintah untuk menciptakan ekonomi yang berkeadilan (Media Indonesia, 7/1/2011).
Hanya ilusi, mengharapkan keadilan dari sistem ekonomi liberal-kapitalistik. Sistem ini hanya menjamin kesejahteraan bagi orang-orang yang ada dalam oligharki kekuasaan. Rakyat hanya jadi ’sapi perah’ penguasa dan wakil rakyat dengan kebijakan-kebijakan yang memberatkan mereka: pajak, pencabutan subsidi BBM, kenaikan tarif listrik, dll. Solusi final problem ini hanya dengan menegakan sistem ekonomi Islam dalam institusi Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah, yang menerapkan syariah Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan.
“Demokrasi ternyata gagal menghasilkan kepala daerah yang jujur, bersih, dan tahu malu.” Demikian kutipan dari editorial sebuah media harian nasional (MI, 10/1/2011). Ini adalah sebuah ungkapan jujur tentang demokrasi. Sekalipun bukan hal baru, ungkapan tersebut mengingatkan kembali umat Islam tentang hakikat dan fakta dari sistem demokrasi yang diadopsi oleh negeri ini.
Dalam berbagai forum, Indonesia mendapat pujian sebagai negara demokratis. Namun, apakah dengan status demokratisnya negeri ini telah mampu melahirkan kepemimpinan yang amanah? Apakah demokrasi bisa mewujudkan kesejahteraan dan keadilan dalam seluruh aspek kehidupan warga negaranya?
Tentu, kita merasa miris kalau melihat fakta aktual: sepanjang tahun 2010 tercatat 148 dari 244 kepala daerah menjadi tersangka. Kebanyakan tersangkut kasus korupsi. Bahkan sebagian dari pemenang Pilkada 2010 berstatus tersangka dan meringkuk di penjara. Contoh nyata, Jefferson Soleiman Montesqiu Rumajar terpilih menjadi Walikota Tomohon-Sulut periode 2010-2015 dan dilantik oleh Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang, pada rapat paripurna istimewa DPRD Tomohon, di Jakarta, Jumat (7/1). Padahal Jefferson sedang duduk di kursi pesakitan; ia dijadikan tersangka oleh KPK karena tindak pidana Korupsi. Yang lebih menggelikan, Jeferson lalu dengan gagah perkasa melantik sejumlah pejabat Kota Tomohon di LP Cipinang. Baik yang melantik dan yang dilantik seolah sudah putus urat nadi rasa malunya. Jajaran pejabat yang akan mengurus rakyat dilantik oleh seorang terdakwa yang tersandung kasus ketika mengelola uang rakyat.
Jadi, rasanya omong-kosong kita berharap bahwa sistem demokrasi bisa melahirkan para pemimpin yang amanah. Begitu juga terkait kesejahteraan. Pasalnya, demokrasi hanya menjadi tempat bagi orang-orang dan kelompok oportunis untuk mentransaksikan kepentingan-kepentingan perut dan nafsunya.
Biaya Mahal, Hasilnya Nol
Selama tahun 2010, tercatat sebanyak 244 Pilkada dilangsungkan dengan menelan biaya lebih dari Rp 4,2 triliun. Perlu dicatat, beberapa Pilkada akhirnya juga mengalami pengulangan pada tahun 2011 seperti kasus di Tangerang Selatan, setelah MK menerima gugatan ihwal banyaknya kecurangan dalam pelaksanaannya. Biaya ini jauh lebih besar daripada Pilkada tahun sebelumnya. Pilkada Tahun 2007 yang berlangsung di 226 daerah saja, yakni di 11 provinsi dan 215 kabupaten/kota, menelan dana sekitar Rp 1,25 triliun. Penghamburan uang rakyat itu terjadi di tengah-tengah kondisi yang sangat memilukan; pada tahun 2010 tercatat lebih dari 31 juta (13,3%) dari 237 juta penduduk Indonesia dalam kondisi miskin luar biasa. Dalam hal ini, hasil Pilkada tak pernah mengubah nasib rakyat. Yang berubah nasibnya hanyalah para penguasa dan kroni-kroninya saja.
Pilkada yang bertujuan menyertakan rakyat secara langsung untuk menentukan pemimpinnya sendiri di tingkat lokal/daerah pada faktanya juga telah melahirkan dampak negatif. Masyarakat, misalnya, menjadi terkotak-kotak bahkan saling berhadap-hadapan. Hubungan sosial menjadi renggang. Tak jarang proses Pilkada ini melahirkan bentrokan yang mengarah pada tindakan kekerasan.
Semua itu niscaya terjadi karena banyak faktor. Pertama: Banyak aturan Pilkada yang tumpang-tindih. Hal ini akibat terlalu besarnya dominasi partai politik dalam Pilkada. Kedua: Masih lemahnya pendidikan politik untuk masyarakat. Lemahnya pemahaman politik masyarakat ini ditunjukkan dengan masih banyaknya incumbent (pejabat lama) yang terpilih kembali. Padahal incumbent ini telah gagal dalam mensejaherakan rakyatnya. Ketiga: terjadi kecurangan dalam proses pemilihan tanpa penyelesaian hukum yang adil, misalnya, menggunakan politik uang. Hal ini jelas menimbulkan kecemburuan di kalangan calon yang “miskin”. Faktanya, banyak Pilkada berakhir di pengadilan.
Demokrasi: Akar Masalah
Secara sederhana, politik saat ini diartikan sebagai proses interaksi pemerintah dengan masyarakat untuk menentukan kebijakan publik (public policy) demi kebaikan bersama. Sistem politik yang dianut Indonesia adalah demokrasi. Demokrasi kini telah menjelma menjadi sebuah paham, bahkan semacam ‘agama’ yang menglobal, yang nyaris tanpa koreksi. Gagasan dasar demokrasi adalah kedaulatan rakyat. Intinya, kewenangan membuat hukum ada di tangan manusia. Demokrasi selalu dianggap sebagai tatanan atau sistem politik yang paling ideal. Dalam sistem demokrasi, rakyat diasumsikan akan benar-benar berdaulat dan mendapatkan seluruh aspirasinya. Dari sana, melalui proses politik yang demokratis, lantas dibayangkan bakal tercipta sebuah kehidupan masyarakat yang ideal: adil, damai, tenteram dan sejahtera.
Namun, semua itu hanyalah bayangan, bahkan tipuan. Dalam tataran praktik gagasan ideal itu tak pernah terwujud. Dalam negara demokrasi, yang sering berlaku adalah hukum besi oligarki, yakni sekelompok penguasa (dan pengusaha) saling bekerjasama untuk menentukan kebijakan politik, sosial dan ekonomi negara tanpa harus menanyakan bagaimana aspirasi rakyat yang sebenarnya. Partai politik dan wakilnya di Parlemen bekerja lebih untuk memenuhi aspirasinya sendiri.
Maka dari itu, tidak ada yang namanya masyarakat yang adil, damai, tenteram dan sejahtera dalam sistem demokrasi. Yang ada justru ketidakadilan yang makin menganga. Kesejahteraan memang ada, tetapi hanya untuk segelintir elit yang berkuasa. Sebaliknya, kebanyakan rakyat sengsara dan menderita; jauh dari gambaran ideal yang diharapkan.
Bagaimana bisa diharap ada keadilan bila sistem demokrasi malah melahirkan banyak pejabat dan penguasa yang lebih pantas disebut penjahat. Mereka adalah para tersangka berbagai kasus tindak pidana (terutama korupsi). Ini karena banyak dari proses politik berlangsung secara transaksional. Pragmatisme politik baik demi kekuasaan ataupun uang lebih banyak berperan. Kekuasaan diperlukan untuk mendapatkan uang. Uang diperlukan untuk mendapatkan kekuasaan atau kekuasaan yang lebih besar lagi. Kekuasaan dan uang juga diperlukan untuk menutup seluruh kebusukan yang telah dilakukan selama berkuasa.
Dalam kondisi demikian, kepentingan rakyat dengan mudah terabaikan. Bagi penguasa, rakyat hanyalah alat untuk meraih kuasa. Akhirnya, bukan kedaulatan rakyat yang menjadi ‘ruh’ dari sistem demokrasi, melainkan kedaulatan kapital dari para pemilik modal atau penguasa yang didukung oleh para pemodal. Inilah kenyataan umum di negara-negara penganut demokrasi, tanpa kecuali, termasuk di AS dan Eropa sebagai kampiun demokrasi.
Oleh karena itu, pujian terhadap Indonesia yang dianggap sebagai ‘jawara demokrasi’ dengan julukan “Indonesia’s Shining Muslim Democrazy” (Demokrasi Muslim Bersinar di Indonesia) hanya karena dianggap sukses menyelenggarakan Pileg dan Pilpres tahun 2004 dan 2009 secara damai perlu dipertanyakan. Sebab faktanya, keberhasilan itu tidak selaras dengan perbaikan hidup rakyat. Justru melalui pintu demokratisasilah liberalisasi di semua sektor kehidupan terjadi, dengan segala implikasi buruknya yang makin sulit dikendalikan.
Tak aneh bila kemudian banyak orang melihat demokrasi sesungguhnya adalah sistem politik yang bermasalah. Tokoh Barat sendiri, Winston Churchil, menyatakan, “Democracy is worst possible form of government (Demokrasi adalah kemungkinan terburuk dari sebuah bentuk pemerintahan).”
Benjamin Constan juga berkata, “Demokrasi membawa kita menuju jalan yang menakutkan, yaitu kediktatoran parlemen.”
Jadi, benar bahwa problem politik, bahkan juga problem ekonomi, problem sosial dan budaya (perilaku amoral) berawal dari demokrasi, yang tragisnya justru dianggap sebagai sistem politik yang paling baik. Na’udzu billah.
Saatnya Kembali ke Sistem Islam
Dasar politik yang diterapkan di Indonesia adalah sekularisme, paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Hukum bersumber dari akal dan hawa nafsu manusia melalui proses demokrasi. Hukum dibuat oleh segelintir orang yang tidak lepas dari kepentingan, baik kepentingan uang ataupun kekuasaan.
Selama sekularisme dengan demokrasinya yang diterapkan, selama itu pula yang terjadi adalah kerusakan dan keterpurukan. Hanya syariah Islam yang bisa menjamin keadilan karena ia berasal dari Zat Yang Mahaadil. Tetap menerapkan sekularisme dengan demokrasinya berarti meninggalkan hukum terbaik, yakni hukum Allah SWT, sebagaimana al-Quran menegaskan:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki. (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS al-Maidah [5]: 50).
Untuk itu, negeri ini harus segera mengubur sekularisme, lalu menggantinya dengan akidah dan syariah Islam. Segera tinggalkan demokrasi dengan kedaulatan rakyatnya, lalu ubah dengan sistem Khilafah dengan kedaulatan hukum syariahnya. Inilah yang akan menjamin kesejahteran, keadilan dan keberkahan di dunia serta kebahagiaan abadi di akhirat kelak. Wallahu a’lam. []
KOMENTAR AL-ISLAM
Kesenjangan pendapatan di antara kelompok masyarakat di Indonesia terus melebar. Ini terjadi lantaran belum ada keseriusan Pemerintah untuk menciptakan ekonomi yang berkeadilan (Media Indonesia, 7/1/2011).
Hanya ilusi, mengharapkan keadilan dari sistem ekonomi liberal-kapitalistik. Sistem ini hanya menjamin kesejahteraan bagi orang-orang yang ada dalam oligharki kekuasaan. Rakyat hanya jadi ’sapi perah’ penguasa dan wakil rakyat dengan kebijakan-kebijakan yang memberatkan mereka: pajak, pencabutan subsidi BBM, kenaikan tarif listrik, dll. Solusi final problem ini hanya dengan menegakan sistem ekonomi Islam dalam institusi Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah, yang menerapkan syariah Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan.
KEBIJAKAN KHILAFAH DALAM ENERGI
Oleh: Hafidz Abdurrahman
Negeri kaum Muslim telah menjadi ajang pertarungan kolonial selama lebih dari satu abad. Itu tak lain, karena dunia Islam tidak pernah kekurangan sumberdaya energi yang sangat dibutuhkan bagi industrialisasi. Sayangnya, negeri-negeri Muslim itu memperlihatkan potret yang penuh paradoks, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Indonesia. Negeri yang kaya akan energi ini, ternyata tidak bisa menjamin kelangsungan kebutuhannya akan energi. Pabrik pupuk di Aceh terpaksa gulung tikar karena kekurangan pasokan gas. Listrik byar pet karena PLN tidak mampu memenuhi kebutuhan energi untuk pembangkitnya. Yang terbaru, rakyat harus membayar mahal BBM, yaitu Rp 6.500 per liter.
Kondisi ini tentu tidak hanya berdampak pada pemilik kendaraan tetapi juga kepada rakyat jelata. Ongkos-ongkos akan naik karena kenaikan komponen biaya transportasi. Padahal, energi ini adalah milik mereka, tetapi ironisnya mereka tidak bisa menikmatinya. Dengan alasan pencabutan subsidi BBM, rakyat sebagai pemilik sah, dipaksa memberikan hak miliknya, sementara untuk itu, mereka tidak mendapatkan kompensasi apapun. Tragisnya lagi, mereka masih harus membayar pajak untuk membiayai apa yang disebut sebagai pembangunan, yang tidak pernah mereka rasakan.
Inilah potret yang penuh paradoks. Potret ini sesungguhnya terjadi karena kebijakan yang dipilih terkait dengan pengelolaan energi itu salah. Kesalahan ini terjadi karena penguasa kaum Muslim tidak pernah memikirkan rakyat, kecuali diri, kroni, partai dan kekuasaan mereka sendiri.
Mari kita buktikan, negeri-negeri kaum Muslim mempunyai kekuatan energi yang luar biasa:
Sebanyak 74 persen cadangan minyak dunia, yakni lebih dari setengah cadangan seluruh dunia, jika dikombinasikan, berada dalam tanah kaum Muslim. Dunia Muslim memompa 42 persen dari kebutuhan harian minyak dunia.
Sebanyak 54 persen dari cadangan gas dunia ada di negeri Muslim, dan memompa 30 persen kebutuhan harian gas dunia.
Arab Saudi memiliki ladang minyak Ghawar, yang merupakan ladang minyak terbesar di dunia.
Iran dan Qatar memiliki ladang South Pars North Dome. Yang terletak di Teluk Persia adalah ladang gas terbesar di dunia.
Iran juga memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia setelah Rusia.
Kuwait, negara-kota yang kecil, memiliki 10 persen cadangan minyak dunia.
Pembangkit Shoaiba dan tempat desalinasi adalah kompleks pembangkit Combine Cycle Gas Turbine (CCGT), Desalinasi di Arab Saudi, pembangkit listrik terbesar di dunia berbahan bakar fosil, serta pembangkit air dan listrik terintegrasi ketiga terbesar di dunia.
Kazakhstan adalah produsen uranium terbesar di dunia setelah Australia. Kazakhstan saja memiliki 20 persen uranium dunia.
Pakistan memiliki cadangan batubara terbesar setelah Amerika Serikat. Ladang batubara Thar di Sindh adalah ladang batubara terbesar di dunia.
Pembangkit Brunei Liquefied Natural Gas (BLNG), dibangun pada tahun 1972, adalah ladang gas alam cair terbesar di dunia.
Qatar, Indonesia dan Malaysia adalah negara eksportir gas alam cair (LNG) terbesar dunia.
Ironisnya, walaupun memiliki banyak kelebihan seperti itu, negeri-negeri kaum Muslim memiliki infrastruktur energi yang buruk, di mana banyak rakyatnya hidup tanpa listrik, seperti di pulau-pulau di luar Jawa. Di Arab Saudi dan negara-negara Teluk, dengan infrastruktur energi yang telah maju saja, banyak dari penduduknya yang hidup dalam kemiskinan. Bahkan, di Saudi 50 persen rakyatnya tidak mempunyai rumah. Di Indonesia, lebih dari 30 juta penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.
Meskipun produksi minyak dan konsumsinya akan terus meningkat, selama 30 tahun terakhir, sangat sedikit kilang yang dibangun di seluruh dunia. Wilayah yang memiliki cadangan minyak terbesar (61 persen) dan memompa 31 persen minyak dunia, yakni Timur Tengah, hanya bisa menyuling 8 persen dari jumlah itu; 76 persen minyak dunia disuling di daerah dengan sedikit sumber minyak, tetapi dengan permintaan minyak yang meningkat. Amerika menyuling 20 persen minyak dunia, sementara Eropa menyuling 22 persen minyak dunia dan Timur Jauh 27 persen dari minyak dunia.
Karena itu, meski dunia Islam mempunyai cadangan minyak yang besar, pada dasarnya hal itu tidak ada gunanya karena tidak mampu memproduksi dan menjadikannya sebagai sumber kekuatan. Karena alasan ini sebagian besar minyak disalurkan untuk Timur Jauh dan Eropa untuk bisa disuling, lalu produknya dijual kembali ke negeri-negeri Muslim. Kondisi ini terjadi karena tidak adanya political will dari para penguasannya untuk mengurusi urusan rakyatnya, serta intervensi asing dalam kebijakan pengelolaan energi.
Negara Khilafah
Minyak dan gas adalah dua komoditas yang paling penting di dunia. Laju industrialisasi bergantung pada tingkat ketersediaan energi. Bahkan pertanian modern bergantung pada gas alam sebagai bahan baku pembuat pupuk. Sumber-sumber itu sangat penting untuk kehidupan masyarakat, yang berarti bahwa keuntungannya harus dinikmati bersama oleh masyarakat dan tidak dapat diprivatisasi.
Kebijakan energi Negara Khilafah harus diadopsi dengan memperhatikan realitas sebagai berikut:
Karena energi adalah penting untuk industrialisasi, maka kebijakan energi Negara Khilafah harus dilihat dan dianalisis lebih dalam.
Karena energi dibutuhkan untuk berbagai tugas, maka Negara Khilafah perlu membangun infrastruktur energi modern.
Minyak dan gas bumi harus dialokasikan untuk pemakaian yang penting seperti bahan mentah untuk industri manufaktur, pertanian dan petrokimia, karena sampai saat ini tidak ada alternatif untuk bahan-bahan itu.
Minyak dan gas bumi juga harus digunakan untuk transportasi dan penghasil energi karena teknologi saat ini, utamanya dijalankan dengan sumber energi itu. Meski alternatif lain harus tetap dicari. Ini akan membantu pemanfaatan yang berkelanjutan atas sumberdaya Negara Khilafah, yang memungkinkan fleksibilitas dalam penjualan minyak menghasilkan pendapatan, dan sebagai bantuan untuk membantu membawa negara-negara lain lebih dekat ke dalam pangkuan Islam.
Selain itu, hal yang paling mendasar adalah bahwa energi ini merupakan hak umum (public ownership), sehingga tidak boleh diprivatisasi. Sebaliknya, Negara Khilafah harus bisa menjamin kebutuhan rakyat akan energi ini dan menjadikannya sebagai sumber kekuatan negara. Karena itu, pengelolaan energi harus diintegrasikan dengan kebijakan negara di bidang industri dan bahan baku sehingga masing-masing tidak berjalan sendiri-sendiri.
Untuk memenuhi konsumsi kebutuhan domestik rakyatnya, Negara Khilafah bisa menempuh dua kebijakan: Pertama, mendistribusikan minyak, gas dan energi lainnya kepada rakyat dengan harga murah. Kedua, mengambil keuntungan dari pengelolaan energi untuk menjamin kebutuhan rakyat yang lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, keamanan termasuk terpenuhinya sandang, papan dan pangan.
Dengan begitu, Negara Khilafah benar-benar akan bisa mengelola energinya secara mandiri dan tidak diintervensi oleh negara manapun. Jika itu terjadi, maka hasil dari pengelolaan energi itu bukan hanya akan membawa kemakmuran bagi rakyatnya tetapi juga menjadi kekuatan bagi negara. Negara bukan saja mengalami swasembada energi tetapi juga bisa menjadikan energinya sebagai kekuatan diplomasi, sebagaimana yang dilakukan oleh Rusia terhadap Uni Eropa dan AS.
Untuk itu, Negara Khilafah sejak pertama kali berdiri segera melakukan pengembangan infrastruktur energi yang diperlukan untuk menjamin kebutuhannya dan memastikan agar energi tersebut tidak keluar dari negara dan jatuh ke tangan negara-negara penjajah.
Selain itu, pengembangan infrastruktur ini kenyataannya akan menciptakan berjuta-juta lapangan pekerjaan yang akan mengangkat berjuta-juta orang keluar dari kemiskinan di dunia Muslim. Pada gilirannya pengembangan energi akan memberikan efek luar biasa dengan merangsang ekonomi yang lebih luas melalui pengembangan industri berat, kompleks-kompleks manufaktur, industri-industri militer, industri-industri penyulingan dan pabrik-pabrik.
sumber:
Komunitas rindu khilafah dan syariah
Negeri kaum Muslim telah menjadi ajang pertarungan kolonial selama lebih dari satu abad. Itu tak lain, karena dunia Islam tidak pernah kekurangan sumberdaya energi yang sangat dibutuhkan bagi industrialisasi. Sayangnya, negeri-negeri Muslim itu memperlihatkan potret yang penuh paradoks, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Indonesia. Negeri yang kaya akan energi ini, ternyata tidak bisa menjamin kelangsungan kebutuhannya akan energi. Pabrik pupuk di Aceh terpaksa gulung tikar karena kekurangan pasokan gas. Listrik byar pet karena PLN tidak mampu memenuhi kebutuhan energi untuk pembangkitnya. Yang terbaru, rakyat harus membayar mahal BBM, yaitu Rp 6.500 per liter.
Kondisi ini tentu tidak hanya berdampak pada pemilik kendaraan tetapi juga kepada rakyat jelata. Ongkos-ongkos akan naik karena kenaikan komponen biaya transportasi. Padahal, energi ini adalah milik mereka, tetapi ironisnya mereka tidak bisa menikmatinya. Dengan alasan pencabutan subsidi BBM, rakyat sebagai pemilik sah, dipaksa memberikan hak miliknya, sementara untuk itu, mereka tidak mendapatkan kompensasi apapun. Tragisnya lagi, mereka masih harus membayar pajak untuk membiayai apa yang disebut sebagai pembangunan, yang tidak pernah mereka rasakan.
Inilah potret yang penuh paradoks. Potret ini sesungguhnya terjadi karena kebijakan yang dipilih terkait dengan pengelolaan energi itu salah. Kesalahan ini terjadi karena penguasa kaum Muslim tidak pernah memikirkan rakyat, kecuali diri, kroni, partai dan kekuasaan mereka sendiri.
Mari kita buktikan, negeri-negeri kaum Muslim mempunyai kekuatan energi yang luar biasa:
Sebanyak 74 persen cadangan minyak dunia, yakni lebih dari setengah cadangan seluruh dunia, jika dikombinasikan, berada dalam tanah kaum Muslim. Dunia Muslim memompa 42 persen dari kebutuhan harian minyak dunia.
Sebanyak 54 persen dari cadangan gas dunia ada di negeri Muslim, dan memompa 30 persen kebutuhan harian gas dunia.
Arab Saudi memiliki ladang minyak Ghawar, yang merupakan ladang minyak terbesar di dunia.
Iran dan Qatar memiliki ladang South Pars North Dome. Yang terletak di Teluk Persia adalah ladang gas terbesar di dunia.
Iran juga memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia setelah Rusia.
Kuwait, negara-kota yang kecil, memiliki 10 persen cadangan minyak dunia.
Pembangkit Shoaiba dan tempat desalinasi adalah kompleks pembangkit Combine Cycle Gas Turbine (CCGT), Desalinasi di Arab Saudi, pembangkit listrik terbesar di dunia berbahan bakar fosil, serta pembangkit air dan listrik terintegrasi ketiga terbesar di dunia.
Kazakhstan adalah produsen uranium terbesar di dunia setelah Australia. Kazakhstan saja memiliki 20 persen uranium dunia.
Pakistan memiliki cadangan batubara terbesar setelah Amerika Serikat. Ladang batubara Thar di Sindh adalah ladang batubara terbesar di dunia.
Pembangkit Brunei Liquefied Natural Gas (BLNG), dibangun pada tahun 1972, adalah ladang gas alam cair terbesar di dunia.
Qatar, Indonesia dan Malaysia adalah negara eksportir gas alam cair (LNG) terbesar dunia.
Ironisnya, walaupun memiliki banyak kelebihan seperti itu, negeri-negeri kaum Muslim memiliki infrastruktur energi yang buruk, di mana banyak rakyatnya hidup tanpa listrik, seperti di pulau-pulau di luar Jawa. Di Arab Saudi dan negara-negara Teluk, dengan infrastruktur energi yang telah maju saja, banyak dari penduduknya yang hidup dalam kemiskinan. Bahkan, di Saudi 50 persen rakyatnya tidak mempunyai rumah. Di Indonesia, lebih dari 30 juta penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.
Meskipun produksi minyak dan konsumsinya akan terus meningkat, selama 30 tahun terakhir, sangat sedikit kilang yang dibangun di seluruh dunia. Wilayah yang memiliki cadangan minyak terbesar (61 persen) dan memompa 31 persen minyak dunia, yakni Timur Tengah, hanya bisa menyuling 8 persen dari jumlah itu; 76 persen minyak dunia disuling di daerah dengan sedikit sumber minyak, tetapi dengan permintaan minyak yang meningkat. Amerika menyuling 20 persen minyak dunia, sementara Eropa menyuling 22 persen minyak dunia dan Timur Jauh 27 persen dari minyak dunia.
Karena itu, meski dunia Islam mempunyai cadangan minyak yang besar, pada dasarnya hal itu tidak ada gunanya karena tidak mampu memproduksi dan menjadikannya sebagai sumber kekuatan. Karena alasan ini sebagian besar minyak disalurkan untuk Timur Jauh dan Eropa untuk bisa disuling, lalu produknya dijual kembali ke negeri-negeri Muslim. Kondisi ini terjadi karena tidak adanya political will dari para penguasannya untuk mengurusi urusan rakyatnya, serta intervensi asing dalam kebijakan pengelolaan energi.
Negara Khilafah
Minyak dan gas adalah dua komoditas yang paling penting di dunia. Laju industrialisasi bergantung pada tingkat ketersediaan energi. Bahkan pertanian modern bergantung pada gas alam sebagai bahan baku pembuat pupuk. Sumber-sumber itu sangat penting untuk kehidupan masyarakat, yang berarti bahwa keuntungannya harus dinikmati bersama oleh masyarakat dan tidak dapat diprivatisasi.
Kebijakan energi Negara Khilafah harus diadopsi dengan memperhatikan realitas sebagai berikut:
Karena energi adalah penting untuk industrialisasi, maka kebijakan energi Negara Khilafah harus dilihat dan dianalisis lebih dalam.
Karena energi dibutuhkan untuk berbagai tugas, maka Negara Khilafah perlu membangun infrastruktur energi modern.
Minyak dan gas bumi harus dialokasikan untuk pemakaian yang penting seperti bahan mentah untuk industri manufaktur, pertanian dan petrokimia, karena sampai saat ini tidak ada alternatif untuk bahan-bahan itu.
Minyak dan gas bumi juga harus digunakan untuk transportasi dan penghasil energi karena teknologi saat ini, utamanya dijalankan dengan sumber energi itu. Meski alternatif lain harus tetap dicari. Ini akan membantu pemanfaatan yang berkelanjutan atas sumberdaya Negara Khilafah, yang memungkinkan fleksibilitas dalam penjualan minyak menghasilkan pendapatan, dan sebagai bantuan untuk membantu membawa negara-negara lain lebih dekat ke dalam pangkuan Islam.
Selain itu, hal yang paling mendasar adalah bahwa energi ini merupakan hak umum (public ownership), sehingga tidak boleh diprivatisasi. Sebaliknya, Negara Khilafah harus bisa menjamin kebutuhan rakyat akan energi ini dan menjadikannya sebagai sumber kekuatan negara. Karena itu, pengelolaan energi harus diintegrasikan dengan kebijakan negara di bidang industri dan bahan baku sehingga masing-masing tidak berjalan sendiri-sendiri.
Untuk memenuhi konsumsi kebutuhan domestik rakyatnya, Negara Khilafah bisa menempuh dua kebijakan: Pertama, mendistribusikan minyak, gas dan energi lainnya kepada rakyat dengan harga murah. Kedua, mengambil keuntungan dari pengelolaan energi untuk menjamin kebutuhan rakyat yang lainnya, seperti pendidikan, kesehatan, keamanan termasuk terpenuhinya sandang, papan dan pangan.
Dengan begitu, Negara Khilafah benar-benar akan bisa mengelola energinya secara mandiri dan tidak diintervensi oleh negara manapun. Jika itu terjadi, maka hasil dari pengelolaan energi itu bukan hanya akan membawa kemakmuran bagi rakyatnya tetapi juga menjadi kekuatan bagi negara. Negara bukan saja mengalami swasembada energi tetapi juga bisa menjadikan energinya sebagai kekuatan diplomasi, sebagaimana yang dilakukan oleh Rusia terhadap Uni Eropa dan AS.
Untuk itu, Negara Khilafah sejak pertama kali berdiri segera melakukan pengembangan infrastruktur energi yang diperlukan untuk menjamin kebutuhannya dan memastikan agar energi tersebut tidak keluar dari negara dan jatuh ke tangan negara-negara penjajah.
Selain itu, pengembangan infrastruktur ini kenyataannya akan menciptakan berjuta-juta lapangan pekerjaan yang akan mengangkat berjuta-juta orang keluar dari kemiskinan di dunia Muslim. Pada gilirannya pengembangan energi akan memberikan efek luar biasa dengan merangsang ekonomi yang lebih luas melalui pengembangan industri berat, kompleks-kompleks manufaktur, industri-industri militer, industri-industri penyulingan dan pabrik-pabrik.
sumber:
Komunitas rindu khilafah dan syariah
Kekuatan Dahsyat Ekonomi Negara Khilafah
Salah satu alasan terpenting yang sering dikemukakan atas kemiskinan di Dunia Islam pada saat ini adalah karena tidak diterapkannya demokrasi. Teori saling ketergantungan antara demokrasi, pembangunan dan HAM dikemukakan pertama kali pada Deklarasi Wina tahun 1933 oleh UNESCO. Mancur Olsen (Universitas Maryland), seorang ahli ekonomi kapitalis yang terkenal, dalam bukunya yang berjudul, Kekuasaan dan Kemakmuran (Power and Prosperity) (2000), menunjukkan bahwa negara-negara demokrasi pada umumnya menunjukkan pembangunan dan kemajuan jika dibandingkan dengan sistem pemerintahan yang lain.
Campos (1994) juga telah menunjukkan suatu hubungan positif antara demokrasi dan pembangunan. Michael T. Rock (2009), dengan memakai data di Asia, menolak bahwa demokrasi memperlambat pertumbuhan dan menunjukkan bahwa demokrasi menyebabkan pertumbuhan dan investasi.
Namun, ada tulisan ilmiah yang mengkritik validitas dari kesimpulan seperti itu. Contohnya, Christian Bjørnskov (2010), yang mengungkapkan data mengenai perbedaan pendapatan yang diperoleh dari Database Ketidakmerataan Pendapatan Dunia pada 88 negara berkembang. Karena itu, dia menyimpulkan bahwa teori ini sengaja dijajakan dan diterapkan oleh para elit politik dan akademisi dari negara-negara itu. Sebagai tambahan, penemuan Sirowy dan Inkeles (1991) mendukung suatu hubungan negatif antara demokrasi dan pembangunan.
Sebagai contoh, Pakistan. Di bawah kepemimpinan diktator Jendral Pervez Musharaf, Pakistan berada di ambang kebangkrutan. Lalu di bawah pemerintahan demokratis Asif Ali Zardari Pakistan secara teknis menjadi sebuah negara yang telah bangkrut. Negara itu telah gagal selama 60 tahun terakhir di bawah sistem demokrasi-sekular. Contoh lain, Bangladesh. Selama 20 tahun terakhir, Bangladesh mempraktikkan demokrasi. Sebenarnya, Bangladesh mulai dengan tingkat kemiskinan 48% pada tahun 1990, namun sekarang sekitar 51% hidup di bawah kemiskinan! Padahal negara itu dianggap sebagai salah satu model demokrasi terbaik di Dunia Islam. Kebalikannya, Kuwait, Saudi Arabia, Emirat Arab, Qatar, Brunei dll diperintah oleh kerajaan. Negara mana yang lebih berkembang secara ekonomi? Tentu saja bukan Bangladesh!
Dengan melihat perkembangan pada tahun 2010, ekonomi di negara-negara Barat sendiri—seperti Amerika, Jerman, Perancis, Yunani, Italia, Spanyol, Portugal, Irlandia, dll—runtuh. Ini menunjukkan bahwa negara-negara demokrasi sekular itu gagal membuat rakyatnya stabil secara ekonomi selama beberapa masa. Karena Kapitalisme dan penerapan pasar bebas pulalah mayoritas penduduk dunia (3 miliar orang) hidup dengan kurang dari 2 dolar sehari; dua pertiga dunia berhutang sebesar $1,2 triliun, 1,3 miliar orang lainnya hidup dengan kurang dari 1 dolar sehari; 1,3 miliar orang tidak punya akses terhadap air bersih; 3 miliar orang tidak punya akses sanitasi; dan 2 miliar orang tidak punya akses listrik.
Di sisi lain, Islam selama lebih dari 1300 tahun menerapkan sistem ekonomi Islam tanpa mengalami resesi sepanjang sejarahnya. Karena itu, keterbelakangan ekonomi di Dunia Islam bukan karena mereka tidak mengadopsi sistem demokrasi sekular dan pasar bebas. Yang terjadi adalah kebalikannya, yakni karena sistem itu diterapkan di Dunia Islam.
Kekuatan Ekonomi Dunia Islam
1. Swasembada Pangan.
Salah satu faktor utama untuk mencapai swasembada bagi negara manapun adalah dengan mendapatkan produksi makanan yang cukup dari dalam negeri. Jika sebuah negara dapat memberi makanan bagi rakyatnya, tentu hal ini akan menambah daya tawar secara internasional sebagai sebuah negara yang independen. Berbagai sumber statistik menunjukkan bahwa Dunia Islam mendapat tempat yang baik ketika kembalinya Negara Khilafah Islam pada masa datang. Sesungguhnya Negara Khilafah Islam tidak membutuhkan bantuan dari negara manapun karena negara itu mampu menghasilkan cukup makanan biji-bijian seperti beras, gandum, kentang dan sereal untuk memberi makan penduduknya.
Dalam hal beras, menurut Institute Penelitian Beras Internasional (International Rice Research Institute), negara-negara Islam saat ini memproduksi sekitar 21,06% dari produksi beras global tahun 2008. Indonesia dan Bangladesh adalah produser beras ke-3 dan ke-4 terbesar di dunia. Apalagi menurut FAO Indonesia dan Bangladesh mengalami pertumbuhan produksi beras yang cepat pada tahun 2005 dan 2006, masing-masing lebih dari 8,6% dan 6,9%; sementara Pakistan diharapkan mampu memimpin pada ekspor beras pada tahun 2010. Sebuah laporan yang berjudul, “Monitor Pasar Beras” yang diterbitkan oleh FAO, sebuah badan PBB, memperkirakan bahwa ekspor beras dari Pakistan akan naik sebesar 3,8 juta ton pada tahun ini (2009), dibandingkan dengan hanya 2,8 juta ton pada tahun 2008.
Dalam hal gandum, negara Khilafah Islam yang diwakili oleh negeri-negeri Islam saat ini juga memproduksi gandum yang cukup besar. Menurut ‘Laporan Pasar Besar’ pada tahun 2010 negeri-negeri Islam telah memproduksi sekitar 102,3 juta metrik ton gandum yang mewakili sekitar 16,85% produksi gandum. Pakistan menempati posisi ke-7, Turki posisi ke-8, Kazakhstan posisi ke-10 dan Iran pada posisi ke-11 sebagai produser gandum terbesar di dunia. Apalagi Kazakhstan merupakan eksportir gandum terbesar dunia ke-5 dan Turki ke-8.
Dalam hal sereal, yang merupakan salah satu makanan Barat, Negara Khilafah Islam yang diwakili oleh negeri-negeri Islam memproduksi sekitar 30% keseluruhan produksi sereal dunia. UAE merupakan produsen sereal no. 1 di dunia, sementara Yordania dan Kuwait masing-masing menempati posisi ke-4 dan ke-5.
Apalagi Indonesia adalah produsen kacang hijau ke-2 terbesar dunia, sementara Turki menempati posisi ke-3. Menurut statistik FAO tahun 2009, produksi gabungan dari kacang hijau Indonesia, Turki, Mesir dan Maroko adalah sebesar 25,82% produksi dunia.
2. Sumberdaya Migas.
Sumber daya energi minyak, gas dan mineral lain menunjukkan bahwa, masa depan Negara Khilafah melebihi apa yang dimiliki negara-negara lain di dunia. Dunia Islam memegang monopoli cadangan minyak dunia, yakni sekitar 72% dari cadangan minyak dunia. Fakta menunjukkan bahwa minyak adalah sumber energi yang paling penting untuk mencapai bukan hanya pertumbuhan ekonomi namun juga untuk menjadi ekonomi terbesar dunia. Dunia Islam menghasilkan hampir 50% dari produksi minyak harian dunia. Saudi Arabia adalah produsen terbesar dengan 13,39%, sementara Rusia memproduksi 11,75%, Amerika memproduksi 9,16%, dan Iran memproduksi 5,16%.
Dunia telah membuktikan bahwa cadangan gas adalah sebesar 175,36 triliun cum. Dari jumlah itu Dunia Islam memiliki 107,75 triliun cum yakni 61,45%. Meskipun Rusia saat ini ada di posisi pertama dalam hal cadangan gas dengan 47,57 trilliun cum atau 27,13%, hal ini karena Dunia Islam masih terpecah berdasarkan nasionalisme di bawah kendali kolonialis karena tidak adanya Negara Khilafah Islam. Negara Adidaya Amerika Serikat saat ini hanya memiliki 5,978 triliun cum atau 3,4%, sedangkan Cina hanya sedikit di atas 1% dan Inggris hanya 0,2%.
Saat ini negeri-negeri Muslim, yakni Iran merupakan ke-2 terbesar (15,31%), Qatar adalah ke-3 terbesar (14,61%), Arab Saudi ke-4 terbesar (4,8%), dan Uni Emirat Arab ke-5 yakni 3,46% dengan cadangan yang telah terbukti. Dari 15 negara teratas dengan cadangan gas yang terbukti, 12 negara merupakan bagian alami dari Negara Khilafah Islam masa depan. Apalagi saat sekarang, sejumlah besar cadangan gas telah ditemukan di Afganistan. Sejalan dengan sumber-sumber daya alam lainnya, gas diperkirakan memiliki nilai pasar lebih tinggi daripada GDP dari 300 tahun negara Adidaya Inggris!
3. Cadangan Batubara.
Sumber energi alam lain yang penting di dunia adalah batubara. Pada hari ini batubara menyediakan 26,5% dari kebutuhan energi primer global dan menghasilkan 41,5% listrik dunia. Menurut World Coal Institute pada tingkat saat ini produksi cadangan batubara yang terbukti dapat dipakai untuk lebih dari 119 tahun penggunaan.
Meskipun tidak ada konfirmasi resmi mengenai cadangan batubara yang terbukti di masing-masing negara, dengan melakukan pengecekan silang dari berbagai sumber, jelas bahwa Dunia Islam memiliki jumlah cadangan batubara besar. Pada kenyataannya memang benar Dunia Islam tidak menjadi posisi pertama dalam hal cadangan batu bara yang terbukti. Namun faktanya, Dunia Islam tidak memiliki kekurangan batubara.
Indonesia merupakan salah satu produsen batubara top 10 di dunia. Dari tahun 2003 sampai hari ini Indonesia adalah pengekspor batubara ke-2 terbesar dunia setelah Australia. Indonesia mengekspor sekitar 21% perdagangan batubara global. Kazakhstan memiliki cadangan batubara ke-8 terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia, Turki, Pakistan dan Bangladesh adalah di antara 20 negara dengan cadangan batubara terbukti menurut statistik dari BP Statistik Review Energi Dunia pada bulan Juni 2009. Pakistan memiliki lapangan batubara Thar di Provinsi Sind. Ini adalah lapangan batubara terbesar di dunia.
4. Cadangan Uranium.
Di dunia sekarang ini, sumber energi yang paling penting adalah uranium. Uranium digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir untuk menghasilkan listrik serta memproduksi senjata nuklir sebagai penggetar setiap ancaman asing. Bahkan energi nuklir akan menjadi salah satu pasokan energi yang tumbuh pada tahun-tahun yang akan dating (Alistair J Stephens, 2005). Pembangkit listrik nuklir adalah bentuk yang paling efisien dari pembangkit listrik. Sekitar 15% dari pembangkit listrik di dunia berasal dari 440 pembangkit tenaga nuklir yang memproduksi listrik 365.560 MWe. Sebanyak 25 pembangkit nuklir lain sedang dibangun dan akan menghasilkan tambahan tenaga listrik sebesar 20.776 MWe.
Pembangkit itu menyediakan 10.000 kali lebih energi perkilogram bahan bakar yang dihasilkan dari bahan bakar fosil tradisional. Ini merupakan penggunaan yang super efesien sumberdaya alam. Oleh karena itu, jika kita melihat sumber bahan bakar energi utama, kita melihat masa depan Negara Khilafah Islam akan memegang posisi kedua atau pertama. Tidak ada negara, konfederasi, dll yang bahkan mendekati tingkat energi sumber daya yang dimiliki Dunia Islam. Memang, itu adalah aset strategis yang telah membentuk keseimbangan kekuasaan, geopolitik dan ketertiban global dan internasional selama berabad-abad dan akan terus memainkan peran penting juga dalam berabad-abad mendatang.
5. Bijih Besi.
Bijih besi, yang merupakan komponen penting lain dari produksi industri skala besar, juga tersedia di beberapa bagian Dunia Islam. Survei menunjukkan bahwa Iran adalah produsen bijih besi ke-9 terbesar di dunia dengan perkiraan produksi 35 juta metrik ton. Kazakhstan dan Mauritania adalah produsen bijih besi ke-13 dan ke-14 di dunia di tahun 2008. Terlepas dari sumberdaya alam itu, Dunia Islam memiliki cadangan emas yang besar. Indonesia merupakan produsen emas ke-7 terbesar, Uzbekistan ke-9 terbesar, dan Tanzania ke-16 terbesar dunia. Kazakhstan, Kyrgyzstan, Arab Saudi dan Pakistan juga memiliki jumlah produksi emas yang cukup besar.
6. Angkatan Kerja dan Pasar Domestik.
Dua faktor penting lain bagi ekonomi untuk tumbuh adalah sumberdaya manusia dan pasar domestik yang cukup besar. Melihat kondisi ini, Dunia Islam memiliki angkatan kerja terbesar pada kategori usia 15-50 tahun. Untuk mendorong ekspansi ekonomi, mendapatkan produksi berbiaya rendah dan mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar, salah satu faktor paling penting adalah adanya tenaga kerja produksi yang melimpah di Dunia Islam. Pada hari ini, masyarakat Eropa cemas karena sebagian besar negara anggota Uni Eropa akan melihat penurunan populasi mereka akibat laju pertumbuhan populasi yang negatif. Mereka juga akan memiliki masalah penuaan penduduk seperti di Jepang. Ide kompetensi biaya produksi telah menyoroti pentingnya outsourcing buruh yang murah oleh negara dengan ekonomi terbesar dunia. Ini jelas menyoroti peran tenaga kerja dalam pembangunan ekonomi.
Selain itu, masuknya imigrasi di Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Eropa juga menyoroti bagaimana putus-asanya negara-negara tersebut untuk menjaga agar tenaga kerja cukup besar bagi kebutuhan produksi industri.
Saat kembalinya Khilafah, negara akan memiliki 17,23% angkatan kerja global dunia, sementara Cina dan India masing-masing hanya 2,57% dan 1,667%. Pada tahap ini Indonesia, Bangladesh dan Pakistan yang merupakan tempat yang mungkin bagi kembalinya Negara Khilafah Islam akan memiliki tenaga kerja masing-masing dalam urutan ke-4, ke-8 dan ke-11 pada statistik tenaga kerja global.
Selain itu, Negara Khilafah Islam akan terdiri dari 23% populasi global yang menjadi konsumen global, yang merupakan faktor utama untuk mendorong pertumbuhan bisnis dalam mencapai industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi secara internal
Campos (1994) juga telah menunjukkan suatu hubungan positif antara demokrasi dan pembangunan. Michael T. Rock (2009), dengan memakai data di Asia, menolak bahwa demokrasi memperlambat pertumbuhan dan menunjukkan bahwa demokrasi menyebabkan pertumbuhan dan investasi.
Namun, ada tulisan ilmiah yang mengkritik validitas dari kesimpulan seperti itu. Contohnya, Christian Bjørnskov (2010), yang mengungkapkan data mengenai perbedaan pendapatan yang diperoleh dari Database Ketidakmerataan Pendapatan Dunia pada 88 negara berkembang. Karena itu, dia menyimpulkan bahwa teori ini sengaja dijajakan dan diterapkan oleh para elit politik dan akademisi dari negara-negara itu. Sebagai tambahan, penemuan Sirowy dan Inkeles (1991) mendukung suatu hubungan negatif antara demokrasi dan pembangunan.
Sebagai contoh, Pakistan. Di bawah kepemimpinan diktator Jendral Pervez Musharaf, Pakistan berada di ambang kebangkrutan. Lalu di bawah pemerintahan demokratis Asif Ali Zardari Pakistan secara teknis menjadi sebuah negara yang telah bangkrut. Negara itu telah gagal selama 60 tahun terakhir di bawah sistem demokrasi-sekular. Contoh lain, Bangladesh. Selama 20 tahun terakhir, Bangladesh mempraktikkan demokrasi. Sebenarnya, Bangladesh mulai dengan tingkat kemiskinan 48% pada tahun 1990, namun sekarang sekitar 51% hidup di bawah kemiskinan! Padahal negara itu dianggap sebagai salah satu model demokrasi terbaik di Dunia Islam. Kebalikannya, Kuwait, Saudi Arabia, Emirat Arab, Qatar, Brunei dll diperintah oleh kerajaan. Negara mana yang lebih berkembang secara ekonomi? Tentu saja bukan Bangladesh!
Dengan melihat perkembangan pada tahun 2010, ekonomi di negara-negara Barat sendiri—seperti Amerika, Jerman, Perancis, Yunani, Italia, Spanyol, Portugal, Irlandia, dll—runtuh. Ini menunjukkan bahwa negara-negara demokrasi sekular itu gagal membuat rakyatnya stabil secara ekonomi selama beberapa masa. Karena Kapitalisme dan penerapan pasar bebas pulalah mayoritas penduduk dunia (3 miliar orang) hidup dengan kurang dari 2 dolar sehari; dua pertiga dunia berhutang sebesar $1,2 triliun, 1,3 miliar orang lainnya hidup dengan kurang dari 1 dolar sehari; 1,3 miliar orang tidak punya akses terhadap air bersih; 3 miliar orang tidak punya akses sanitasi; dan 2 miliar orang tidak punya akses listrik.
Di sisi lain, Islam selama lebih dari 1300 tahun menerapkan sistem ekonomi Islam tanpa mengalami resesi sepanjang sejarahnya. Karena itu, keterbelakangan ekonomi di Dunia Islam bukan karena mereka tidak mengadopsi sistem demokrasi sekular dan pasar bebas. Yang terjadi adalah kebalikannya, yakni karena sistem itu diterapkan di Dunia Islam.
Kekuatan Ekonomi Dunia Islam
1. Swasembada Pangan.
Salah satu faktor utama untuk mencapai swasembada bagi negara manapun adalah dengan mendapatkan produksi makanan yang cukup dari dalam negeri. Jika sebuah negara dapat memberi makanan bagi rakyatnya, tentu hal ini akan menambah daya tawar secara internasional sebagai sebuah negara yang independen. Berbagai sumber statistik menunjukkan bahwa Dunia Islam mendapat tempat yang baik ketika kembalinya Negara Khilafah Islam pada masa datang. Sesungguhnya Negara Khilafah Islam tidak membutuhkan bantuan dari negara manapun karena negara itu mampu menghasilkan cukup makanan biji-bijian seperti beras, gandum, kentang dan sereal untuk memberi makan penduduknya.
Dalam hal beras, menurut Institute Penelitian Beras Internasional (International Rice Research Institute), negara-negara Islam saat ini memproduksi sekitar 21,06% dari produksi beras global tahun 2008. Indonesia dan Bangladesh adalah produser beras ke-3 dan ke-4 terbesar di dunia. Apalagi menurut FAO Indonesia dan Bangladesh mengalami pertumbuhan produksi beras yang cepat pada tahun 2005 dan 2006, masing-masing lebih dari 8,6% dan 6,9%; sementara Pakistan diharapkan mampu memimpin pada ekspor beras pada tahun 2010. Sebuah laporan yang berjudul, “Monitor Pasar Beras” yang diterbitkan oleh FAO, sebuah badan PBB, memperkirakan bahwa ekspor beras dari Pakistan akan naik sebesar 3,8 juta ton pada tahun ini (2009), dibandingkan dengan hanya 2,8 juta ton pada tahun 2008.
Dalam hal gandum, negara Khilafah Islam yang diwakili oleh negeri-negeri Islam saat ini juga memproduksi gandum yang cukup besar. Menurut ‘Laporan Pasar Besar’ pada tahun 2010 negeri-negeri Islam telah memproduksi sekitar 102,3 juta metrik ton gandum yang mewakili sekitar 16,85% produksi gandum. Pakistan menempati posisi ke-7, Turki posisi ke-8, Kazakhstan posisi ke-10 dan Iran pada posisi ke-11 sebagai produser gandum terbesar di dunia. Apalagi Kazakhstan merupakan eksportir gandum terbesar dunia ke-5 dan Turki ke-8.
Dalam hal sereal, yang merupakan salah satu makanan Barat, Negara Khilafah Islam yang diwakili oleh negeri-negeri Islam memproduksi sekitar 30% keseluruhan produksi sereal dunia. UAE merupakan produsen sereal no. 1 di dunia, sementara Yordania dan Kuwait masing-masing menempati posisi ke-4 dan ke-5.
Apalagi Indonesia adalah produsen kacang hijau ke-2 terbesar dunia, sementara Turki menempati posisi ke-3. Menurut statistik FAO tahun 2009, produksi gabungan dari kacang hijau Indonesia, Turki, Mesir dan Maroko adalah sebesar 25,82% produksi dunia.
2. Sumberdaya Migas.
Sumber daya energi minyak, gas dan mineral lain menunjukkan bahwa, masa depan Negara Khilafah melebihi apa yang dimiliki negara-negara lain di dunia. Dunia Islam memegang monopoli cadangan minyak dunia, yakni sekitar 72% dari cadangan minyak dunia. Fakta menunjukkan bahwa minyak adalah sumber energi yang paling penting untuk mencapai bukan hanya pertumbuhan ekonomi namun juga untuk menjadi ekonomi terbesar dunia. Dunia Islam menghasilkan hampir 50% dari produksi minyak harian dunia. Saudi Arabia adalah produsen terbesar dengan 13,39%, sementara Rusia memproduksi 11,75%, Amerika memproduksi 9,16%, dan Iran memproduksi 5,16%.
Dunia telah membuktikan bahwa cadangan gas adalah sebesar 175,36 triliun cum. Dari jumlah itu Dunia Islam memiliki 107,75 triliun cum yakni 61,45%. Meskipun Rusia saat ini ada di posisi pertama dalam hal cadangan gas dengan 47,57 trilliun cum atau 27,13%, hal ini karena Dunia Islam masih terpecah berdasarkan nasionalisme di bawah kendali kolonialis karena tidak adanya Negara Khilafah Islam. Negara Adidaya Amerika Serikat saat ini hanya memiliki 5,978 triliun cum atau 3,4%, sedangkan Cina hanya sedikit di atas 1% dan Inggris hanya 0,2%.
Saat ini negeri-negeri Muslim, yakni Iran merupakan ke-2 terbesar (15,31%), Qatar adalah ke-3 terbesar (14,61%), Arab Saudi ke-4 terbesar (4,8%), dan Uni Emirat Arab ke-5 yakni 3,46% dengan cadangan yang telah terbukti. Dari 15 negara teratas dengan cadangan gas yang terbukti, 12 negara merupakan bagian alami dari Negara Khilafah Islam masa depan. Apalagi saat sekarang, sejumlah besar cadangan gas telah ditemukan di Afganistan. Sejalan dengan sumber-sumber daya alam lainnya, gas diperkirakan memiliki nilai pasar lebih tinggi daripada GDP dari 300 tahun negara Adidaya Inggris!
3. Cadangan Batubara.
Sumber energi alam lain yang penting di dunia adalah batubara. Pada hari ini batubara menyediakan 26,5% dari kebutuhan energi primer global dan menghasilkan 41,5% listrik dunia. Menurut World Coal Institute pada tingkat saat ini produksi cadangan batubara yang terbukti dapat dipakai untuk lebih dari 119 tahun penggunaan.
Meskipun tidak ada konfirmasi resmi mengenai cadangan batubara yang terbukti di masing-masing negara, dengan melakukan pengecekan silang dari berbagai sumber, jelas bahwa Dunia Islam memiliki jumlah cadangan batubara besar. Pada kenyataannya memang benar Dunia Islam tidak menjadi posisi pertama dalam hal cadangan batu bara yang terbukti. Namun faktanya, Dunia Islam tidak memiliki kekurangan batubara.
Indonesia merupakan salah satu produsen batubara top 10 di dunia. Dari tahun 2003 sampai hari ini Indonesia adalah pengekspor batubara ke-2 terbesar dunia setelah Australia. Indonesia mengekspor sekitar 21% perdagangan batubara global. Kazakhstan memiliki cadangan batubara ke-8 terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia, Turki, Pakistan dan Bangladesh adalah di antara 20 negara dengan cadangan batubara terbukti menurut statistik dari BP Statistik Review Energi Dunia pada bulan Juni 2009. Pakistan memiliki lapangan batubara Thar di Provinsi Sind. Ini adalah lapangan batubara terbesar di dunia.
4. Cadangan Uranium.
Di dunia sekarang ini, sumber energi yang paling penting adalah uranium. Uranium digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir untuk menghasilkan listrik serta memproduksi senjata nuklir sebagai penggetar setiap ancaman asing. Bahkan energi nuklir akan menjadi salah satu pasokan energi yang tumbuh pada tahun-tahun yang akan dating (Alistair J Stephens, 2005). Pembangkit listrik nuklir adalah bentuk yang paling efisien dari pembangkit listrik. Sekitar 15% dari pembangkit listrik di dunia berasal dari 440 pembangkit tenaga nuklir yang memproduksi listrik 365.560 MWe. Sebanyak 25 pembangkit nuklir lain sedang dibangun dan akan menghasilkan tambahan tenaga listrik sebesar 20.776 MWe.
Pembangkit itu menyediakan 10.000 kali lebih energi perkilogram bahan bakar yang dihasilkan dari bahan bakar fosil tradisional. Ini merupakan penggunaan yang super efesien sumberdaya alam. Oleh karena itu, jika kita melihat sumber bahan bakar energi utama, kita melihat masa depan Negara Khilafah Islam akan memegang posisi kedua atau pertama. Tidak ada negara, konfederasi, dll yang bahkan mendekati tingkat energi sumber daya yang dimiliki Dunia Islam. Memang, itu adalah aset strategis yang telah membentuk keseimbangan kekuasaan, geopolitik dan ketertiban global dan internasional selama berabad-abad dan akan terus memainkan peran penting juga dalam berabad-abad mendatang.
5. Bijih Besi.
Bijih besi, yang merupakan komponen penting lain dari produksi industri skala besar, juga tersedia di beberapa bagian Dunia Islam. Survei menunjukkan bahwa Iran adalah produsen bijih besi ke-9 terbesar di dunia dengan perkiraan produksi 35 juta metrik ton. Kazakhstan dan Mauritania adalah produsen bijih besi ke-13 dan ke-14 di dunia di tahun 2008. Terlepas dari sumberdaya alam itu, Dunia Islam memiliki cadangan emas yang besar. Indonesia merupakan produsen emas ke-7 terbesar, Uzbekistan ke-9 terbesar, dan Tanzania ke-16 terbesar dunia. Kazakhstan, Kyrgyzstan, Arab Saudi dan Pakistan juga memiliki jumlah produksi emas yang cukup besar.
6. Angkatan Kerja dan Pasar Domestik.
Dua faktor penting lain bagi ekonomi untuk tumbuh adalah sumberdaya manusia dan pasar domestik yang cukup besar. Melihat kondisi ini, Dunia Islam memiliki angkatan kerja terbesar pada kategori usia 15-50 tahun. Untuk mendorong ekspansi ekonomi, mendapatkan produksi berbiaya rendah dan mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar, salah satu faktor paling penting adalah adanya tenaga kerja produksi yang melimpah di Dunia Islam. Pada hari ini, masyarakat Eropa cemas karena sebagian besar negara anggota Uni Eropa akan melihat penurunan populasi mereka akibat laju pertumbuhan populasi yang negatif. Mereka juga akan memiliki masalah penuaan penduduk seperti di Jepang. Ide kompetensi biaya produksi telah menyoroti pentingnya outsourcing buruh yang murah oleh negara dengan ekonomi terbesar dunia. Ini jelas menyoroti peran tenaga kerja dalam pembangunan ekonomi.
Selain itu, masuknya imigrasi di Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Eropa juga menyoroti bagaimana putus-asanya negara-negara tersebut untuk menjaga agar tenaga kerja cukup besar bagi kebutuhan produksi industri.
Saat kembalinya Khilafah, negara akan memiliki 17,23% angkatan kerja global dunia, sementara Cina dan India masing-masing hanya 2,57% dan 1,667%. Pada tahap ini Indonesia, Bangladesh dan Pakistan yang merupakan tempat yang mungkin bagi kembalinya Negara Khilafah Islam akan memiliki tenaga kerja masing-masing dalam urutan ke-4, ke-8 dan ke-11 pada statistik tenaga kerja global.
Selain itu, Negara Khilafah Islam akan terdiri dari 23% populasi global yang menjadi konsumen global, yang merupakan faktor utama untuk mendorong pertumbuhan bisnis dalam mencapai industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi secara internal
Langganan:
Postingan (Atom)